Kalah ”Ticket War” Kereta Api, Pejuang Mudik Diselamatkan Program Mudik Gratis
Segala cara akan ditempuh pejuang mudik demi berjumpa kembali dengan orangtua dan sanak keluarga di kampung halaman.
Kurang tiga pekan jelang hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, sebagian besar masyarakat Palembang, Sumatera Selatan, mulai bersiap mudik. Namun, tak sedikit warga kalah saat menjalani ticket war alias bersaing membeli tiket secara daring, terutama untuk kereta api. Untungnya, nasib para pejuang mudik itu diselamatkan oleh program mudik gratis yang disediakan pemerintah.
Rahmad Ramadhan Lubis (31) duduk di balik bayangan tiang-tiang bangunan Stasiun Kereta Api Kertapati, Palembang, guna menghindari sengatan matahari, Jumat (22/3/2024) pagi. Wajahnya mulai gelisah.
Seharusnya, sesuai jadwal yang ada, mulai pukul 09.00 hari itu, mobil keliling untuk mendaftar program Gerakan Mudik Gratis Serentak Se-Sumsel (GMGSS) dengan kereta api sudah tiba di stasiun tersebut. Namun, hingga pukul 09.15, mobil itu belum kunjung tiba.
Rahmad pun khawatir program itu sudah berakhir atau kuota tiket yang tersedia sudah habis. Kendati demikian, dia belum mau beranjak. Harapannya untuk bisa mudik gratis terlalu besar sehingga bisa meredam rasa putus asa dan jenuh karena telah menunggu sejak kurang lebih pukul 08.00.
”Sebenarnya, saya mau mudik menggunakan kereta reguler Palembang-Lampung kelas ekonomi seharga Rp 32.000 per orang antara tanggal 1 dan 9 April, tetapi saya kalah cepat membeli tiketnya yang habis sejak awal Maret. Kalau naik travel, biayanya besar sekali, bisa Rp 500.000 per orang. Kalau naik kendaraan pribadi, saya hanya punya sepeda motor dan terlalu berisiko untuk digunakan mudik,” tutur Rahmad yang akan mudik ke Kotabumi, Lampung Utara.
Penantian Rahmad tidak sia-sia. Sekira pukul 09.30, mobil yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Sontak, wajahnya kembali cerah saat melihat mobil perbankan milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Sumsel dan Bangka-Belitung dengan warna biru-putih itu. Dia pun segera mengantre untuk mendaftar program mudik gratis.
Setiba gilirannya, Rahmad langsung menyerahkan sejumlah berkas yang telah disiapkan dan mengisi sejumlah formulir dengan khusyuk. Bahkan, panggilan telepon yang masuk berulang kali diabaikannya untuk fokus menyelesaikan pendaftaran tersebut.
Baca juga: Deg-degan Berburu Tiket Mudik Gratis Lebaran
”Saya ke sini di sela waktu kerja. Tadi, atasan di tempat saya bekerja menghubungi, tetapi saya abaikan sebentar karena buru-buru menyelesaikan pendaftaran. Kalau tidak datang sekarang, saya takutnya kehabisan tiket gratis ini,” kata Rahmad yang baru mengetahui info tentang program mudik gratis itu dari media sosial pada Kamis (21/3/2024).
Tahun ini, mudik ke Kotabumi menjadi prioritas Rahmad karena sudah dua tahun tidak mudik ke kampung istrinya tersebut. Lagi pula, akan ada hajatan pernikahan adik istrinya di sana. Bahkan, istri dan tiga anaknya sudah lebih dahulu berangkat menggunakan kereta api kelas ekonomi beberapa hari lalu. ”Makanya, saya pusing kalau tidak bisa menyusul,” ucapnya.
Sekalipun ke kampung istri, mudik itu tetap terasa sakral untuk Rahmad. Apalagi, sejak ayahnya yang berasal dari Medan, Sumatera Utara, wafat beberapa tahun lalu, dia sudah tidak lagi menjalani ritual mudik ke Medan. Kini, Palembang yang menjadi tempat Rahmad dilahirkan dan dibesarkan menjadi satu-satunya kampung halamannya.
”Hanya dengan ke kampung istri, saya masih bisa merasakan suasana mudik. Di sana, hubungan kekerabatan antarkeluarga dan masyarakat masih sangat erat serta religius. Kalau di Palembang agak terasa sepi karena beberapa anggota keluarga saya sudah merantau ke kota lain,” ujar Rahmad.
Baca juga: Lebih dari 227.000 Tiket Mudik Gratis Disediakan dengan Kapal, Kereta Api, dan Bus
Kalah berburu tiket kereta api yang dijual daring pun dialami oleh Muhammad Andrianto (32) yang ingin mudik ke Belitang, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumsel. Andrianto mengatakan, tiket kereta api reguler dari Palembang ke Martapura, OKU Timur, seharga Rp 29.000 sudah habis sejak bulan lalu untuk jadwal keberangkatan yang diinginkannya, yakni antara tanggal 1 dan 9 April.
”Kali ini, saya kalah cepat membeli walau sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari,” ujarnya.
Setiap tahun, Andrianto yang telah merantau ke Palembang sejak 2012 selalu mudik ke Belitang menggunakan kereta api. Selain biayanya terjangkau, fasilitas kereta api saat ini juga sudah jauh lebih nyaman dan aman untuk perjalanan 4-5 jam tersebut.
Untuk mencari moda transportasi lain, Andrianto agak berat hati karena tarifnya yang terus naik setiap mendekati Idul Fitri. Tiket travel, misalnya, kini, tarifnya sudah nyaris menembus Rp 200.000 per orang.
