Persiapan menghadapi arus mudik Lebaran 2024 dilakukan di Jateng. Jalur tol hingga jalur kereta dipastikan siap.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jumlah pemudik pada masa libur Lebaran 2024 tahun ini diprediksi naik sekitar 6 persen dibanding jumlah pemudik pada tahun sebelumnya. Berbagai upaya pun disiapkan sejumlah pihak di Jawa Tengah untuk mencegah kepadatan di jalur-jalur mudik hingga jalur menuju tempat wisata.
Berdasarkan survei sementara yang dilakukan Korps Lalu Lintas Polri, jumlah pemudik Lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 200 juta orang. Jumlah itu lebih tinggi 6 persen dibanding jumlah pemudik Lebaran pada tahun sebelumnya sebanyak 187 juta orang.
Dalam kunjungan ke Gerbang Tol Kalikangkung, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (26/2/2024), Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Aan Suhanan menyatakan telah menyiapkan sejumlah upaya untuk menekan risiko kepadatan arus yang berpotensi terjadi seiring dengan peningkatan jumlah pemudik tersebut.
”Setidaknya ada tiga kluster (lokasi kepadatan arus) yang kemungkinan perlu diantisipasi, yakni jalur tol, jalur arteri, dan jalur wisata,” kata Aan pada Senin petang.
Di jalur tol ada lima persoalan yang kerap memicu perlambatan arus kendaraan ataupun kepadatan. Pertama, kepadatan di rest area atau tempat istirahat. Di tempat istirahat, aktivitas masyarakat akan dibatasi untuk menghindari penumpukan kendaraan. Hal itu dilakukan dengan menambah jumlah toilet portabel dan tempat pengisian bahan bakar portabel.
Kedua, kepadatan diperkirakan terjadi di gerbang tol. Biasanya, kepadatan terjadi karena ada permasalahan terkait saldo uang elektronik. Kondisi itu akan diatasi dengan cara menambah pelayanan mobile reader dan menambah personel yang membantu melancarkan transaksi pengguna jalan di gerbang tol.
”Ketiga, kepadatan lalu lintas kemungkinan terjadi pada pelaksanaan rekayasa lalu lintas one way atau sistem satu arah. Untuk itu, informasi terkait one way serta kapan akan diberlakukan dan sebagainya harus disampaikan supaya masyarakat paham,” ujar Aan.
Selanjutnya, arus lalu lintas diperkirakan bakal tersendat jika masih banyak kendaraan angkutan barang yang nekat beroperasi pada masa mudik Lebaran. Untuk itu, pengetatan terhadap aturan itu perlu dilakukan.
Kami akan meningkatkan kepatuhan masyarakat dan menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, kendaraan pemudik yang bermasalah atau tidak prima juga dikhawatirkan bakal menghambat arus lalu lintas. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat supaya memastikan kendaraannya dalam kondisi prima perlu dilakukan.
Sementara itu, jalur arteri juga diharapkan bisa disiapkan dengan baik. Hal itu karena jalur arteri bakal menerima beban lebih berat saat sistem satu arah diberlakukan di jalur tol.
”Terakhir, yang perlu diperhatikan adalah jalur wisata. Yang pasti masyarakat akan menghabiskan sebagian waktu libur Idul Fitri dengan berwisata. Pengalaman pada masa libur Idul Fitri sebelumnya ataupun saat libur Natal dan Tahun Baru akan kami jadikan bahan evaluasi,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Selasa (27/2/2024), Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Sonny Irawan mengatakan, Jateng merupakan wilayah yang luasnya hampir meliputi 29 persen Pulau Jawa. Di Jateng ada lima jaringan jalan, yakni jalan tol, pantura, tengah, selatan, dan selatan-selatan. Kelima jalur itu bakal menjadi atensi Polda Jateng, khususnya jalan tol.
”Mengacu pada tujuan dalam Operasi Ketupat 2024, kami akan meningkatkan kepatuhan masyarakat dan menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, pada Sabtu (2/3/2024), kami akan menggelar gebyar keselamatan, dilanjutkan dengan gelar keselamatan selama 14 hari berikutnya untuk mendahului Operasi Ketupat 2024 agar tujuan operasi dapat tercapai,” kata Sonny.
Kereta api
Persiapan menghadapi arus mudik Lebaran juga dilakukan di jalur kereta api. PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 4 Semarang, misalnya, telah menggencarkan program Management Safety Walkthrough (MSWT). Melalui program itu, pemeriksaan di tempat kerja dan seluruh lintas operasional kereta api dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya. Langkah ini juga untuk memastikan standar operasional serta protokol kesehatan pada setiap unit kerja terpenuhi.
”MSWT ini sangat penting untuk menjaga lingkungan kerja yang aman, nyaman, mencegah kecelakaan, serta meningkatkan produktivitas organisasi secara keseluruhan sehingga keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api dapat tercipta,” ucap Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo.
Selain itu, KAI bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan juga telah melaksanakan Rampcheck Standar Pelayanan Minimum Angkutan Lebaran 2024 dengan memeriksa 7 stasiun pelayanan penumpang dan 12 kereta api penumpang di wilayah Daop 4 Semarang. KAI Daop 4 Semarang juga melakukan kerja sama dengan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang dalam memetakan prakiraan cuaca yang bertujuan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang akan terjadi di sepanjang lintas operasional kereta api di wilayah Daop 4 Semarang.