Mudik Lokal Gratis, Strategi Jawa Timur Kendalikan Pemudik Bermotor
Ada 31,3 juta pemudik berasal dari Jawa Timur. Jatim perlu menyiapkan transportasi memadai agar mudik aman dan nyaman.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
Mudik menggunakan sepeda motor masih menjadi pilihan banyak orang meskipun rentan terhadap kecelakaan lalu lintas yang mengancam keselamatan pengendara. Salah satu upaya mengurangi pemudik bermotor adalah menawarkan mudik lokal gratis yang menjangkau hingga kampung halaman.
Hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran 2024 yang diselenggarakan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menunjukkan, 39,32 juta orang atau 20,30 persen pemudik memilih moda kereta api antarkota dan 37,61 juta orang atau 19,37 persen memilih bus.
Pemudik yang menggunakan mobil pribadi sebanyak 35,42 juta orang atau 18,29 persen dan pengguna sepeda motor 31,12 juta orang atau 16,07 persen.
Pada Lebaran 2023, moda transportasi yang paling diminati adalah mobil pribadi, yaitu digunakan oleh 27,32 juta orang atau 22,1 persen. Berikutnya, sepeda motor digunakan oleh 23,13 juta orang atau 20,3 persen, bus oleh 22,77 juta orang atau 18,4 persen, serta kereta antarkota digunakan oleh 14,47 juta orang atau 11,69 persen.
Secara persentase, jumlah pemudik yang memilih mobil pribadi dan sepeda motor menurun, tetapi secara angka jumlahnya meningkat. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah mengingat risiko kecelakaan pada pengguna sepeda motor sangat tinggi.
Masih berdasarkan hasil survei, jumlah pemudik terbanyak berasal dari Jawa Timur, yakni 31,3 juta orang atau 16,17 persen. Artinya, Jatim perlu menyiapkan transportasi yang memadai agar penyelenggaraan mudik tahun ini berlangsung aman, nyaman, dan minim kecelakaan.
Fenomena mudik di Jatim dari tahun ke tahun didominasi pergerakan lokal atau antarkota dalam satu provinsi. Oleh karena itulah, peminat sepeda motor cukup tinggi karena moda ini dianggap lincah, irit atau berbiaya terjangkau, dan bisa diandalkan saat berada di kampung halaman.
Hariadi (47), warga Sidoarjo yang berencana mudik ke Lumajang bersama istri dan dua anaknya yang sudah dewasa, misalnya. Pekerja pabrik ini menggunakan dua sepeda motor dengan biaya bahan bakar minyak (BBM) sekitar Rp 100.000 per kendaraan. Biaya itu lebih murah dibandingkan tiket bus yang harganya lebih dari Rp 100.000 per orang.
”Dengan berkendara sepeda motor bisa hemat biaya hingga 75 persen dibandingkan naik bus karena harga tiket pasti naik jelang Lebaran,” ujar Hariadi, Kamis (21/3/2024).
Hariadi mengatakan, untuk mencapai kampungnya yang berjarak sekitar 15 kilometer dari ibu kota Lumajang, dia harus mengeluarkan biaya ojek karena tidak ada angkutan umum perdesaan.
Agar tidak kehabisan kuota, saya daftar sejak awal.
Mudik gratis
Agus Waluyo (45), warga Sidoarjo, lebih memilih berburu mudik gratis untuk menekan biaya perjalanan menuju kampungnya di Madiun. Sejak memiliki dua anak, karyawan swasta bergaji upah minimum kabupaten itu tidak lagi menggunakan sepeda motor karena berisiko tinggi terhadap kecelakaan lalu lintas.
”Agar tidak kehabisan kuota, saya daftar sejak awal. Alhamdulillah masih dapat. Saat ini pendaftaran mudik gratis secara daring sudah ditutup karena kehabisan kuota,” kata Agusta.
Di Jatim, mudik gratis digelar oleh pemerintah provinsi, pemda kabupaten dan kota, badan usaha milik negara (BUMN), serta perusahaan swasta. Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono mengatakan, pendaftaran mudik gratis Pemerintah Provinsi Jatim secara daring dibuka pada 13-20 Maret 2024.
Selanjutnya, verifikasi pendaftaran mudik secara daring dilakukan pada 21-23 Maret 2024 di kantor dishub. Adapun pendaftaran secara langsung dibuka mulai 24 Maret 2024 hingga tiket habis mulai pukul 08.00 hingga 15.00 waktu setempat.
”Untuk kuota pendaftar secara online 1.320 kursi. Namun, kami mohon maaf karena saat ini kuota pendaftaran secara online sudah penuh. Masyarakat tidak perlu khawatir karena masih ada kuota pendaftaran offline 2.280 kursi,” ujar Nyono.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga menyediakan mudik gratis Lebaran 2024. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, program rutin tahunan itu untuk membantu ekonomi masyarakat sekaligus mengurangi pemudik bermotor, terutama yang membawa anak-anak.
Ada banyak rute mudik yang disediakan, yaitu Jombang, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Magetan, Malang, Kediri, dan Tulungagung. Selain itu, ada pula rute Trenggalek, Blitar, Lumajang, Jember, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.
”Prinsipnya, pemerintah daerah ingin masyarakat mudik ke kampung halaman dengan aman, nyaman, dan selamat. Keselamatan itu penting agar masyarakat bisa merayakan Lebaran dengan sukacita,” kata Muhdlor.
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, mudik gratis merupakan salah satu upaya mengurangi pemudik menggunakan sepeda motor. Dengan memberikan fasilitas mudik gratis, diharapkan pemudik bermotor mau beralih menggunakan bus.
Menurut dia, penyelenggaraan mudik gratis pertama kali dilaksanakan tahun 1991 oleh perusahaan jamu PT Sido Muncul. Perusahaan ini melaksanakan program mudik gratis untuk melayani para penjual jamu yang selama ini turut membantu dan membesarkan perusahaan jamu PT Sido Muncul. Daerah tujuan mudik adalah Wonogiri dan sekitarnya.
”Sekarang semakin banyak BUMN, swasta, juga pemerintah daerah yang menggelar mudik gratis. Baik menjemput warga di Jabodetabek maupun di daerah masing-masing,” ucap Djoko.