Pengendalian harga beras diupayakan di Kota Pontianak, mulai dari menggelar operasi pasar hingga manajemen stok.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kenaikan harga beras, khususnya premium, masih berlangsung di Pontianak, Kalimantan Barat. Operasi pasar akan digelar 1-6 Maret demi mengendalikan harga beras.
Sri (48), warga Kota Pontianak, merasakan kenaikan harga beras semakin memberatkan masyarakat. Dua hari lalu ia berbelanja beras premium per 10 kg sudah seharga Rp 168.000, padahal sebelumnya masih Rp 145.000.
Kenaikan harga beras tersebut berdampak pada pengeluaran bulanan. Seharusnya pengeluaran beras per bulan tidak lebih dari Rp 150.000. Ia berharap pemerintah menstabilkan harga beras.
”Kalaupun naik, jangan terlalu tinggi dan stok tersedia agar orang tidak panik untuk membeli beras,” kata Sri, Selasa (27/2/2024).
Kenaikan harga beras juga berdampak pada kenaikan harga makanan di kedai-kedai makan. ”Saya biasa sarapan pagi di warung. (Kini) ada kenaikan Rp 3.000-Rp 4.000 per porsi,” kata Endang, warga lain.
Agar berhemat, ia mulai memasak di rumah. Endang juga terbantu oleh adanya kiriman beras dari orangtuanya yang berladang di kampung. Kiriman sekitar 15 kg beras itu cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan bagi dirinya dan dua anggota keluarganya di Pontianak.
Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian menuturkan, pihaknya berupaya menjaga harga kebutuhan pokok agar kembali stabil dengan menggelar operasi pasar. Operasi dijadwalkan berlangsung pada 1-6 Maret. Lokasinya di setiap kelurahan di Kota Pontianak.
Sebanyak 6.000 paket kebutuhan pokok disiapkan dalam operasi pasar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, terdapat 29 kelurahan di Kota Pontianak.
”Dalam satu paket terdiri dari beras 5 kg, minyak goreng 1 liter, dan gula pasir 1 kg. Harga per paket sebetulnya Rp 91.000. Namun, dalam operasi pasar akan dijual Rp 60.000. Jadi, subsidi pemerintah per paket Rp 31.000,” ujarnya.
Pemerintah Kota Pontianak juga akan menyalurkan beras cadangan pangan Kota Pontianak yang saat ini jumlahnya 56 ton. Sebagian dari jumlah itu akan disalurkan kepada masyarakat.
Harga per paket sebetulnya Rp 91.000. Namun, dalam operasi pasar akan dijual Rp 60.000.
”Kami (pemerintah) sedang mendata di kelurahan-kelurahan memastikan agar tidak tumpang tindih pemberian bantuan beras nantinya,” ujar Ani.
Stok kebutuhan pokok di Kota Pontianak diperkirakan masih mencukupi hingga selesai Lebaran. Sebagai contoh, stok beras Kota Pontianak sekitar 8.000 ton, sementara kebutuhannya 4,9 ton per bulan.
Beras dari pulau lain juga akan masuk ke Pontianak. Setelah upaya-upaya tersebut dilakukan, pemerintah menggandeng para distributor di Kota Pontianak melaksanakan gerakan bahan pokok murah.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalbar pada Selasa (27/2/2024) meninjau stok beras di gudang Bulog Kalbar yang terletak di Kabupaten Kubu Raya. Penjabat Gubernur Kalbar Harisson menuturkan, pihaknya ingin memastikan cadangan beras pemerintah provinsi dan kabupaten/kota tersedia di gudang Bulog.
Beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pasar (SPHP) juga dipastikan didistribusikan ke pasar-pasar. Berdasarkan laporan Bulog, dalam tiga bulan ke depan cadangan beras ada. Apalagi, Kabupaten Kubu Raya sudah mulai panen beras.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kalbar Dedi Aprilyadi menuturkan, stok beras di gudang Bulog 1.500 ton. Beras tersebut impor dari Thailand. Candangan beras itu bisa untuk SPHP, bantuan pangan, dan bencana alam.
”Beras yang didatangkan Bulog untuk Kalbar tergolong premium, tetapi dijadikan beras medium untuk SPHP. Standar penjualan juga beras medium dengan harga eceran tertinggi Rp 11.500 per kg, tetapi harga tebus di Bulog Rp 10.250 per kg,” katanya.
Secara total stok beras se-Kalbar 7.010 ton di gudang-gudang Bulog. Kemudian, beras yang akan masuk ke Kalbar dari DKI Jakarta 2.400 ton dan sedang dikirim. Di samping itu, beras dari Vietnam yang akan dikirim ke Kalbar 9.200 ton.