Hingga Lebaran, 100 Kali Pasar Murah Digelar di Jateng
Provinsi Jawa Tengan menggelar pasar murah untuk menekan laju inflasi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pasar murah akan terus intens dilakukan di 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah. Selain demi menekan laju inflasi, pasar murah juga dianggap sebagai solusi yang tepat untuk membantu warga agar tetap mampu memenuhi kebutuhan hidup, di tengah kondisi kenaikan harga sejumlah bahan pokok.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan, kegiatan pasar murah di Jawa Tengah akan intens dilakukan hingga menjelang Lebaran.
”Hingga menjelang Lebaran, kami berencana menggelar sedikitnya 100 kali pasar murah,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara pasar murah di Kantor Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (28/2/2024).
Tahun ini, sejak Januari hingga sekarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah menggelar 72 kali pasar murah. Di tiap kota/kabupaten di Jawa Tengah, pasar murah akan diselenggarakan dua hingga tiga kali.
Dalam pasar murah, Nana memastikan akan menyediakan bahan-bahan pokok yang semuanya disubsidi pemerintah. Selain dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, subsidi harga barang, khususnya beras, juga akan diberikan oleh Perum Bulog. Gerakan pasar murah ini diharapkan ditiru oleh pemerintah di tiap kota/kabupaten di Jawa Tengah.
Selain menggelar pasar murah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga akan menggelontorkan cadangan beras pemerintah kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.
”Hingga saat ini, kami juga masih terus melakukan penelusuran, mencari tahu, warga mana saja yang kira-kira masih membutuhkan bantuan beras dari pemerintah,” ujarnya.
Kendatipun harga beras saat ini tinggi, masyarakat Jawa Tengah diminta tidak panik. Masyarata juga tidak perlu membeli beras dalam volume besar untuk keperluan menimbun stok di rumah.
”Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saat ini, stok di Jawa Tengah mencukupi dan sebagian daerah sekarang sudah mulai menuai panen,” ujarnya.
Hingga menjelang Lebaran, kami berencana menggelar sedikitnya 100 kali pasar murah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Dyah Lukisari mengatakan, menyiapkan cadangan pangan sebenarnya menjadi hal yang wajib dilakukan oleh pemerintah di setiap level, hingga di tingkat pemerintah desa. Namun, hal ini juga tidak mudah dilakukan karena desa pun juga terbebani dengan banyak kebutuhan. Cadangan pangan ini diperlukan untuk disalurkan ke warga di saat-saat tertentu ketika diperlukan.
”Di tingkat pemerintah desa saja, anggaran yang tersedia lebih banyak terserap untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap berupaya menyiapkan cadangan pangan. Dalam kegiatan pasar murah di Kecamatan Mungkid di Kabupaten Magelang, misalnya, bantuan cadangan pangan diberikan kepada 1.000 keluarga penerima manfaat (KPM) dari empat kecamatan di Kabupaten Magelang. Bantuan pangan ini diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan mereka selama satu minggu.
Pemberian bantuan cadangan pangan ini, menurut dia, juga sekaligus menjadi upaya untuk menstabilkan harga bahan pangan. ”Dengen menahan 1.000 keluarga ini untuk tidak berbelanja selama seminggu, diharapkan tingkat permintaan yang berkurang juga akan membuat harga barang berangsur turun,” ujarnya.
Kepala Kantor Bulog Cabang Kedu M Ihsan Suraadilaga mengatakan, saat ini penggelontoran beras murah melalui kegiatan pasar murah sudah dilakukannya di enam kota/kabupaten di wilayah Kedu.
Di tengah kondisi harga beras yang cenderung masih mahal, permintaan beras untuk pasar murah saat ini terbilang tinggi.
”Rata-rata volume beras yang kami salurkan untuk pasar murah berkisar 50-70 ton per hari. Namun, pernah pula kami menggelontorkan hingga 100 ton beras dalam satu hari,” ujarnya.
Saat ini, Ihsan menuturkan, pihaknya belum menyerap beras. Namun, dengan adanya sejumlah daerah yang mulai menuai panen, dia pun memperkirakan pasokan beras hasil panen sudah mulai bisa diserap pada pertengahan Maret mendatang.