Ratusan Rumah Terendam di Majalengka, Banjir Masih Mengancam
Banjir di sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, merendam lebih dari 250 rumah, jalan raya, dan belasan hektar sawah. Banjir masih mengancam hingga dua hari ke depan seiring tingginya curah hujan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Banjir di sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, merendam lebih dari 250 rumah, jalan raya, dan belasan hektar sawah. Banjir masih mengancam hingga dua hari ke depan seiring tingginya curah hujan.
Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, hingga Minggu (7/2/2021) petang, banjir tersebar di lima desa di tiga kecamatan. Desa itu adalah Sukamulya, Mekarjaya, dan Bantarjati di Kecamatan Kertajati; Biyawak di Kecamatan Jatitujuh; serta Kertasari di Kecamatan Ligung. Banjir berasal dari luapan Sungai Ciduet.
Wilayah terparah terjadi di Bantarjati. Sekitar 200 rumah, 5 tempat ibadah, dan 2 sarana pendidikan terendam lebih dari 30 sentimeter (cm). Sebanyak 800 jiwa terdampak banjir. Begitu pun dengan jalan desa sepanjang 1,23 kilometer.
Di Mekarjaya, 25 rumah terendam air hingga 70 cm dan 88 warga terdampak. Sekitar 10 hektar sawah juga terendam. Jalan Raya Kadipaten-Jatitujuh di daerah Biyawak sempat terendam air setinggi 40 cm sepanjang 100 meter.
Terendamnya jalur yang menghubungkan Majalengka dan Kabupaten Indramayu, Jabar, itu pun sempat menyebabkan beberapa kendaraan mogok. Jalur itu menuju Bandara Internasional Jabar Kertajati dan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Jalan di Desa Sukamulya sepanjang 50 meter juga tergenang setinggi 40 cm. Kendaraan sempat tidak bisa melintas. Sekitar 6 hektar sawah di kawasan itu ikut terendam.
”Sebagian jalur sudah aman. Sampai saat ini, kami sedang menyisir daerah yang tergenang. Ada beberapa warga mengungsi sementara ke rumah kerabat,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Majalengka Rezza Permana saat dihubungi Minggu malam.
Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan tenda dan memetakan lokasi pengungsian jika dibutuhkan, seperti di balai desa serta sekolah. ”Kalau melihat situasi, sepertinya air akan surut besok,” ujarnya.
Februari juga merupakan puncak musim hujan. Masyarakat perlu waspada dengan banjir, tanah longsor, dan angin kencang. (Ahmad Faa Izyin)
Dalam Katalog Desa/Kelurahan Rawan Banjir, Sukamulya, Bantarjati, Biyawak, dan Kertasari termasuk dalam kategori sedang untuk bahaya banjir. Di wilayah itu terdapat Situ Cijingga, Daerah Aliran Sungai Cimanuk, dan Bendung Rentang.
Rezza mengatakan, selain saluran pembuangan yang tersumbat di area perumahan, banjir juga dipicu oleh tingginya curah hujan di sekitar Kertajati sejak Minggu pukul 03.00. Masyarakat diimbau tetap waspada karena hujan masih berlangsung hingga malam hari.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyin, mengatakan, curah hujan sampai Minggu pukul 17.50 di daerah Kertajati tercatat 211 milimeter. ”Ini termasuk hujan kategori ekstrem,” ucapnya.
Menurut Ahmad, saat ini terjadi pertemuan massa udara di atmosfer wilayah Jabar, termasuk Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Akibatnya, terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan peningkatan awan hujan. Kelembapan tinggi dan suhu muka laut yang hangat turut mendorong terjadinya hujan deras dengan durasi lama.
”Diperkirakan, kondisi ini sampai dua hari ke depan (Selasa, 9/2/2021). Februari juga merupakan puncak musim hujan. Masyarakat perlu waspada dengan banjir, tanah longsor, dan angin kencang,” ungkapnya.