Kalsel Diguncang Empat Gempa dalam Sepekan, Tingkatkan Upaya Mitigasi
Kewaspadaan dan mitigasi terhadap gempa di Kalsel perlu ditingkatkan setelah terjadi empat kali gempa dalam sepekan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Empat kali gempa mengguncang Kalimantan Selatan dalam sepekan terakhir. Gempa bumi tektonik yang berpusat di Kalsel dengan magnitudo kurang dari 5 itu dirasakan sebagian warga. Kewaspadaan dan mitigasi terhadap gempa perlu ditingkatkan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat empat kejadian gempa bumi tektonik di Kalsel dalam rentang waktu 13-18 Februari 2024. Gempa pertama terjadi Selasa (13/2/2024) pukul 08.22 WIB dengan kekuatan M 4,7. Episenter gempa bumi ini berlokasi di darat pada jarak 19 kilometer arah timur laut Banjar pada kedalaman 10 km.
Guncangan gempa tersebut tak hanya terasa di Kalsel, tetapi terasa hingga Kalimantan Tengah. Di Kalsel, getaran dengan skala III MMI terasa di Kabupaten Tapin, Barito Kuala, Banjar, dan Kota Banjarmasin. Getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan ada truk yang berlalu. Di Kalteng, getarannya terasa di Sampit (Kotawaringin Timur), Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya dengan skala II-III MMI.
Setelah gempa bermagnitudo 4,7 itu, terjadi tiga gempa susulan di Kalsel. Gempa kedua terjadi pada hari yang sama pukul 14.09 WIB dengan kekuatan M 3,3. Episenter gempa ini di darat pada jarak 22 km arah timur laut Banjar pada kedalaman 10 km. Getaran dengan skala III MMI terasa di Sambung Makmur, Banjar.
Berselang sehari kemudian, terjadi lagi gempa bermagnitudo 4,1 pada Rabu (14/2/2024) pukul 01.32 WIB. Episenter gempa ini berlokasi di darat pada jarak 15 km arah timur laut Banjar pada kedalaman 10 km. Getaran dengan skala III MMI terasa di Hatungun, Tapin, dan Pengaron, Banjar.
Gempa keempat dengan kekuatan M 3,2 terjadi Minggu (18/2/2024) pukul 12.32 Wita. Episenter gempa ini juga berlokasi di darat pada jarak 26 km arah tenggara Hulu Sungai Tengah pada kedalaman 10 km. Getaran dengan skala II-III MMI terasa di Hatungun, Tapin.
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Kalsel Goeroeh Tjiptanto mengatakan, setiap terjadi gempa yang dirasakan selalu ada gempa susulan yang merupakan stabilisasi pergerakan dari patahan lempeng/tektonik.
”Gempa susulan tentunya dengan skala lebih kecil, baik yang dirasakan maupun hanya tercatat di alat saja (tidak dirasakan),” katanya saat dihubungi dari Banjarmasin, Senin (19/2/2024).
Dengan gempa ini, menurut Goeroeh, wilayah Kalsel dan Pulau Kalimantan secara umum tidak bisa lagi dikatakan aman dari gempa. Anggapan bahwa Kalsel merupakan daerah yang aman dari gempa hanya istilah jika dibandingkan daerah lain di Indonesia yang selama ini kerap dilanda gempa.
”Memang secara umum Kalimantan relatif kecil terjadinya gempa. Namun, ini bukan berarti benar-benar aman,” ujarnya.
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Rasmid menjelaskan, gempa di Kalsel merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas patahan Meratus. Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi ini terasa dengan skala II-III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan-akan ada truk yang berlalu.
”Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin melaporkan, gempa pertama berkekuatan M 4,7 dan berjarak 58 km dari Banjarmasin merusak ruangan guru SD Negeri Sungai Jingah 5 di Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin Husni Thamrin menyebutkan, lantai dan plafon di ruangan guru tersebut retak sekitar 10 meter. Dinding ruangan juga retak sepanjang 2 meter. ”Retakan itu terjadi karena sebelumnya sudah ada retakan kecil di dinding,” katanya.
Mitigasi gempa
Rasmid pun mengimbau masyarakat agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. ”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” katanya.
Menurut Goeroeh, sudah saatnya masyarakat Kalsel menyiapkan struktur bangunan yang lebih kokoh sebagai bentuk mitigasi terhadap gempa di atas M 5,5. Hal itu mengingat gempa bermagnitudo di atas M 5,5 berpotensi menimbulkan kerusakan.
”Seperti kejadian gempa di wilayah lain Indonesia, gempa di bawah M 5 relatif kecil dampaknya. Karena itu, gempa di Kalsel saat ini tetap menjadi catatan tersendiri dan perhatian khusus meskipun sesar atau patahannya bersifat lokal,” katanya.
Memang secara umum Kalimantan relatif kecil terjadinya gempa. Namun, ini bukan berarti benar-benar aman.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan, wilayah Kalsel relatif jarang dilanda gempa bumi. Berdasarkan data BMKG, sepanjang 1900-2018, hanya terjadi tiga kali gempa bumi di Kalsel.
Sebelumnya, gempa berkekuatan M 4 pernah melanda Kabupaten Balangan, Kalsel, 13 November 2023. Episentrum gempa pada koordinat 2,17 derajat Lintang Selatan dan 115,59 derajat Bujur Timur, tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km barat laut Balangan, pada kedalaman 10 km.
Sekalipun Kalsel relatif jarang dilanda gempa bumi, menurut Daryono, di kawasan ini ada sesar Meratus yang aktif. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Bumi Nasional yang disusun Pusat Studi Gempa Bumi Nasional (Pusgen) tahun 2017 menyebutkan, sesar Meratus berpotensi memicu gempa bumi hingga M 7.
Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah mengatakan, masyarakat Kalsel kini perlu waspada terhadap gempa, tetapi tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh informasi yang kurang valid. ”Kami harapkan masyarakat tidak terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujarnya.