Anak TK di Buton Selatan Meninggal Penuh Luka, Pelaku Diburu
Seorang anak 6 tahun di Buton Selatan dibunuh saat pulang sekolah. Jasadnya dimasukkan dalam lubang kecil.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — SA (6) ditemukan meninggal di lubang kecil di Desa Kaofe, Kecamatan Kadatua, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara. Bocah perempuan yang sebelumnya dilaporkan hilang itu diduga kuat dibunuh dan menjadi korban kekerasan seksual. Polisi masih memburu pelakunya.
Hilang sejak Kamis (22/2/2024), warga menemukan jasad SA, warga Desa Marawali, tetangga Kaofe, di lubang kecil di Kaofe pada Minggu (25/2/2024) pagi.
”Tubuhnya tertutup batu, hanya kakinya yang terlihat,” kata La Ode Zabir, Kepala Desa Marawali, dihubungi dari Kendari, Selasa (27/2/2024).
Zabir menuturkan awalnya mengetahui kejadian ini dari orangtua angkat korban yang juga masih kerabatnya. Mereka menyampaikan, SA sudah hilang dua hari. Kejadian itu telah dilaporkan ke kepolisian.
Ibu kandung SA telah meninggal lebih dulu. Almarhum berpulang saat melahirkan SA.
Siswa TK ini diketahui hilang selepas pulang sekolah. Saat itu, korban pulang jalan kaki ke rumah bersama seorang rekannya.
Akan tetapi, di jalan, seseorang memanggil mereka. Rekan korban mengatakan langsung lari. Sejak itu, korban disebut tidak pulang ke rumah.
”Saya tanya, kenapa baru melapor. Katanya, korban sudah biasa ke rumah saudara yang lain. Jadi, ia kira korban di sana. Baru sehari setelahnya, mereka sadar kalau korban hilang,” kata Zabir.
Setelah itu, Zabir lalu menghubungi warga lain terkait kejadian ini. Pencarian lantas dimulai sejak Minggu pagi. Hasilnya, korban ditemukan tidak bernyawa sekitar pukul 09.00 Wita.
Sampai Selasa siang, ia melanjutkan, polisi masih mendalami kasus ini. Ia juga meminta setiap orang yang datang ke desa untuk melapor. Tujuannya, menghindari kejadian tidak diinginkan dan salah paham.
Kepala Seksi Humas Polres Baubau Ajun Komisaris Abdul Rahmad mengungkapkan, berdasarkan informasi sementara dan penyelidikan, SA meninggal dengan sejumlah luka. Luka, misalnya, ada di dada hingga kemaluan.
”Korban alami penganiayaan yang mengakibatkan meninggal. Untuk penyebabnya, masih proses otopsi,” ujar Rahmad.
Polisi, ia melanjutkan, terus bekerja setelah mendapatkan informasi tersebut. Tim tengah menyelidiki dan mengumpulkan informasi. Hal itu termasuk mendatangkan tim dokter untuk memeriksa jenazah.
Saat ini, tim juga sedang mengejar seorang yang diduga kuat terlibat kejadian ini. ”Yang jelas, tim masih bekerja mengungkap kasus. Terkait penyebab kematian dan informasi lainnya akan kami sampaikan ke depannya,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Polsek Kadatua Inspektur Dua Wahid belum bisa berkomentar banyak terkait pengejaran terduga pelaku. ”Kami masih mencarinya,” tambahnya.