Banjir hingga Setinggi 2 Meter Landa Wilayah Hulu di Kabupaten Sintang
Daerah hulu di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dilanda banjir setinggi 2 meter. Ribuan warga terdampak.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Wilayah hulu sungai Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, tepatnya di Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau, diterjang banjir hingga setinggi 2 meter, Kamis (7/3/2024). Ribuan warga terdampak dan beberapa ruas jalan tidak bisa dilintasi.
Banjir di Kecamatan Serawai setinggi hingga 2 meter terjadi sejak Rabu. Hingga Kamis pagi, banjir belum juga surut.
”Ketinggian air di daerah pasar kota Nanga Serawai, ibu kota Kecamatan Serawai, mencapai 2 meter. Para penghuni ruko di pasar sudah pindah ke lantai dua. Kalau tidak ada hujan, kemungkinan banjir surut hari ini,” kata Aristo (39), warga Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kamis.
Banjir juga merendam beberapa ruas jalan, terutama jalan di tepian sungai. Akibatnya, beberapa jalur tidak bisa dilintasi. Sejumlah warga mengungsi ke rumah kerabat yang tidak terendam banjir. Namun, belum diketahui data persisnya. Sebagian lagi bertahan di lantai dua.
”Bagi warga yang bertahan di rumah, mereka membuat panggung di dalam rumah. Ini banjir pertama di tahun ini akibat meluapnya Sungai Serawai yang mendapat kiriman dari wilayah hulu di Kecamatan Ambalau,” ujarnya.
Ketua Satgas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar Daniel menyatakan, banjir merendam lima desa di Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang. Sebanyak 410 rumah yang dihuni sekitar 1.640 jiwa terdampak banjir.
Ini banjir pertama di tahun ini akibat meluapnya Sungai Serawai yang mendapat kiriman dari wilayah hulu di Kecamatan Ambalau.
Beberapa fasilitas umum dan ruas jalan serta pasar pantai Kecamatan Serawai juga terdampak banjir. BPBD Kalbar telah mendorong semua BPBD kabupaten/kota menetapkan status siaga darurat hingga tanggap darurat untuk mempermudah akses penanggulangan bencana di daerah masing-masing.
Kepala BPBD Kabupaten Sintang Abdul Syufiadi menuturkan, BPBD Kabupaten Sintang telah mendapat informasi dari warga terkait tersebut. Banjir akibat curah hujan tinggi. Ketika hujan ekstrem, daerah-daerah tersebut mudah dilanda banjir, tetapi mudah pula surut karena arusnya deras.
Abdul sudah memerintahkan jajarannya berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk memantau perkembangan banjir. Ketika di hulu terjadi banjir, maka daerah hilir biasanya juga terdampak, seperti Kecamatan Sintang Kota, ibu kota Kabupaten Sintang. Namun, di Sintang Kota sejauh ini belum terjadi kenaikan debit air yang signifikan.
Sejumlah wilayah di Sintang Kota memang tergenang banjir, tetapi belum sampai mengganggu aktivitas masyarakat. ”Yang diantisipasi kiriman air dari hulu,” katanya.
BPBD siap melakukan antisipasi jika sewaktu-waktu ada kiriman air dari wilayah hulu. Oleh sebab itu, status tanggap darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor diperpanjang sampai 30 hari ke depan, tepatnya hingga 30 Maret.
Hal tersebut untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Apalagi, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Kabupaten Sintang diprediksi masih tinggi hingga April.
Catatan Kompas, pada 12 Januari 2024, banjir juga menerjang Kabupaten Sintang. Setidaknya 9.438 keluarga atau 28.463 jiwa terdampak. Rumah yang terdampak banjir sebanyak 3.659 unit di sembilan kecamatan dan 92 desa.