Masa Depan Wisata Sejarah di Kota Metro
Tiga tahun terakhir, setidaknya ada tujuh bangunan atau benda bersejarah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kota Metro.
Kota Metro, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari ibu kota Provinsi Lampung, saat ini tengah gencar merevitalisasi bangunan cagar budaya. Mimpi besar pengembangan wisata sejarah di Kota Metro dimulai dari sana.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, setidaknya sudah ada tujuh bangunan atau benda bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Metro. Beberapa telah dimanfaatkan menjadi tempat edukasi sejarah dan ruang kreatif untuk anak-anak muda.
Salah satu cagar budaya yang telah direvitalisasi adalah Rumah Dokter atau Dokterswoning. Bangunan bersejarah yang dibangun tahun 1939 itu pada masanya difungsikan sebagai tempat tinggal bagi dokter-dokter Belanda yang bertugas di Metro.
Sejak dua tahun terakhir, bangunan cagar budaya itu dimanfaatkan menjadi Rumah Informasi Sejarah Kota Metro. Di dalamnya, pengunjung bisa membaca sejarah Kota Metro, mulai dari zaman kolonisasi hingga berkembang seperti sekarang ini.
”Ada sekitar 50-100 pengunjung yang datang ke tempat itu dalam sepekan. Sebagian besar adalah anak-anak SD dan SMP yang ingin belajar tentang sejarah kota,” kata Aditya Nurohmah (21), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kota Metro yang membantu menjadi pemandu wisata di tempat itu saat ditemui, Sabtu (24/2/2024).
Setelah berkeliling Rumah Informasi Sejarah Kota Metro, pengunjung biasanya diajak untuk menonton film dokumenter tentang sejarah kota itu. Dengan cara itu, pengunjung diharapkan bisa mendapat edukasi sejarah yang menyenangkan.
Tak hanya berkunjung ke Rumah Informasi Sejarah Kota Metro, pengunjung juga bisa melihat bangunan cagar budaya lainnya.
Kebetulan, lokasi tujuh cagar budaya tidak berjauhan. Dengan waktu sekitar 30-45 menit, wisatawan bisa mengunjungi tujuh cagar budaya dengan berjalan kaki atau naik kendaraan wisata.
Tak hanya uang, warga juga menyumbang material bahan bangunan, seperti semen dan pasir untuk merenovasi kompleks cagar budaya.
Sekitar 400 meter dari situ, terdapat bangunan cagar budaya Rumah Asisten Wedana. Pada masanya, bangunan bersejarah itu merupakan rumah tinggal sekaligus pusat pemerintahan resmi Asisten Kawedanaan Metro (setingkat camat).
Tempat itu didirikan sebagai bagian dari pembangunan pusat kota oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1935. Bangunan itu memiliki arti penting bagi sejarah Kota Metro karena menjadi cikal bakal pusat pemerintahan.
Di sana pengunjung juga bisa bersantai sambil memesan makanan atau minuman dari tenant yang ada. Oleh anak-anak muda, tempat itu juga menjadi ruang kreatif dan berkumpul sejumlah komunitas.
Baca juga: Kota Metro, Bumi Sai Wawai yang Lekat dengan Sejarah Kolonisasi
Bangunan lain yang menjadi cagar budaya di Kota Metro adalah Klinik Santa Maria (1938), Health Center (1958), dan Menara Masjid Taqwa Kota Metro (1967). Selain itu, ada juga benda yang ditetapkan sebagai cagar budaya, yaitu Sepeda Suster Ludana dan Sumur Hibah Imopuro.
Menurut Aditya, tingginya kunjungan pelajar ke bangunan cagar budaya didukung adanya kurikulum mata pelajaran sejarah lokal. Dengan begitu, para siswa diwajibkan melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di Kota Metro untuk mempelajari tentang sejarah kotanya.
Meski begitu, tidak sedikit pula pengunjung yang datang dari luar kota. Mereka biasanya merupakan keluarga yang berjalan-jalan ke Kota Metro saat akhir pekan.
Rudiyansyah (32), pengunjung asal Bandar Lampung, mengatakan, banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi Kota Metro. Selain itu, pilihan kulinernya juga enak dan murah.
Kota pendidikan
Oki Hajiansyah Wahab, selaku Tim Ahli Cagar Budaya Kota Metro, mengatakan, keberhasilan revitalisasi cagar budaya di Kota Metro juga terwujud berkat komitmen pemerintah daerah dan dukungan masyarakat. Selama ini, banyak warga yang secara sukarela memberikan sumbangan untuk memperbaiki bangunan cagar budaya.
Tak hanya uang, warga juga menyumbang material bahan bangunan, seperti semen dan pasir untuk merenovasi kompleks cagar budaya. Ada juga yang menyumbang tenaga dengan menjadi tukang bangunan sukarela. Dukungan dari pada donatur dan sponsor juga berdatangan.
Sekretaris Daerah Kota Metro Bangkit Haryo Utomo menuturkan, revitalisasi cagar budaya merupakan salah satu program prioritas pemerintah Kota Metro. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan visi Kota Metro sebagai kota yang berpendidikan, sehat, sejahtera, dan berbudaya.
Selama ini Kota Metro lebih dikenal sebagai kota pendidikan. Setidaknya, ada sekitar 14perguruan tinggi dan swasta di kota itu . Adapun jumlah mahasiswa dari dalam maupun luar kota yang menempuh pendidikan di Kota Metro diperkirakan 10.000 orang.
Banyaknya mahasiswa dari luar daerah juga mendorong perkembangan kota kecil itu. Dalam empat tahun terakhir, ritel-ritel besar berinvestasi di Kota Metro. Wisatawan dari luar daerah juga mulai melirik Metro sebagai destinasi wisata keluarga.
Saat ini, sudah ada beberapa ikon kota yang menjadi tempat wisata favorit bagi wisatawan. Salah satunya adalah Masjid Taqwa dan Lapangan Merdeka di pusat kota Metro.
Setiap akhir pekan, banyak warga atau komunitas yang mengadakan kegiatan, seperti olahraga bersama atau kumpul komunitas. Selain itu, bermunculan juga pasar-pasar kreatif di kelurahan.
Setiap pasar mempunyai keunggulan masing-masing, di antaranya Pasar Kreatif Bakul Batik Metro di Kelurahan Banjar Sari dan Pasar Payungi di Kelurahan Yosomulyo yang menjajakan berbagai kuliner tradisional.
Bangkit menambahkan, bangunan cagar budaya di Kota Metro yang telah direvitalisasi diharapkan bisa dikembangkan menjadi obyek wisata sejarah. Kawasan itu sekaligus menjadi ruang terbuka untuk anak-anak muda.
Secara geografis, Kota Metro memang tidak mempunyai potensi sumber daya alam, seperti pantai atau gunung yang bisa dikembangkan sebagai obyek wisata. Karena itu, pemerintah kota merajut nilai-nilai sejarah di Kota Metro sebagai kekuatan daerah.
Ke depan, pemerintah berencana mendapat bangunan bersejarah lain di Kota Metro. Bangunan tersebut akan diberi tanda atau informasi agar wisatawan mendapatkan cerita tentang bangunan itu.
Di masa depan, Kota Metro tidak hanya ingin dikenal sebagai kota pendidikan. Kota itu tengah bersolek menjadi kota kecil yang maju dengan tetap merawat nilai-nilai sejarah dan budaya. Bangkit meyakini, sebuah kota yang dilintasi sejarah pasti akan berkembang menjadi kota yang maju dan dikenal luas.