Balapan Perahu Formula 1 Berdampak Luas bagi Dunia Usaha di Toba
Perekonomian masyarakat Danau Toba menggeliat menyambut Pertamina F1Powerboat. Pariwisata di Danau Toba meningkat pesat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
BALIGE, KOMPAS — Perekonomian masyarakat di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, menggeliat menyambut Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1 atau F1H2O. Hotel, kafe, dan restoran hampir semua penuh. Usaha mikro, kecil, dan menengah juga mendapatkan manfaat, termasuk dari penjualan tiket di lahan masyarakat.
Pada Kamis (29/2/2024) sore, kru pebalap sudah mulai menguji coba mesin perahu motor super cepat di lokasi lomba di Kabupaten Toba, Sumut. Suara mesin perahu balap memecah suasana di kawasan Danau Toba. Sementara itu, para turis dan pengunjung tampak berseliweran menikmati pemandangan di sekitar lokasi lomba, memenuhi restoran dan kafe.
Bupati Toba Poltak Sitorus mengatakan, pelaksanaan ajang olahraga bertaraf internasional itu membangkitkan pariwisata Danau Toba dengan sangat signifikan. ”Kami merasakan dampak ekonomi yang luar biasa besar dari F1H2O yang dilaksanakan pertama kali tahun lalu dan digelar kembali tahun ini,” katanya.
Selama setahun ini, hotel-hotel baru dibangun di sepanjang pantai di wilayah Balige, Kabupaten Toba. Demikian juga kafe, restoran, pusat oleh-oleh, dan UMKM. Pantauan Kompas, sedikitnya tiga hotel saat ini sedang dibangun di Balige.
Para pelaku UMKM juga menyambut F1H2O dengan sangat antusias. Mereka mulai mendirikan stan di sepanjang pantai di Balige dengan menjual produk-produk lokal. Poltak menyebut, dampak ekonomi F1H2O ditargetkan mencapai Rp 1,68 triliun, sebagaimana dampak ekonomi tahun lalu.
Sebastian Hutabarat, pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Toba, menyebut, para pelaku usaha wisata menyambut F1H2O dengan sangat antusias. Dia pun mendorong agar pelaku usaha mengedepankan produk-produk lokal agar manfaat ekonomi yang dirasakan lebih besar.
Sebastian mendirikan stan di tepi Danau Toba untuk menjual piza andaliman, makanan modern yang menggunakan bahan-bahan lokal dengan bumbu khas Batak, yakni andaliman. ”Kami juga menjual pupuk organik dari sekam padi dan dari bahan lokal lainnya. Acara ini peluang besar untuk meningkatkan ekonomi daerah,” katanya.
Masyarakat juga mendirikan tenda dan membuat tempat duduk di pantai di sekitar lokasi lomba. Dalam penyelenggaraan F1H2O atau Pertamina F1Powerboat Danau Toba itu, selain panitia penyelenggara, masyarakat yang punya lahan di pantai sekitar lokasi lomba juga diizinkan menjual tiket untuk menonton lomba.
”Saya menyiapkan 100 tempat duduk. Mudah-mudahan nanti bisa terjual semua,” kata Marsen Napitupulu (50), warga Balige.
Napitupulu menjual tiket selama tiga hari penyelenggaraan dengan harga Rp 50.000 pada hari pertama, Rp 100.000 pada hari kedua, dan Rp 150.000 pada babak final di hari ketiga. Mereka menjual tiket langsung di tempat.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Maya Watono mengatakan, Pertamina F1Powerboat sudah siap dilaksanakan di Toba. Sebanyak 18 pebalap internasional dari 10 negara yang didampingi 200 kru sudah tiba di lokasi.
Maya menyebut, dari tiga kategori tiket yang dijual InJourney, dua kategori sudah ludes terjual, yakni Grandstand A dan Grandstand B, yang dijual dengan harga Rp 500.000 per tiket. Saat ini masih ada tiket kategori Festival seharga Rp 200.000 yang bisa dibeli secara daring di Tiket.com atau secara langsung di kantor Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Toba.
Saya menyiapkan 100 tempat duduk. Mudah-mudahan nanti bisa terjual semua.
Dalam siaran pers resminya, panitia penyelenggara F1H20 menyebut para pebalap dan kru telah menempuh perjalanan panjang dari berbagai negara untuk bisa sampai ke Toba. Mereka terpesona melihat keindahan Danau Toba dan perbukitan hijau di sekelilingnya.
Para pebalap akan menjajal lintasan Danau Toba pada Jumat (1/3/2024) pukul 07.00 selama satu jam sesi latihan bebas. Kemudian akan dilanjutkan dengan sesi kualifikasi pukul 10.30.