Harga Telur di Kawasan Sentra Naik padahal Stok Mencukupi
Harga sejumlah bahan pokok naik menjelang puasa, salah satunya telur ayam. Kenaikan terjadi dalam dua pekan terakhir.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Menjelang puasa yang tinggal satu pekan, harga telur ayam, baik di pasar tradisional di Malang maupun di tingkat peternak di Blitar, Jawa Timur, merangkak naik. Kenaikan harga terjadi secara perlahan sejak dua pekan lalu.
Di Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (4/3/2024), pedagang menjual telur dengan harga bervariasi mulai Rp 27.500 per kilogram (kg) untuk telur dengan kulit coklat muda hingga Rp 29.000 per kg untuk telur dengan kulit coklat tua yang kualitasnya lebih bagus.
Ita (30), salah satu pedagang, mengatakan, harga telur naik mengikuti harga di tingkat peternak. Sejauh ini, pedagang mendapatkan pasokan telur dari peternak di Blitar. ”Sejak dua pekan lalu, setiap hari harga telur naik Rp 200-Rp 500 per kilogram (kg). Tadinya ada di kisaran Rp 25.000-Rp 26.000 per kg,” katanya.
Ita menjual telur dengan selisih harga Rp 2.000 dari tingkat peternak. Harga beli telur warna coklat dari peternak Rp 25.500 per kg dijual kembali senilai Rp 27.500 per kg, sedangkan yang coklat tua dengan tekstur kulit lebih halus di dapat dari peternak seharga Rp 27.500 dan dijual kembali Rp 29.500 per kg.
Namun, kenaikan harga telur ini, menurut Ita, berbanding terbalik dengan penyerapan oleh konsumen. Sejak harga naik di atas Rp 27.000 per kg jumlah pembeli berkurang. Jika biasanya ia dapat menjual 100-200 kg telur per hari, kini hanya 80-90 kg telur.
”Kemungkinan mereka berpindah ke daging ayam karena harga daging ayam dan telur terpaut tidak terlalu banyak. Saat ini harga daging ayam hanya Rp 34.000 per kg,” ucapnya.
Ita sendiri mengaku tidak tahu pasti penyebab naiknya harga telur. Menurut informasi yang diterimanya, permintaan telur dari luar daerah sedang tinggi menjelang Ramadhan. Adapun untuk stok dari peternak saat ini aman atau mencukupi.
Salah satu peternak ayam petelur di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Widodo Setiohadi, membenarkan jika harga telur di tingkat peternak juga naik sejak dua pekan lalu.
Saat ini harga telur di kandang berkisar Rp 25.800-Rp 26.000 per kg. ”Sebelumnya masih Rp 22.000-Rp 24.000 per kg, lalu naik menjadi Rp 25.000 per kg, dan hingga pekan terakhir ini Rp 26.000 per kg,” ujarnya.
Widodo membantah kenaikan harga telur ini imbas dari kenaikan harga beras yang lebih dulu naik. Kenaikan harga telur lebih disebabkan oleh situasi menjelang puasa. Dirinya pun memperkirakan harga akan terus merangkak sampai jelang Lebaran lantaran banyak orang mulai membuat kue seiring dengan membaiknya situasi pascapandemi.
Begitu pula dengan harga pakan ayam yang biasanya menjadi salah satu pemicu. Kenaikan harga telur kali ini ternyata berbanding terbalik dengan harga pakan. Harga jagung giling yang tadinya menyentuh Rp 9.800 per kg (1-1,5 bulan lalu) kini Rp 7.000 per kg.
Sementara itu, Senin siang, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Malang memastikan ketersediaan sejumlah bahan pokok aman selama Puasa. Mereka turun mengecek ketersediaan bahan pokok di pasar. Satgas juga menemukan ada harga bahan pokok yang sudah turun, seperti beras, tetapi ada juga yang naik.
Pada saat yang sama juga digelar operasi pasar murah. Sebanyak 4 ton beras premium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bulog digelontorkan di Pasar Kepanjen. Masyarakat bisa mendapatkan beras kemasan 5 kg dengan harga Rp 51.000.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur untuk Kabupaten Malang per 4 Maret, harga telur naik Rp 200 dari Rp 29.800 menjadi Rp 30.000.
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Malang memastikan ketersediaan sejumlah bahan pokok aman selama puasa. Mereka turun mengecek ketersediaan bahan pokok di pasar. Satgas juga menemukan ada harga bahan pokok yang sudah turun, seperti beras, tetapi ada juga yang naik.
Harga cabai rawit mengalami kenaikan paling menonjol, yakni Rp 4.000 per kg. Sehari sebelumnya harga cabai rawit Rp 54.000, kini naik menjadi Rp 58.600 per kg, harga cabai merah besar dari Rp 66.800 menjadi Rp 73.000 per kg, dan harga cabai merah keriting dari Rp 70.000 jadi Rp 72.000 per kg.
Untuk menekan harga cabai, Ketua Satgas Pangan Kabupaten Malang Gandha S Hidayat mengatakan, dinas terkait akan mempercepat upaya distribusi cabai sebagai langkah antisipasi. ”Karena beberapa daerah ada yang gagal panen,” katanya.
Adapun untuk beras premium, Gandha menyebut ada penurunan Rp 500-Rp 1.000 per kg dari sebelumnya Rp 17.500 per kg menjadi Rp 15.720 per kg. Penurunan disebabkan oleh operasi pasar yang telah dilakukan.