Brigadir Dua Arnaldobert dan Birgadir Dua Sandi Defrit gugur diserang kelompok kriminal bersenjata di Paniai, Rabu pagi.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kekerasan bersenjata menyerang Pos Polisi 99 Ndeotadi di Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Rabu (20/3/2024). Brigadir Dua Arnaldobert dan Birgadir Dua Sandi Defrit gugur dalam kejadian tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo menyampaikan, keduanya merupakan personel Polres Paniai. Saat itu, keduanya melakukan pengamanan di landasan helikopter pada Rabu pagi.
”Selain dua anggota kami yang gugur, dua pucuk senjata api AK-47 juga dilaporkan hilang,” ujar Benny dalam keterangannya di Jayapura, Papua, Rabu.
Kepala Polres Paniai Ajun Komisaris Besar Abdus Syukur Felani menyinyalir KKB Aibon Kogoya melakukan penyerangan tersebut. Saat ini, kepolisian memburu para pelaku.
”Kami akan mengejar pelaku atau kelompok yang melakukan aksi ini. Mereka akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami juga tengah meningkatkan pengamanan di seluruh titik di Kabupaten Paniai guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Catatan Kompas, penyerangan di tempat yang sama juga pernah terjadi pada Mei 2020. Saat itu, KKB dilaporkan kelompok pimpinan Ton Tabuni menyerang serta merampas tiga senjata miliki polisi.
Satu anggota polisi, Brigadir Satu Kristian Paliling, menjadi korban penyerangan dengan luka bacok di punggung dan perut. Saat penyerangan pada Jumat malam itu, Kristian sedang sendirian di pos. Adapun tiga rekannya melaksanakan pengamanan rapat di salah satu rumah warga. (Kompas.id, 16/5/2020).
Selain dua anggota kami yang gugur, dua pucuk senjata api AK-47 juga dilaporkan hilang.
Sementara itu, teror penembakan di Paniai juga terjadi pada awal Februari 2024. Saat itu ada penembakan pesawat Smart Air di Lapangan Terbang Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa (6/2/2024). Peristiwa tersebut melukai aparat yang sedang berjaga, yakni Ajun Inspektur Satu Manurung di bagian perut, serta Benyamin Banua, warga setempat, di bagian paha.