Cuaca Ekstrem Membayangi NTB hingga Hari Pencoblosan
Cuaca ekstrem berpotensi terjadi saat proses distribusi logistik hingga pemungutan suara di NTB.
MATARAM, KOMPAS — Cuaca ekstrem membayangi sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat dalam empat hari ke depan. Berbagai langkah antisipasi dilakukan agar tidak mengganggu proses distribusi logistik, terutama proses pencoblosan atau pemungutan suara pada Rabu (14/2/2024) mendatang.
Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Satrio Topan Primadi dalam keterangan resminya, Senin (12/4/2024), mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode 12-15 Februari 2024.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Kondisi itu, kata Satrio, diperkirakan terjadi di Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Dompu pada pagi hingga dini hari.
Selain hujan berintensitas sedang dan lebat, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga berpotensi dilanda gelombang tinggi. BMKG menyebutkan, tinggi gelombang diperkirakan 1,25–2,5 meter di Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan NTB.
Baca juga: Distribusi Logistik Pemilu di Jakarta Mencapai Setengah Kecamatan dan Kelurahan
Menurut Satrio, kondisi itu terjadi karena adanya signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Satrio mengatakan, kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu, antara lain, gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB.
Selain itu, ada pula pusat tekanan rendah (low pressure) di wilayah utara Australia yang membentuk daerah belokan, pertemuan, dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi). Kondisi itu dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk NTB, dalam beberapa hari kedepan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB Muhammad Khuwailid, seusai Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB dan pemangku kepentingan lain terkait Pemilu 2024, Senin siang, mengatakan, kondisi cuaca menjadi perhatian. Cuaca jadi perhatian, baik saat distribusi logistik maupun pemungutan suara.
Lihat juga: ”Grasak-grusuk” Serangan Fajar di Masa Tenang Pemilu
Menurut Khuawailid, saat ini distribusi logistik masih terus berlangsung, termasuk ke pulau-pulau.
”Untuk gelombang tinggi tentu tidak akan memungkinan digunakan alat transportasi laut biasa. Oleh karena itu, kami sudah berkoordinasi dengan dinas perhubungan untuk membantu menyediakan kapal,” ucapnya.
Menurit Khuwailid, sejauh ini belum ada laporan kendala distribusi logistik ke pulau-pulau di tengah gelombang tinggi.
”Kemarin, ke Pulau Maringkik di Lombok Timur distribusi berjalan lancar. Laporan dari teman-teman di Lombok Barat yang mendistribusikan logistik ke Gili Gede pagi ini juga demikian,” ujarnya.
Baca juga: Mengapa Pemilu Selalu Hari Rabu?
Dampak hujan ekstrem terhadap distribusi logistik di wilayah daratan NTB juga diantisipasi. Apalagi, pascakejadian rusaknya 13 kotak suara di Sembalun Lawang, Lombok Timur.
”Namun, surat suara dan dokumen lain tidak rusak karena terbungkus plastik. Seluruh isi sudah dikeluarkan disaksikan seluruh pihak terkait,” katanya.
Menurut Khuwailid, kondisi itu terjadi karena kendaraan pengangkut tidak menggunakan penutup atau terpal yang bagus sehingga merembes masuk. ”Kami sudah meminta agar kabupaten kota agar dalam proses distribusi yang masih berlangsung bisa menggunakan terpal standar terop,” katanya.
Langkah antisipasi juga dipersiapkan terhadap dampak cuaca ekstrem saat pemungutan suara. Terutama di daerah-daerah terdampak bencana di NTB.
Baca juga: Memilih dengan Hati Nurani
Pada Minggu lalu, cuaca ekstrem memicu terjadinya bencana alam di sejumlah wilayah di NTB, seperti banjir di Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, dan Sumbawa. Selain itu, juga terjadi longsor di Sumbawa.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, bencana alam pada pekan lalu melanda 29 desa. Saat ini, proses penanganan masih berlangsung.
Langkah antisipasi juga dipersiapkan terhadap dampak cuaca ekstrem saat pemungutan suara. Terutama di daerah-daerah terdampak bencana di NTB.
Menurut Khuwailid, pihaknya sudah menerima laporan pemindahan TPS yang tersebar di desa atau kelurahan terdampak banjir.
”Tetapi, tidak seluruh TPS, ya. Pemindahan titik ini kami lakukan sebagai satu langkah mitigasi ketika misalnya pada tanggal 14 Februari terjadi hujan dan mengganggu proses pemungutan suara,” katanya.
Sesuai regulasi, jika terjadi banjir besar, baik sehari menjelang maupun saat pelaksanaan pemungutan suara, relokasi pemilih yang berdampak pada relokasi TPS bisa dilakukan.
Lihat juga: Yuk, Pahami Tata Cara Mencoblos Surat Suara di Pemilu 2024
”Bahkan, jika banjir terus berlanjut, bisa dilakukan pemilihan susulan. Terkait hal ini, kami sudah berkoordinasi dengan semua pihak terkait,” kata Khuwailid.
Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi menambahkan, persiapan pemilu di NTB sejauh ini berjalan lancar, termasuk distribusi logistik yang sedang berlangsung. Ancaman bencana akibat cuaca ekstrem turut diantisipasi, yakni dengan menyiagakan alat-alat berat di lokasi-lokasi rawan bencana.
”Saat ini, penanganan di lokasi terjadi bencana alam juga terus berlangsung. Alat berat sudah dikerahkan ke sana,” kata Gita.