Operasi Pasar Digelar di Cirebon, Warga Antusias Beli Beras dengan Harga Murah
Harga beras di Kabupaten Cirebon masih tinggi. Operasi pasar pun digelar di sejumlah lokasi.
CIREBON, KOMPAS — Harga beras di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih tinggi. Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama Perum Bulog menggelar operasi pasar murah di sejumlah lokasi untuk menekan lonjakan harga. Warga berharap, kegiatan serupa terus berlanjut.
Pasar murah, antara lain, digelar di Pondok Pesantren Gedongan, Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Cirebon, Senin (19/2/2024). Dalam operasi itu, warga dapat membeli beras medium dengan harga Rp 52.000 per kemasan 5 kilogram. Angka itu di bawah harga pasaran yang mencapai lebih Rp 75.000 per 5 kg.
Warga pun mengantre untuk mendapatkan beras program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) tersebut. Petugas membatasi pembelian maksimal hanya dua kemasan beras per orang untuk mencegah penimbunan barang. Warga juga harus mempunyai kupon untuk membeli beras.
”Ini (pasar murah) sangat membantu karena harganya murah. Di warung, beras 5 kg sudah Rp 75.000 yang biasa (medium). Kalau yang premium, harganya Rp 85.000 per 5 kg,” ujar salah seorang warga, Mukisah (62).
Baca juga: Produksi Surplus, Harga Beras di Kabupaten Cirebon Terus Naik
Kondisi itu menunjukkan harga beras medium di Cirebon telah mencapai Rp 15.000 per kg, sedangkan harga beras premium Rp 18.000 per kg. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) beras medium yang diatur pemerintah untuk wilayah Jawa adalah Rp 10.900 per kg. Adapun harga beras premium biasanya berkisar Rp 13.000 per kg.
”Di warung eceran, harga beras medium ada yang Rp 17.000 per kg. Naiknya sudah dua bulan ini,” ujar Mukisah.
Baca juga: Lonjakan Harga Beras yang Berulang, Ujian Perdana Calon Presiden Terpilih
Dalam pasar murah di Pondok Pesantren Gedongan, Mukisah membeli dua karung beras ukuran 5 kg. Menurut dia, beras itu hanya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya selama sepuluh hari. ”Di rumah ada saya, anak, dan tiga cucu. Setiap hari masak beras 1 kg. Inginnya (pasar murah) ada lagi nanti,” ungkapnya.
Kartini (65), warga lainnya, juga berharap pasar murah terus berlanjut di tengah tingginya harga beras. Saat mendengar penyelenggaraan pasar murah, ia dan tetangganya pun langsung datang untuk membeli beras.
”Saya beli empat karung karena ada tetangga yang nitip. Satu karung beras ini paling habis lima hari karena di rumah ada tiga orang. Semoga ada lagi pasar murahnya,” ungkapnya.
Tiga lokasi
Kepala Bidang Perdagangan dan Pengendalian Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon Sidik Wibowo mengakui, operasi pasar murah disambut antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat. Dia menambahkan, Pemkab Cirebon menjadwalkan pasar murah di tiga lokasi pada pekan ini.
Setelah Ponpes Gedongan, pasar murah akan digelar di Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, pada Kamis (22/2/2024), serta Balai Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang, pada Jumat (23/2/2024). Acara itu dimulai pukul 09.00 hingga stok habis. Setiap kegiatan ada 10 ton beras SPHP yang dijual.
Sidik mengatakan, Pemkab Cirebon sudah menerima pengajuan operasi pasar dari sejumlah kecamatan, misalnya Kedawung dan Karangwareng. Dia menyebut, mulai pekan depan, operasi pasar murah bakal digelar dua kali sepekan sesuai hasil koordinasi dengan Perum Bulog Cabang Cirebon.
Meski demikian, Sidik menyatakan bakal berkomunikasi dengan pimpinan Bulog Cabang Cirebon supaya bisa melaksanakan operasi pasar murah tiga kali seminggu karena harga beras masih tinggi. Menurut rencana, operasi serupa akan terus dilakukan hingga harga komoditas itu stabil.
Baca juga: Mundurnya Masa Tanam Padi Picu Kenaikan Harga Beras
Apalagi, kata Sidik, beras premium di toko-toko retail wilayah Cirebon mulai langka. ”Kemarin kami koordinasi dengan retail. Memang mereka kesulitan mendapatkan pasokan beras. Kami juga mengecek gudang, di sana kosong. Penyebabnya, harga beras sudah jauh di atas HET,” katanya.
Menurut Sidik, operasi pasar murah merupakan salah satu langkah stabilisasi harga beras. ”Tetapi, hanya sedikit kemungkinan untuk menurunkan harganya karena (lonjakan harga beras) ini terjadi secara nasional,” ungkapnya.
Baca juga: Harga Beras Masih Tinggi
Kami juga mengecek gudang, di sana kosong. Penyebabnya, harga beras sudah jauh di atas HET.
Sebelumnya, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Cirebon Kuryadi mengatakan, masa tanam di wilayah Cirebon mundur hingga dua bulan karena fenomena El Nino yang ditandai kekeringan pada tahun lalu. Ketika hujan mulai turun, sejumlah daerah justru terdampak banjir.
Akibatnya, musim panen yang biasanya pada Maret mundur hingga April dan Mei. Kuryadi pun memperkirakan gejolak harga beras masih berlanjut hingga panen raya. ”Kami berharap saat panen harganya tidak begitu anjlok,” ujarnya.