Longsor di Jabar, Satu Korban Meninggal dan Ratusan Warga Mengungsi
Bencana longsor melanda dua kabupaten di Jabar. Akibatnya, seorang warga tewas dan ratusan orang mengungsi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (29/2/2024). Peristiwa ini mengakibatkan seorang warga di Purwakarta meninggal dan ratusan orang di Bandung Barat mengungsi.
”Longsor di Purwakarta terjadi di Desa Pondokbungur. Longsor mengakibatkan seorang warga bernama Engkih (55) meninggal karena tertimbun longsoran tanah,” kata Hadi Rahmat Hardjasasmita dari Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat.
Hadi mengatakan, longsor di Desa Pondokbungur itu terjadi pada Kamis sekitar pukul 08.00. Pemicu bencana longsor disebabkan hujan yang terjadi selama beberapa hari terakhir.
Sementara itu, longsor di Bandung Barat terjadi di wilayah RW 013 Desa Cibedug pada Kamis pukul 08.41. Longsor mengakibatkan enam rumah dan tiga fasilitas umum terdampak, sedangkan 34 rumah lain dalam kondisi terancam.
Adapun sebanyak 192 jiwa dari 48 keluarga mengungsi ke sejumlah lokasi yang aman dari longsor. Menurut Hadi, longsor di Cibedug terjadi karena kondisi tanah yang labil dan tingginya curah hujan.
”Kami telah menerjunkan tim ke sana. Mereka akan berkoordinasi dengan petugas BPBD Bandung Barat untuk mendata jumlah rumah dan fasilitas yang rusak,” ujar Hadi.
Sementara itu, prakirawan Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jabar, Asri Rachmawati, mengungkapkan, dari hasil pantauan, terjadi hujan di wilayah Purwakarta dan Bandung Barat selama tiga hari terakhir. Hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi pada Selasa (27/2/2024).
”Pemicu longsor bukan sekadar hujan lebat dalam sekali peristiwa. Hujan ringan selama berhari-hari juga bisa mengakibatkan longsor di perbukitan,” ucapnya.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu memaparkan, Jabar saat ini rawan dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang. Fenomena alam ini dipicu kondisi Jabar yang telah memasuki puncak musim hujan pada Februari hingga awal Maret.
Menurut Teguh, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan. Salah satu fenomena itu adalah aktivitas angin monsun Asia yang masih dominan.
”Diimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang pada sore hari. Fenomena ini setelah terjadi pemanasan kuat dari pukul 10.00 hingga 14.00,” kata Teguh.