Banjir Demak, Perbaikan Tanggul yang Jebol Terus Dikebut, Ribuan Warga Masih Mengungsi
Pengeringan genangan air membutuhkan waktu. Fokus penanganan pada perbaikan tanggul yang jebol.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Banjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Demak dan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga Rabu (20/3/2024). Penanganan banjir difokuskan untuk memperbaiki tanggul-tanggul yang jebol. Pengeringan genangan air baru bisa dilakukan jika semua tanggul yang rusak selesai diperbaiki.
Banjir melanda sebagian wilayah Demak sejak Sabtu (16/3/2024). Hingga Rabu (20/3/2024), total ada 11 kecamatan dari total 14 kecamatan di Demak yang terendam banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Demak mendata, warga terdampak bencana jumlahnya mencapai 103.501 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 24.991 orang terpaksa mengungsi.
Titik genangan air yang cukup dalam masih berada di wilayah Desa Karanganyar dan Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar. Sebagian rumah yang terendam tinggal terlihat atapnya. Ketinggian air sekitar 2 meter. Penyebab banjir pada kawasan itu adalah jebolnya tanggul Sungai Wulan di Desa Ketanjung.
Akses kendaraan masih terputus untuk Jalur Pantura yang menghubungkan antara Demak dan Kudus sejak Minggu (17/3/2024). Arus lalu lintas pun dialihkan ke arah Jalan Raya Welahan, Jepara. Kemacetan parah masih terjadi hingga Rabu siang. Sebab, jalan itu dilewati truk-truk besar pengangkut barang.
Genangan air juga masih tersisa di Alun-alun Demak, Kecamatan Demak, Rabu itu. Tinggi genangan airnya sekitar 80 sentimeter. Toko-toko yang ada di sekitar jalan itu terlihat tidak beroperasi. Sebagian kantor pemerintahan juga tampak terendam banjir, tak terkecuali Kantor Bupati Demak.
Penanganan banjir saat ini terfokus pada perbaikan tanggul-tanggul yang jebol. Jika perbaikan sudah rampung, genangan air bisa segera dipompa agar surut.
”Target utama itu penutupan tanggul yang bocor. Setelah selesai, baru dipacu pompanisasi (pemompaan genangan air). Kalau dipompa sekarang, airnya tidak bisa keluar,” kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah (BPBD Jateng) Chomsul saat ditemui di Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jateng, Rabu siang.
Chomsul meyakini perbaikan tanggul yang bocor itu bisa berlangsung lebih cepat. Itu dikarenakan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana tidak lagi mengerjakannya sendirian. Ada bantuan tenaga tambahan dari TNI AD.
Setelah semua tanggul selesai, ujar Chomsul, tahapan selanjutnya adalah memompa air supaya keluar dari permukiman. Namun, sebaran lokasi pemasangan pompa belum ditentukannya. Ia mesti memastikan lagi kondisi genangan terkini pada daerah tersebut.
Yang terendam air kami berlakukan WFH (bekerja dari rumah). Tetapi, pelayanan bagi masyarakat tetap diberikan. Untuk kantor yang tidak terendam banjir, tetap melayani seperti biasanya.
Sebanyak 30 pompa air sudah disiapkan. Pompa-pompa itu berasal dari BPBD Jateng dan BBWS Pemali Juana.
”Pemompaan nanti arahnya ke sungai-sungai utama, seperti Sungai Jeratun dan Sungai Wulan. Yang jelas, sungai-sungai itu yang nantinya mengarah ke muara,” kata Chomsul.
Bupati Demak Eisti’anah menyatakan, banjir pada kawasan pusat kota terjadi akibat jebolnya tanggul di Desa Bugel, Kecamatan Godong, Grobogan, yang menaikkan debit air pada Sungai Jajar. Air sungai itu lantas meluap ke wilayah tersebut. Pihaknya berupaya memasang sejumlah pompa air untuk menghilangkan genangan itu.
Meski kantor tertutup akibat banjir, Eisti’anah menginstruksikan jajarannya untuk tetap melayani masyarakat. Salah satunya adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Demak. Layanan bagi masyarakat diberikan secara daring.
”Yang terendam air kami berlakukan WFH (bekerja dari rumah). Tetapi, pelayanan bagi masyarakat tetap diberikan. Untuk kantor yang tidak terendam banjir, tetap melayani seperti biasanya,” kata Eisti’anah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Demak Rezki Sulistyanto mengaku terus berupaya agar kebutuhan para pengungsi bisa dipenuhi. Apalagi sebagian warga Demak ada yang memilih untuk mengungsi di Kudus. Itu dikarenakan desa mereka berlokasi lebih dekat dengan Kudus daripada Demak.
”Alhamdulillah, sampai siang ini terkondisikan baik. Artinya para pengungsi bisa tercukupi kebutuhannya baik kebutuhan dasar pangan maupun pakaian,” kata Rezki.