Banjir dan Longsor Masih Ancam Semarang, Warga Butuh Bantuan Makanan
Banjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Kota Semarang. Logistik makanan dan sandang dibutuhkan pengungsi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO, KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebagian permukiman di Kota Semarang, Jawa Tengah, masih digenangi banjir pada Kamis (14/3/2024). Tidak hanya itu, longsor juga mengancam warga di Perumahan Permata Puri Ngaliyan.
”Banjir di jalan-jalan sudah mulai surut, tapi di permukiman belum,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Muhamad Chomsul, Kamis.
Chomsul menyampaikan, banjir masih menggenangi wilayah RW 007 Kelurahan Kudu, Kelurahan Tambakrejo, serta RW 013, RW 014, dan RW 015 Kelurahan Tanjungmas. Ketinggian air di kawasan itu berkisar 15-70 sentimeter.
Banjir juga terjadi di Jalan Gebanganom, Padi Raya, Sendang Indah, Jalan Jodipati, Jalan Raya Kaligawe, serta Jalan Sidorejo 3.
”Total pengungsi masih dalam pendataan,” ujarnya.
Selain banjir, lanjut Chomsul, longsor juga mengancam warga di Perumahan Permata Puri Ngaliyan. Tiga rumah dan empat ruko terdampak.
Menurut dia, longsor terjadi Rabu pukul 22.00 karena tanah tergerus dan saluran air sungai di dalam tanah ambrol. Akibatnya, jalan ambles. Ukurannya 15 meter x 10 meter dengan kedalaman 8 meter.
Sejauh ini, ia menyebut BPBD Jateng sudah mengevakuasi warga terdampak. Selain itu, disiapkan dua pompa portabel di Jalan Gebanganom Raya dan RW 015 Kelurahan Tanjungmas.
”BPBD juga mendirikan dapur umum yang dipusatkan di masjid Balai Kota Semarang,” ujarnya.
Kebutuhan yang mendesak saat ini, lanjutnya, adalah makanan, selimut, alas tidur, dan popok bayi. ”Kebutuhan nasi untuk penyintas di Semarang Utara 2.808 bungkus, Pedurungan 1.500 bungkus, dan Genuk 2.050 bungkus,” kata Chomsul.
Sementara itu, hujan lebat juga memicu banjir bandang di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Dua warga meninggal dan puluhan lainnya mengungsi.
”Selain menimbulkan korban jiwa, sejumlah infrastruktur, fasilitas umum, dan rumah warga rusak,” kata Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo.
Banjir bandang, kata Budi, terjadi di Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Rabu sekitar pukul 19.00. Kondisi itu terjadi setelah tanggul bendungan jebol.
Air bercampur lumpur dengan ketinggian sekitar 1 meter pun menyapu permukiman warga. Akibatnya, Warsila (38) dan Sifa (10), ibu dan anak, terseret banjir dan ditemukan sudah tidak bernyawa.