Banjir di Sumedang, Seorang Warga Tewas dan Dua TPS Terdampak
Banjir menerjang enam desa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Satu warga meninggal dan dua TPS terdampak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Bencana banjir terjadi di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (11/2/2024) sore. Seorang warga lanjut usia meninggal dan sekitar 700 warga terdampak. Dua tempat pemungutan suara di lokasi itu juga terkena dampak banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang Atang Sutarno mengatakan, banjir itu dipicu hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi selama delapan jam. Kondisi tersebut mengakibatkan tanggul Sungai Cipelang jebol karena tingginya debit air.
Ia memaparkan, total enam desa di Kecamatan Ujungjaya terdampak banjir. Enam desa ini adalah Ujungjaya, Gudang Wangi, Sukamulya, Palasari, Cipelang, dan Palabuan.
Adapun ketinggian air saat terjadi banjir mencapai 3 meter. Banjir itu merendam 220 unit rumah yang dihuni sekitar 700 jiwa.
”Saat ini kondisi air mulai surut, ketinggian tinggal sekitar 10 sentimeter. Kami telah mengerahkan sejumlah alat berat untuk membersihkan lumpur yang menimbun area pemukiman warga,” kata Atang, Senin (12/2/2024).
Ia menuturkan, BPBD Sumedang bersama instansi terkait telah mengevakuasi 700 warga ke sejumlah lokasi yang aman. Sementara itu, dua lokasi TPS yang terdampak banjir telah dipindahkan ke lokasi yang jauh dari area terdampak banjir.
”Seorang korban banjir yang meninggal di puskesmas setempat berusia 73 tahun. Saat dievakuasi dari rumahnya, almarhum dalam kondisi sakit stroke,” ujar Atang.
Atang menambahkan, para korban banjir diimbau tetap berada di lokasi pengungsian untuk sementara waktu. Sebab, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan diperkirakan melanda Sumedang hingga satu pekan ke depan.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Jawa Barat Asri Rachmawati mengatakan, wilayah Jabar saat ini sudah memasuki hingga hujan. Puncak musim hujan di 27 kabupaten/kota di Jabar diperkirakan terjadi pada akhir Februari.
Ia memaparkan, diperkirakan terdapat beberapa faktor memengaruhi terjadinya hujan di sebagian wilayah Jabar dalam sepekan ke depan. Faktor itu, misalnya, suhu muka laut di sekitar perairan Indonesia yang relatif hangat.
Seorang korban banjir yang meninggal di puskesmas setempat berusia 73 tahun. Saat dievakuasi dari rumahnya, almarhum dalam kondisi sakit stroke.
”Suhu permukaan laut yang hangat mengindikasikan potensi penambahan uap air ke wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat. Masyarakat di daerah rawan bencana harus waspada apabila terjadi hujan selama berhari-hari,” ucap Asri.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin meminta pemerintah kabupaten, Komisi Pemilihan Umum, dan Badan Pengawas Pemilu di Sumedang segera menyiapkan TPS di lokasi yang aman dari banjir. Upaya ini bertujuan agar warga setempat tidak kehilangan hak pilihnya.