Kunjungi Inggris, Gibran Temui Diaspora Indonesia Produsen Komponen Pesawat
Gibran melakukan kunjungan kerja ke Inggris. Salah satu tujuannya untuk menjajaki pengembangan ekonomi berbasis inovasi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja ke Inggris. Di sela-sela lawatannya, ia menyempatkan diri berjumpa diaspora Indonesia pemilik perusahaan produsen komponen pesawat. Pertemuan itu menjadi bagian dari upayanya menjajaki pengembangan ekonomi berbasis inovasi.
Perjumpaan itu dilangsungkan di Oxford, Inggris, Selasa (5/3/2024). Sosok diaspora Indonesia yang ditemui Gibran adalah Fauzan Adziman, yang juga menjabat sebagai pendiri sekaligus direktur dari perusahaan bernama Alloyed Ltd. Gibran turut berbincang dengan Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan itu, yakni Michael Holmes, pada kesempatan tersebut.
”Melalui kunjungan ini, saya melihat peluang besar bagi Indonesia untuk hilirisasi mineral kritis sehingga menghasilkan produk bernilai tinggi,” kata Gibran, lewat keterangan tertulis resmi yang diterima Kompas, Rabu (6/3/2024) sore.
Sebagai perusahaan berbasis teknologi, Alloyed LTD mengenalkan teknologi pemanufakturan digital melalui material baru dan pemanufakturan yang bersifat tambahan (additive manufacturing). Yang membedakan perusahaan itu dengan yang lainnya ialah produk yang dihasilkannya seperti komponen pesawat, satelit, mobil listrik, mesin F1, augmented reality, pendingin pusat data, implan medis, dan perhiasan.
Produk-produk yang dihasilkan perusahaan itu menggunakan bahan utama mineral kritis, seperti nikel, tembaga, kobalt, titanium, platinum, aluminium, besi, magnesium, dan lain sebagainya. Proses produksinya meliputi desain digital sampai pencetakan tiga dimensi (3D printing).
Melihat kondisi itu, Gibran menilai, Indonesia memiliki potensi besar untuk menggarap sektor tersebut. Itu berkaca dari kekayaan sumber daya alam negara yang sebagian juga berwujud mineral kritis. ”Ke depannya, hilirisasi harus bisa sampai ujung. End to end,” ujar Gibran.
Menurut Gibran, apa yang sudah dikerjakan Alloyed Ltd sangat memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia. Lewat cara itu, kata dia, negara ini bisa menjadi bagian dalam rantai pasok global terkait material baru dan produk bernilai tinggi. Model bisnis berbasis teknologi juga selaras dengan pengembangan sains dan technopark yang sedang didorong kementerian pada beberapa perguruan tinggi.
Di Surakarta, lanjut Gibran, pengembangan ekonomi berbasis inovasi sudah diterapkan melalui Solo Technopark. Tempat itu merupakan kawasan inovatif berdaya saing internasional. Kunjungannya ke Inggris sehubungan dengan peningkatan potensi yang bisa dilakukan pada tempat tersebut.
”Indonesia perlu membangun ekosistem komersialisasi riset dan ekonomi berbasis inovasi digital. Hal ini perlu dimulai dari daerah dengan sinergi berbagai aktor, seperti industri, universitas, modal ventura, bisnis, termasuk Pemerintah Pusat. Dan Solo Technopark telah merintis upaya ke arah sana,” tambah Gibran.
Sementara itu, Fauzan Adziman, pendiri Alloyed Ltd, menginginkan perekonomian Indonesia mengalami akselerasi dengan bertumpu pada bisnis inovasi. Untuk itu, ia membentuk forum global untuk wirausaha teknologi asal Indonesia, yang disebut Global FIT. Keberadaan jaringan itu diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah hilirisasi yang basisnya adalah inovasi anak bangsa.
”Kami siap menjembatani ekosistem inovasi Indonesia ke dunia global untuk mendorong akselerasi ekonomi Indonesia,” kata Fauzan.
Sekadar informasi, Alloyed Ltd dinobatkan sebagai perusahaan spinout dengan laju pertumbuhan tertinggi di antara 1.718 perusahaan di Inggris, berdasarkan daftar ”Spotlight on Spinouts 2023” yang dirilis oleh Royal Academy of Engineering UK. Perusahaan teknologi yang berdiri sejak 2017 itu juga merupakan spinout berbasis riset dari Universitas Oxford.
Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Irlandia, dan IMO Desra Percaya mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Surakarta yang ikut mempersiapkan wirausaha teknologi masa depan. Terlebih lagi ada keinginan untuk membangun inovasi digital.
Dalam menjalankan tugasnya, Desra akan turut serta mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam pembangunan ekonomi. Apalagi pada sektor berbasis inovasi. Itu semua bertujuan menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasok global.
”Ada banyak diaspora technopreneur di luar negeri, termasuk Inggris. Mereka adalah aset bangsa yang dapat berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi dan inovasi Indonesia,” kata Desra.