Pulau Pasaran, Mimpi Jadi Daerah Pengekspor Ikan Teri
Pulau Pasaran yang terletak di pesisir Bandar Lampung telah bertransformasi menjadi kampung nelayan modern.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Pulau Pasaran yang terletak di pesisir Bandar Lampung, Lampung, tepatnya di Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, selama ini dikenal sebagai sentra produksi ikan teri. Saat ini, pulau seluas 12 hektar itu telah bertransformasi menjadi kampung nelayan modern dengan berbagai fasilitas. Mimpi ekspor ikan teri dari Lampung dimulai dari sana.
Di bawah terik matahari, puluhan ibu-ibu tampak sibuk memilah ikan teri yang dijemur di atas papan anyaman bambu pada Rabu (7/2/2024). Dengan mengenakan kaus lengan panjang dan topi caping, mereka dengan cekatan mengumpulkan ikan teri berdasarkan ukurannya. Teri-teri yang berukuran besar dikumpulkan dalam keranjang khusus sebelum nantinya dikemas ke dalam plastik.
Aktivitas para buruh harian lepas dan pengolahan ikan teri oleh nelayan ini membuat perekonomian di Pulau Pasaran terus bergerak. Setiap hari, berton-ton ikan teri yang diolah di pulau itu dikirim ke Jakarta untuk kemudian dikirim ke daerah lain di Jawa. Sisanya dipasarkan ke beberapa daerah di Lampung.
Denyut perekonomian di sentra pengolahan ikan teri terbesar di Lampung itu semakin terasa dengan berdirinya Sentra Pengolahan Ikan Pulau Pasaran. Di tempat itu terdapat fasilitas unit pengolahan ikan untuk mendukung peningkatan kualitas dan hilirisasi produk ikan teri.
Di dalamnya terdapat ruang pendingin, rumah pengeringan ikan, dan alat uji mutu ikan. Semua sistem itu menggunakan standar ekspor.
Selain itu, terdapat juga sentra kuliner yang menjual berbagai produk ikan teri kemasan dan berbagai produk olahannya, seperti keripik teri, peyek teri, sambal teri, atau teri goreng. Ada kafe yang menjual berbagai produk olahan ikan, seperti otak-otak dan pempek serta aneka minuman kopi.
Kafe yang menawarkan pemandangan pesisir Bandar Lampung itu juga bisa menjadi pilihan tempat nongkrong baru bagi anak-anak muda. Dari lantai dua kafe itu, pengunjung juga bisa santai saat sore hari untuk menikmati pemandangan matahari terbenam, kapal-kapal nelayan, dan kerlip lampu dari bagan-bagan di tengah laut.
Berbagai fasilitas itu dibangun Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP) untuk menjadikan Pulau Pasaran sebagai Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Kalamo adalah program yang mentransformasikan ruang hidup dan ruang sosial masyarakat agar lebih produktif dan mandiri. Di Indonesia, Kalamo hanya ada di dua daerah, yakni di Bandar Lampung dan Biak (Papua).
Toto Heriyanto selaku pengurus Koperasi Produsen Nelayan Kalaju Pulau Pasaran mengatakan, fasilitas unit pengolahan ikan dikelola bersama nelayan yang tergabung dalam koperasi.
”Jadi, seluruh anggota, baik itu anggota koperasi maupun anggota pengolah yang ingin mencoba sistem pengolahan dengan penjemuran ekspor, bisa memanfaatkan fasilitas ini secara bergantian,” kata Toto.
Dengan adanya fasilitas itu, para pelaku usaha diharapkan dapat mengupayakan penyimpanan stok ikan teri dengan lebih baik dan lebih awet. Dengan demikian, saat pasokan ikan teri melimpah dan harga penjualan ikan turun, mereka punya alternatif untuk menyimpan ikan teri yang sudah kering di dalam gudang. Daya tampung gudang penyimpanan ikan teri di tempat tersebut mencapai 20 ton.
Toto menambahkan, pembangunan fasilitas tempat usaha di Pulau Pasaran juga mendorong semangat masyarakat di pulau itu untuk berwirausaha. Total ada sembilan kios UMKM yang diisi oleh para pelaku usaha yang menjual berbagai produk olahan teri yang tergabung dalam kelompok usaha.
Selain itu, ada juga unit usaha warung serba ada untuk memenuhi kebutuhan nelayan, termasuk menjual barang-barang untuk kebutuhan reparasi kapal yang dijalankan oleh koperasi. Dengan berbagai usaha itu, perekonomian di Pulau Pasaran diharapkan semakin bergeliat.
Mimpi ekspor
Bisnis pengolahan ikan teri di pulau tersebut mulai berkembang sejak tahun 2009. Berbagai dukungan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah, membuat daerah itu semakin berkembang pesat.
Saat meresmikan Sentra Pengolahan Ikan Pulau Pasaran sebagai kampung nelayan modern pada 7 Februari 2024, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistyo mengatakan, pembangunan fasilitas unit pengolahan ikan diharapkan dapat mendorong kegiatan ekspor ikan teri dari Pulau Pasaran.
Selain membangun infrastruktur, pemerintah juga telah memberikan pendampingan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat. Pemerintah juga telah membantu untuk melakukan pengujian sampel ikan teri hingga sesuai dengan standar untuk bisa diekspor.
Selama ini, para pelaku usaha di Pulau Pasaran berupaya agar kualitas ikan terinya terjaga dengan baik. Ikan teri yang dihasilkan dari Pulau Pasaran juga terkenal terjamin kesegarannya.
Kami sedang mencari pembeli dari beberapa negara tetangga, seperti Malaysia.
Hendrik (40), salah satu pelaku usaha okan teri, menuturkan, kualitas yang baik itu dihasilkan dari proses perebusan yang dilakukan di laut sesaat setelah ikan-ikan teri dijaring. Ini dilakukan agar ikan yang akan diolah dalam kondisi segar dan tidak hancur.
Ketua Koperasi Produsen Nelayan Kalaju Pulau Pasaran Said menuturkan, saat ini pihaknya dibantu pemerintah sedang menjajaki kerja sama untuk bisa mengekspor ikan teri langsung dari Lampung. Selama ini, sebagian besar ikan teri dari Pulau Pasaran hanya dikirim ke Jakarta.
Ke depan, ia berharap Pulau Pasaran tidak hanya dikenal sebagai sentra ikan teri di Lampung, tetapi juga dikenal sebagai daerah pengekspor ikan teri dengan kualitas terbaik. ”Kami sedang mencari pembeli dari beberapa negara tetangga, seperti Malaysia,” kata Said.
Wajah baru Pulau Pasaran memberi harapan baru bagi ribuan warga yang menghuni pulau kecil itu. Saat ini, pulau itu telah menjadi destinasi wisata baru di Bandar Lampung. Selanjutnya adalah mewujudkan mimpi mengekspor ikan teri dari sana.