Di UIN Semarang menunjukkan hilal tidak terlihat. Awal Ramadhan berpotensi jatuh pada Selasa (12/3/2024).
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hasil pemantauan yang dilakukan di Planetarium dan Observatorium Universitas Islam Negeri Walisongo, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (10/3/2024) menunjukkan hilal belum terlihat. Banyaknya awan mendung menjadi salah satu faktor penyebab hilal yang posisinya masih sangat rendah menjadi kian sulit terlihat.
Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo, Ahmad Syifaul Anam mengatakan, ada dua kriteria yang harus dipenuhi untuk menyatakan hilal terlihat. Pertama, ketinggian hilal minimal 3 derajat. Selain itu, jarak antara titik tengah matahari dan titik tengah bulan atau elongasi minimum 6,4 derajat.
”Hasil pemantauan menunjukkan, posisi hilal berada di ketinggian sangat rendah, yakni 0,6 derajat dan jarak elongasinya sekitar 2 derajat. Artinya, situasi hilal belum memenuhi kriteria standar untuk dianggap terlihat,” kata Ahmad, Minggu malam.
Pemantauan hilal di UIN Walisongo dilakukan pada Minggu, mulai pukul 17.30. Pengamatan dilakukan hingga pukul 17.59. Menurut Ahmad, hilal memiliki potensi terlihat dalam kurun waktu 4 menit setelah matahari tenggalam. Pada Minggu, matahari tenggelam pukul 17.55.
”Jika setelah pukul 17.59, hilal tidak mungkin terlihat. Jika ada yang mengaku melihat hilal setelah 17.59, kesaksiannya sangat diragukan karena posisi hilalnya sudah di atas ufuk,” tutur Ahmad.
Sebelum mengadakan pemantauan, Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo menggelar simulasi rukyatul hilal yakni pada pukul 17.00. Pemantauan dan simulasi itu diikuti oleh berbagai pihak, mulai dari masyarakat umum, mahasiswa, dan pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Jateng, Zainal Fatah yang turut mengikuti simulasi dan pemantauan di UIN Walisongo mengatakan, pihaknya bakal melaporkan hasil rukyatul hilal yang diikutinya tersebut ke pemerintah pusat. Nantinya, laporan itu akan dijadikan salah satu dasar penentuan tanggal 1 Ramadhan.
”Dengan dasar rukyatul hilal hari ini, hilal tidak terlihat, maka otomatis besok masih tanggal 30 Sya'ban. Dengan begitu, otomatis penentuan 1 Ramadhan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Hasil pemantauan ini nanti akan kami sampaikan untuk selanjutnya menjadi dasar penentuan keputusan Menteri Agama dalam sidang isbat,” kata Zainal.
Pada Minggu petang, masyarakat dan mahasiswa berbondong-bondong datang ke UIN Walisongo untuk mengikuti rukyatul hilal. Cuaca mendung yang berlangsung sejak Minggu siang tak menyurutkan semangat mereka untuk datang menyaksikan pemantauan hilal.
Fathiyah (20), mahasiswa UIN Walisongo mengaku tertarik mengikuti kegiatan itu karena ingin melihat secara langsung proses pemantauan hilal. Sebelumnya, Fathiyah sudah dua kali mengikuti pemantauan hilal sejak 2023, yakni saat penentuan tanggal 1 Ramadhan 2023 dan 1 Syawal 2023.
Dengan dasar rukyatul hilal hari ini, hilal tidak terlihat maka otomatis besok masih tanggal 30 Sya'ban
”Saya tadi mencoba melihat hilal lewat teleskop, tapi memang belum terlihat. Menurut saya, kegiatan seperti ini seru. Ini juga bagian dari euforia saya menyambut Ramadhan,” ujar Fathiyah.