Kenaikan Harga Beras dan Bahan Pokok di Kota Padang Pusingkan Warga
Kenaikan harga beras dan bahan pokok di Kota Padang dikeluhkan para ibu rumah tangga dan pengusaha warung makan.
PADANG, KOMPAS — Tingginya harga beras dan bahan pokok lainnya di Kota Padang, Sumatera Barat, memusingkan para ibu rumah tangga dan pengusaha warung makan. Untuk mengendalikan harga, pemerintah kota akan menggelar operasi pasar.
”Kenaikan ini memberatkan ekonomi keluarga. Apalagi, yang naik tidak hanya (harga) beras, tetapi juga bahan pokok lainnya, seperti cabai, bawang, dan telur,” kata Ira (44), warga Kecamatan Padang Barat, Kamis (29/2/2024).
Baca juga: Harga Beras Mencekik, Pangan Lokal dan Operasi Pasar Belum Optimal
Di Pasar Raya Padang, Kamis, harga beras masih tinggi bervariasi menurut jenis dan kualitas. Beras kualitas atas Rp 17.000-Rp 17.500 per kg dan menengah Rp 15.000-Rp 16.500 per kg. Harga itu naik Rp 500-2.000 per kg dibandingkan pada bulan lalu.
”Harga beras mulai naik sejak November tahun lalu. Pemicunya stok langka karena gagal panen atau belum musim panen,” kata Boy (44), pedagang beras di Pasar Raya Padang, Kamis (29/2/2024).
Adapun beras paling murah, yaitu beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog dijual Rp 11.500 per kg. Walakin, beras murah tersebut tidak tersedia di semua toko beras di Pasar Raya Padang, termasuk di toko milik Boy.
Di toko tertentu, pedagang mensyaratkan warga pembeli SPHP juga harus membeli beras biasa yang harganya lebih mahal. Misal, untuk membeli dua karung SPHP (1 karung = 5 kg), warga juga harus membeli minimal 1-2 gantang (1 gantang = 1,5 kg) beras nonsubsidi.
Baca juga: Warga Surabaya Sulit Hindari Kenaikan Harga Pangan
Sebagaimana kata Ira, harga bahan pokok lainnya juga melonjak di Pasar Raya Padang, terutama menjelang bulan Ramadhan yang akan dimulai pada 11 Maret 2024.
Cabai merah, misalnya, harganya Rp 70.000-Rp 80.000 per kg. Meri (41), pedagang cabai dan bahan pokok lainnya, mengatakan, dua pekan lalu harga cabai merah masih Rp 60.000-Rp 65.000 per kg. Harga cabai terendah dalam tahun ini adalah Rp 50.000 per kg.
Harga bawang merah juga naik signifikan menjadi Rp 34.000-Rp 35.000 per kg. Padahal, menurut Meri, sebulan lalu harganya masih Rp 24.000-Rp 26.000 per kg.
Sementara itu, harga telur ayam di Pasar Raya Padang Rp 53.000 per rak per lapik (1 rak = 30 butir. Harga tersebut naik Rp 3.000 dibandingkan pada empat hari lalu yang hanya Rp 50.000 per rak.
Sari (25), warga Padang Timur, mengakui naiknya harga beras dan bahan pokok lainnya memberatkan ekonomi keluarga. Sehari-hari ia mengurus rumah tangga dan seorang anaknya, sedangkan suami bekerja sebagai tukang ojek daring.
Sari pun pusing mengatur uang belanja di tengah mahalnya harga beras dan bahan pokok. Apalagi, keluarga yang masuk kategori berpenghasilan rendah ini tidak mendapat bantuan beras ataupun tunai dari pemerintah.
”Hampir semua kebutuhan pokok mahal, sedangkan konsumsi tidak bisa dikurangi. Kalau dapat, harga-harga bahan pokok ini murah dan stabil,” katanya.
Kalni (36), warga Kecamatan Padang Barat, juga mengeluh dengan mahalnya harga beras dan bahan pokok lainnya. Pendapatan keluarga tidak bertambah, sedangkan pengeluaran semakin besar.
