Angin Kencang Landa Kota Malang, Warga Diimbau Waspada
Angin kencang melanda Kota Malang beberapa waktu ini. Masyarakat diminta waspada.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Angin kencang melanda Kota Malang, Jawa Timur, belakangan ini. Masyarakat diminta selalu mewaspadai kemungkinan dampak cuaca ekstrem yang terjadi di Jawa Timur karena memasuki masa pancaroba menuju musim kemarau.
Hingga akhir pekan ini, masyarakat Kota Malang merasakan angin kencang dengan beberapa dampak, seperti pohon tumbang dan atap tersingkap. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mencatat, ada belasan pohon tumbang di lima kecamatan di Kota Malang. Pohon tumbang ataupun dahan patah tersebut bahkan menimpa mobil dan melukai orang.
Kasus tersebut misalnya pohon tumbang di Jalan Muharto Gang VII (SDN Kotalama 6), Kelurahan Kotalama; Jalan Wisnu Wardhana, RT 001/RW 001 Kelurahan Madyopuro; dan Jalan Terusan Sudimoro.
”Dalam situasi angin kencang seperti ini, masyarakat yang tidak ada kepentingan mendesak sebaiknya memilih untuk tidak keluar rumah. Juga jangan memarkir kendaraan di bawah pohon, dan selalu berhati-hati dalam berkendara di bawah pohon. Intinya, semua harus waspada,” kata Kepala BPBD Kota Malang Prayitno, Minggu (17/3/2024).
Prayitno mengatakan, BPBD Kota Malang telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang untuk memangkas pohon dan membersihkan bekas dahan dan ranting pohon yang berjatuhan.
”Pemangkasan pohon yang berpotensi berbahaya ini untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi akibat angin kencang,” katanya.
Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo, mengeluarkan peringatan kewaspadaan untuk masyarakat Jawa Timur pada 12-18 Maret 2024. Masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es).
Daerah yang diminta waspada antara lain Kabupaten Bangkalan, Lamongan, Madiun, Magetan, Ngawi, Sumenep, dan Kota Surabaya. Selain itu, Kabupaten Tuban, Gresik, Bojonegoro, Nganjuk, Pamekasan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, dan Banyuwangi.
Masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es).
Daerah lain ialah Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Jember, Jombang, Pacitan, Situbondo, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, Probolinggo, Pasuruan, Blitar, Bondowoso, dan Lumajang.
Peringatan juga diberikan untuk Kabupaten Malang, Trenggalek, Kota Madiun, dan Kota Malang.
”Saat ini, wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan dan memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur. Sementara sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan ke depan,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Sidoarjo, Taufiq Hermawan dalam siaran persnya.