Daripada mengeluarkan uang sebesar itu, dia merasa lebih baik menyisihkan uangnya untuk berbagi tunjangan hari raya (THR) kepada keponakan di kampung halaman.
Andrianto sebenarnya memiliki sepeda motor. Akan tetapi, dia tidak berani mudik menggunakan kendaraan itu. Oleh karena itu, dirinya berjuang mengikuti program mudik gratis tersebut.
Baca juga: Animo Mudik Gratis Lokal Tinggi, Sidoarjo Hampir Kehabisan Kuota
”Saya mendaftar untuk dua orang, saya dan istri saya. Program ini sangat membantu kami untuk menjaga tradisi mudik tahun ini,” katanya.
Bagi Andrianto, mudik sudah menjadi semacam kewajiban setiap menjelang Idul Fitri. Itu adalah momen untuk mengembalikan kembali semangat merantau setelah berjumpa dan bermaaf-maafan dengan orangtua dan sanak keluarga lainnya.
”Jadi, bagaimana pun kondisinya, saya akan berusaha untuk bisa pulang kampung saat Lebaran,” ucapnya.
Nyaris ludes
Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti, Jumat, menuturkan, selama masa angkutan Idul Fitri tahun ini atau 31 Maret hingga 21 April, pihaknya mengoperasikan KA Bukit Serelo relasi Kertapati-Lubuk Linggau, Sumsel (PP); KA Ekspres Rajabasa relasi Kertapati-Tanjung Karang, Lampung (PP); dan KA komersial Sindang Marga relasi Kertapati-Lubuk Linggau (PP). Total ada 52.228 tempat duduk yang disiapkan.
Namun, tiket angkutan Idul Fitri itu sudah nyaris ludes. Tiket yang terjual mencapai 43.786 kursi atau 84 persen dari total kursi yang tersedia. Bahkan, tiket KA Bukit Serelo dan KA Ekspres Rajabasa yang menjadi primadona pemudik sudah terjual habis untuk jadwal keberangkatan tanggal 31 Maret hingga 20 April. Untuk KA komersial Sindang Marga, tiket masih tersedia untuk tanggal-tanggal tertentu.
Sementara itu, tiket KA Bukit Serelo dan KA Ekspres Rajabasa untuk keberangkatan tanggal 9 April digunakan untuk program mudik gratis. Program mudik gratis itu merupakan hasil kerja sama antara KAI Divre Palembang, Dinas Perhubungan Sumsel, dan Bank SumselBabel.
”Dalam program mudik gratis ini, tempat duduk yang tersedia di KA Bukit Serelo dan KA Ekspres Rajabasa masing-masing 530 tempat duduk. Hingga saat ini, sudah ada 206 penumpang yang mendaftar untuk KA Bukit Serelo dan 177 penumpang untuk KA Rajabasa,” tutur Aida.
Berdasarkan informasi yang diberikan KAI Divre Palembang dan Bank SumselBabel, periode pendaftaran mudik gratis itu dibuka selama 11-29 Maret. Sejumlah syarat yang berlaku antara lain calon penumpang harus menghubungi operator via Whatsapp serta mengaktifkan aplikasi Access by KAI dan Bank SumselBabel Mobile.
Untuk mengaktifkan Bank SumselBabel Mobile, penumpang harus memiliki atau membuka rekening Bank SumselBabel terlebih dahulu. Setiap nasabah Bank SumselBabel bisa mendapatkan maksimal empat tiket untuk anggota keluarga dalam satu kartu keluarga atau bisa mendapatkan maksimal dua tiket apabila calon penumpang satunya tidak masuk dalam satu kartu keluarga.
Bagaimana pun kondisinya, saya akan berusaha untuk bisa pulang kampung saat Lebaran.
Dua moda transportasi
Dari akun Instagram @dishub_sumsel, Jumat (8/3/2024), Dinas Perhubungan Sumsel menjelaskan, pemerintah bersama pihak BUMD, BUMN, dan swasta menyiapkan 18 bus dan empat rangkaian kereta api dengan kuota 2.780 penumpang untuk memfasilitasi program GMGSS tersebut.
Selain rute kereta api Palembang-Lampung dan Palembang-Lubuk Linggau, rute bus yang disediakan meliputi tujuan ke sejumlah kabupaten/kota di Sumsel dan ke luar Sumsel.
Untuk bus ke luar Sumsel, rutenya dari Palembang ke Padang Sidempuan (Sumatera Utara), ke Medan (Sumut), Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Solok (Sumbar), Lubuk Basung (Sumbar), Solo (Jawa Tengah), dan Surabaya (Jawa Timur). Bus-bus itu dijadwalkan berangkat dari Terminal Tipe A Alang-Alang Lebar, Palembang, tanggal 6 April.
Program itu diharapkan bisa mengurangi penggunaan kendaraan bermotor saat arus mudik Idul Fitri, baik mobil pribadi maupun sepeda motor. Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Arinarsa JS mengimbau masyarakat bisa memanfaatkan program itu.
”Kami mengimbau agar masyarakat Sumsel tidak melakukan perjalanan mudik jarak jauh menggunakan sepeda motor, mengingat potensi kecelakaannya sangat tinggi sehingga bisa membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain,” kata Arinarsa.
Perjuangan untuk mendapatkan tiket transportasi bukan perkara gampang saat terjadi lonjakan penumpang yang luar biasa, seperti di masa arus mudik Idul Fitri. Akan tetapi, jatuh-bangun akan dilalui oleh para pejuang mudik agar bisa kembali menatap secara langsung wajah orangtua dan sanak keluarga di kampung halaman. Pertemuan yang dirindukan itu tidak ternilai harganya.