Banjir Terjang Cirebon, Satu Orang Tewas dan 20.000 Warga Terdampak
Banjir menerjang sembilan kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Seorang warga tewas dan 20.000 orang terdampak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Banjir menerjang sembilan kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (5/3/2025) malam. Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua jam. Seorang warga tewas dan 20.000 orang terdampak banjir.
Hujan deras yang terjadi sejak pukul 18.00 mengakibatkan debit air Sungai Ciberes meningkat sehingga akhirnya meluap. Kondisi ini mengakibatkan rumah dan fasilitas umum tergenang air dengan ketinggian hingga 2,5 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mendata, sebanyak 20.000 warga di 36 desa terdampak banjir. Puluhan desa ini tersebar di sembilan kecamatan, meliputi Waled, Karangwareng, Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, Babakan, Gebang, Losari, dan Pangenan.
Waled menjadi daerah yang paling parah dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 3.428 orang.
Selain itu, tercatat satu korban tewas bernama Nana Kustiana (28) di Desa Ambit, Kecamatan Waled. Nana tewas karena tersengat listrik ketika hendak mengevakuasi kerabatnya di rumah yang terdampak banjir.
Adapun bangunan yang terdampak meliputi, 2.830 rumah, 6 sarana pendidikan, dan 8 fasilitas umum lain.
”Hingga Rabu pagi, masih terdapat bangunan warga di lima kecamatan yang tergenang air setinggi 1 meter. Kondisi (banjir) dipicu cuaca ekstrem hujan dengan intensitas tinggi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya, Rabu (6/3/2024).
Ia menambahkan, terdapat ratusan warga yang mengungsi di sejumlah fasilitas umum dan rumah kerabatnya yang aman dari banjir. ”Menurut rencana kami akan menggelar rapat bersama Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari,” tuturnya.
Sementara itu, Hadi Rahmat Hardjasasmita dari Humas BPBD Jawa Barat mengatakan akan mengirim tim ke Kabupaten Cirebon untuk mendata jumlah pengungsi dan bangunan yang terdampak banjir.
Cuaca ekstrem
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu memaparkan, Jawa Barat saat ini rawan dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang. Fenomena alam ini dipicu kondisi Jawa Barat yang telah memasuki puncak musim hujan pada Februari hingga Maret.
Menurut rencana kami akan menggelar rapat bersama Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari.
Menurut Teguh, dari hasil pemantauan BMKG, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan. Salah satu fenomena itu adalah aktivitas angin monsun Asia yang masih dominan.
”Masyarakat diimbau untuk mewaspadai cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang pada sore hari. Fenomena ini setelah terjadi pemanasan kuat dari pukul 10.00 hingga 14.00,” kata Teguh.