Banjir Masih Mengancam Jalur Gerbang Tol Kertajati di Cipali
Banjir di sekitar GT Kertajati, Tol Cipali, berangsur surut. Namun, banjir masih berpotensi terjadi seiring hujan deras.
MAJALENGKA, KOMPAS — Banjir yang merendam jalur sekitar Gerbang Tol Kertajati, Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, berangsur surut. Meski demikian, banjir berpotensi terjadi di daerah itu seiring hujan deras dua hari ke depan.
Banjir mulai merendam jalur menuju GT Kertajati Kilometer 158 tersebut pada Minggu (11/2/2024) malam seiring hujan deras sejak sore hari. Ketinggian air di jalan arteri itu mencapai 60-100 sentimeter. Banjir berangsur surut pada Senin (12/2/2024).
Hingga Senin siang, Departemen Head Traffic and Security Management Astra Tol Cipali Prayogi Setyo Pratomo mengatakan, ketinggian air berkisar 30-50 cm dan terus menyusut. Air menggenangi kedua lajur pintu keluar Tol Kertajati, yang ke arah Kadipaten dan Jatitujuh.
Baca juga: Banjir di Exit Tol Kertajati Berulang, Kendaraan Keluar di GT Sumber Jaya
”Melihat kondisi seperti ini, kami melakukan penyortiran (kendaraan) dan imbauan kepada pengguna jalan,” ujar Prayogi. Kendaraan besar, katanya, masih bisa keluar melalui GT Kertajati. Namun, kendaraan golongan I yang ukurannya lebih kecil diimbau tidak melintas.
Kendaraan yang hendak keluar di GT Kertajati pun dialihkan ke GT Sumber Jaya di Kilometer 175. Jarak kedua gerbang tol ini kurang dari 20 km. Selama ini, GT Kertajati menghubungkan tol dan arteri, terutama menuju Kadipaten, Jatigede di Kabupaten Sumedang, serta kota Majalengka.
Kepala Divisi Operasional Astra Tol Cipali Sri Mulyo menambahkan, rekayasa lalu lintas itu telah mengurai arus kendaraan di sekitar GT Kertajati. Ia mengklaim, air tidak masuk ke ruas tol. Namun, laju kendaraan melambat di Km 152 arah Jakarta akibat banjir di jalur arteri.
Pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Majalengka, serta instansi terkait untuk menangani dampak banjir. Langkah itu seperti penyedotan air di jalan hingga perbaikan tanggul sawah warga.
Kendaraan besar masih bisa keluar melalui GT Kertajati. Namun, kendaraan golongan I yang ukurannya lebih kecil diimbau tidak melintas.
”Pengguna jalan diimbau untuk selalu mengutamakan keselamatan serta waspada saat berkendara dengan tidak memaksakan kendaraannya untuk melewati luapan air,” ujar Mulyo dalam keterangan tertulis. Pihaknya telah menyiagakan petugas untuk mengarahkan pengemudi.
Sementara itu, banjir di jalur menuju GT Kertajati tidak berdampak pada operasional Bandara Internasional Jabar (BIJB) Kertajati. ”Pengguna jalan tol yang hendak ke Bandara Kertajati sebaiknya menggunakan GT Kertajati Utama karena mudah dan langsung menuju tempat parkir utama bandara,” ujar Direktur PT BIJB Muhamad Singgih.
Pengendara yang melalui Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), misalnya, bisa keluar melalui GT Kertajati Utama yang terhubung ke bandara. Adapun pengendara dari arah Indramayu tidak terkendala mengakses bandara. Penerbangan pesawat juga berjalan lancar.
Potensi hujan deras
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana, mengatakan, banjir di area GT Kertajati berasal dari luapan Sungai Cipelang. Pemicunya adalah hujan deras di Majalengka dan Sumedang yang merupakan daerah hulu sungai.
”Ada beberapa tanggul juga yang jebol di Desa Kertawinangun (Kecamatan Kertajati),” ungkap Rezza. Akibatnya, banjir setinggi hingga 100 cm tidak hanya merendam jalur di sekitar tol, tetapi juga menggenangi sekitar 200 hektar sawah dan 1.300 rumah pada tiga desa di Kertajati. Rinciannya, 800 rumah di Desa Palasah, 450 rumah di Kertawinangun, serta 50 rumah di Pakubeureum. Total sekitar 3.500 warga terdampak di daerah tersebut.
”Banjir sudah berangsur surut. Beberapa warga yang mengungsi ke rumah kerabat sudah kembali,” ujar Rezza.
Banjir di pintu keluar Tol Kertajati dan permukiman setempat sudah beberapa kali terjadi. Pada Februari 2021, misalnya, Jalan Raya Kadipaten-Jatitujuh di daerah Biyawak, yang menuju GT Kertajati, terendam air setinggi 40 cm sepanjang 100 meter (Kompas.id, 7/2/2021).
Meskipun surut, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Dian Anggraeni, menilai, banjir masih berpotensi terjadi seiring hujan deras. Pada Minggu, misalnya, curah hujannya tergolong lebat, yaitu 89,3 milimeter per hari.
”Masih ada potensi hujan sedang hingga lebat untuk dua hari ke depan,” ujar Dian. Pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap banjir, tanah longsor, angin kencang, dan petir. Caranya dengan memantau kondisi cuaca hingga membersihkan saluran air atau drainase.
Baca juga: Ratusan Rumah Terendam di Majalengka, Banjir Masih Mengancam