Terpaksa untungnya yang ditipiskan. Kalau harga yang dinaikkan atau porsinya dikurangi, pelanggan akan protes dan bisa pindah ke tempat lain.
Menurut Kalni, keluarga yang terdiri atas tiga orang ini tidak bisa mengurangi konsumsi beras. Walakin, untuk mengakali besarnya biaya dapur, Kalni tidak lagi menyetok bahan pangan, tetapi berbelanja sesuai kebutuhan harian saja.
Mahalnya harga kebutuhan pokok tersebut tidak hanya memberatkan ekonomi keluarga, tetapi juga berpengaruh pada usaha Kalni. Margin keuntungan usaha sarapan pagi, seperti lontong gulai dan nasi goreng, yang digeluti Kalni dan suaminya semakin tipis.
”Terpaksa untungnya yang ditipiskan. Kalau harga yang dinaikkan atau porsinya dikurangi, pelanggan akan protes dan bisa pindah ke tempat lain,” katanya.
Sementara itu, Upik (54), pedagang nasi ampera, terpaksa menaikkan harga dagangannya sebesar Rp 1.000 sejak tiga hari lalu. Warung nasi langganan para pedagang dan pengunjung pasar ini biasanya menjual nasi ampera Rp 10.000 per porsi.
”Sekarang harganya Rp 11.000. Naik Rp 1.000 saja dikomplain pelanggan. Namun, mau tidak mau, harganya harus dinaikkan agar tetap untung. Ukuran porsi dan kualitas berasnya tidak boleh diganggu-gugat,” katanya.
Baca juga: Akankan Harga Beras Terus Mengimpit?
Menurut Upik, setidaknya sudah tiga kali harga beras naik sejak sebulan lalu. Awalnya, harga beras kualitas atas itu Rp 147.000 per karung (10 kg), naik menjadi Rp 150.000 per karung, dan terakhir Rp 165.000 per karung.
Kenaikan harga beras tersebut terasa signifikan bagi Upik. Usaha yang ia geluti bersama sang suami itu bisa menghabiskan 7,5 kg beras per hari.
Upik menjelaskan, biasanya ia tetap mempertahankan harga Rp 10.000 jika ada kenaikan harga cabai, bawang, dan lainnya. Namun, karena kali ini semua harga bahan pokok naik, termasuk beras, ia harus menaikkan harga dagangannya.
”Harapan saya, pemerintah bisa mengatasi harga bahan pokok supaya murah dan stabil. Kondisi seperti ini menyulitkan orang kecil seperti kami, yang juga tidak tersentuh bantuan pemerintah,” ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Syahendri Barkah mengatakan, beberapa hari lalu pihaknya sudah rapat dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID). Keputusannya, Dinas Perdagangan Kota Padang akan menggelar operasi pasar bahan pokok.
”Mulai Kamis (7/3/2024), kami akan adakan operasi pasar di 11 kecamatan secara berturut-turut. Harganya nanti di bawah harga pasaran,” katanya.
Syahendri menjelaskan, bahan pokok yang akan dijual saat operasi pasar diutamakan komoditas yang harganya naik, seperti beras, telur, cabai, dan minyak. Dinas bekerja sama dengan Perum Bulog, TPID Provinsi, distributor, dan pelaku usaha lainnya.
Menurut Syahendri, operasi pasar yang akan dilakukan secara masif ini menargetkan masyarakat kurang mampu. Selain bisa berbelanja dengan harga murah, mereka juga akan diberikan kupon belanja gratis oleh dinas yang berasal dari bantuan bank-bank dan perusahaan yang ada di Kota Padang.
Selain itu, untuk pengendalian harga, Syahendri menyebut, setiap hari petugas dinas perdagangan memantau harga dan ketersediaan di pasar-pasar rakyat di Kota Padang. Jika ada kendala, pihaknya segera melakukan intervensi agar rantai pasok tetap lancar.