Ziarah Kubro berkembang menjadi atraksi wisata religius andalan Palembang karena mampu menyedot banyak wisatawan luar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
Menjelang Ramadhan, warga Palembang berziarah ke makam-makam ulama dan umara alias pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam. Tradisi itu kini berkembang sebagai atraksi wisata religius yang menyedot wisatawan hingga mancanegara.
Masyarakat menamainya dengan sebutan Ziarah Kubro. Ziarah itu diikuti ulama, habib (keturunan Nabi Muhammad SAW), dan muhibbin (orang saleh). Menariknya kegiatan ini sampai-sampai mendatangkan sangat banyak peziarah dan wisatawan hingga puluhan ribu orang.
Sekretaris Panitia Ziarah Kubro Habib Rafiq Husin bin Syekh Abubakar mengatakan, tamu dari luar yang rutin datang dari Jakarta serta sejumlah daerah di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Dari luar negeri ada dari Malaysia, Yaman, dan Arab Saudi.
Tahun ini, lanjutnya, panitia mengundang sejumlah ulama dari luar daerah dan luar negeri, seperti Asy Syaikh Umar bin Husein Al-Khatib dari Hadramaut (Yaman), Habib Ali bin Abdullah Al-Aydrus dari Tarim (Yaman), Habib Ridho bin Yahya dari Jakarta, dan Habib Abubakar bin Abdulkodir Maula Dawileh dari Malang (Jawa Timur).
”Ziarah Kubro tidak hanya kegiatan mendoakan para ulama dan umara terdahulu yang banyak berjasa dalam penyebaran Islam, tetapi pula sebagai ajang silaturahmi atau bermaaf-maafan sebelum Ramadhan. Sebab, di momen ini, banyak tamu adalah keluarga ataupun kerabat dari luar kota yang mungkin lama tak berjumpa,” ucap Rafiq.
Penjabat Wali Kota Palembang Ratu Dewa saat mengikuti rangkaian hari terakhir Ziarah Kubro di Pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam Kawah Tengkurep, Minggu (3/3/2024), mengatakan, Ziarah Kubro telah menjadi atraksi wisata andalan di Palembang setiap tahunnya. ”Efeknya bisa membantu mengangkat perekonomian karena meningkatnya keterisian hotel dan penjualan restoran,” ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Palembang Kiagus Sulaiman Amin, Ziarah Kubro menjadi satu dari 10 ajang wisata andalan Palembang dari total 125 ajang wisata yang akan diselenggarakan tahun ini. Dengan jumlah peserta yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, Ziarah Kubro menjadi andalan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata yang mencapai Rp 344 miliar pada 2023.
Itu potensi besar yang bisa menjadi PAD dari sektor pariwisata melalui keterisian hotel, penjualan restoran, penjualan cendera mata, dan pajak reklame.
Itu karena Ziarah Kubro bukan lagi tradisi lokal, melainkan sudah menjadi bagian agenda wisata nasional. Terbukti tak sedikit peserta berasal dari luar Sumsel, seperti dari daerah lain di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, hingga dari Malaysia, Yaman, dan Arab Saudi.
”Sekali datang, mereka tidak hanya menginap sehari, tetapi bisa tiga hari atau selama rangkaian kegiatan Ziarah Kubro. Itu potensi besar yang bisa menjadi PAD dari sektor pariwisata melalui keterisian hotel, penjualan restoran, penjualan cendera mata, dan pajak reklame,” kata Sulaiman.
Tradisi turun-temurun
Sekretaris Panitia Ziarah Kubro Habib Rafiq Husin bin Syekh Abubakar menuturkan, Ziarah Kubro adalah pengejawantahan sunah Nabi Muhammad SAW. Kalau ziarah ke makam orangtua ataupun keluarga, tujuannya untuk mendoakan agar Allah SWT mengampuni dosa dan mengangkat derajat mereka. ”Kalau ziarah ke makam ulama yang saleh dan umara yang amanah, tujuannya untuk mengambil berkah dari mereka,” katanya.
Rafiq menceritakan, Ziarah Kubro diwariskan turun-temurun oleh leluhur mereka. Namun, tradisi itu tidak eksklusif untuk warga keturunan Arab.
Seiring dengan adanya usulan dari para ulama, zuriat Kesultanan Palembang Darussalam dan pemerintah Palembang yang gencar mengembangkan sektor pariwisata, Ziarah Kubro mulai dikelola lebih profesional mulai 2003.
Jadwal pelaksanaan Ziarah Kubro pun dikemas lebih proporsional. Semula, Ziarah Kubro dilakukan setiap hari Ahad (Minggu) pada 10 hari terakhir bulan Syaban. Agendanya, terdiri dari Haul Al-Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Al-Habib Abdurrahman Al-Bin Hamid di Kampung Sungai Bayas, ke Pemakaman Pangeran Syarif Ali bin Syekh Abubakar di belakang RS Pelabuhan Boom Baru Palembang, Kawah Tengkurep, dan Pemakaman Auliya Kambang Koci di tengah Pelabuhan Peti Kemas Pelabuhan Boom Baru.
Kemudian, ada ziarah lain yang dilakukan setiap hari Jumat dan Sabtu terakhir sebelum Ramadhan. Agendanya, meliputi Rauhah dan Haul Ad-Da’i Ilallah Al-Habib Ahmad bin Abdullah Al-Habsyi di Pondok Pesantren Ar-Riyadh pada Jumat. Di hari Sabtu, ada pembacaan Qasidah Burdah di rumah Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Habsyi di Kampung Al-Habsyi.
Selanjutnya, peziarah ke Pemakaman Auliya dan Habaib Telaga Sewidak, serta ke Pemakaman As-Seggaf dan Haul Al-Habib Abdurrahman bin Alwi As-Seggaf di Kompleks As-Seggaf. Haul Al-Fiqihil Muqqadam Tsani Al-Imam Al-Habib Abdurahman As-Segaf di Kampung Al-Munawwar yang menjadi rangkaian terakhir di hari Sabtu.
Sejak 2006/2007, Ziarah Kubro dilakukan selama tiga hari secara berturut dari Jumat hingga Minggu dengan agenda yang sama. ”Tujuannya untuk mengakomodasi para peserta dari luar Palembang yang ingin mendapatkan rangkaian kegiatan secara penuh dalam waktu mereka yang terbatas,” ungkap Rafiq.