Banjir di Exit Tol Kertajati Berulang, Kendaraan Keluar di GT Sumber Jaya
Jalur keluar Tol Kertajati di ruas Tol Cikopo-Palimanan kembali terendam banjir. Kendaraan diminta ke GT Sumber Jaya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Jalur keluar atau exit Tol Kertajati di ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan, tepatnya Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kembali terendam banjir. Hujan deras dan tanggul jebol menjadi pemicunya. Kendaraan yang hendak keluar di Kertajati diarahkan ke jalur keluar di Gerbang Tol Sumber Jaya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka mencatat, hingga Senin (12/2/2024) pukul 09.00, jalur keluar Tol Kertajati masih terendam banjir hingga 60 sentimeter. Air menggenangi jalan arteri sekitar 100 meter dari arah kiri dan kanan setelah pintu keluar tol.
”Kendaraan tidak bisa lewat (exit Tol Kertajati). Semalam, banyak truk yang memaksakan lewat akhirnya mogok. Untuk sementara, kendaraan yang akan keluar tol bisa melalui GT Sumber Jaya,” ujar Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Rezza Permana.
GT Kertajati yang berada di Kilometer 158 berjarak kurang dari 20 kilometer dari GT Sumber Jaya. Selama ini, GT Kertajati menjadi jalur penghubung jalan tol dan arteri, terutama bagi pengendara yang ingin ke Kadipaten, Jatigede, di Kabupaten Sumedang, serta kota Majalengka.
Namun, sejak Minggu (11/2/2024) pukul 22.00, jalur keluar Tol Kertajati terendam banjir. Hujan deras yang terjadi sejak sore hari di Majalengka dan Sumedang memicu Sungai Cipelang meluap. ”Ada beberapa tanggul juga yang jebol di Kertawinangun,” ungkapnya.
Tidak hanya jalan, banjir setinggi hingga 100 cm juga merendam sekitar 1.300 rumah pada tiga desa di Kecamatan Kertajati. Rinciannya, 800 rumah di Desa Palasah, 450 rumah di Kertawinangun, serta 50 rumah di Pakubeureum. Sekitar 3.500 warga terdampak dan 200 hektar sawah terendam banjir.
”Sekarang, banjir berangsur surut. Beberapa warga yang mengungsi ke rumah kerabat sudah kembali,” ucap Rezza.
Pihaknya bersama TNI, Polri, hingga aparat desa turut membantu warga membersihkan bekas banjir dan memantau ketinggian air di jalan arteri Kertajati.
Kami mengimbau warga agar waspada dengan dampak hujan, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kilat.
Banjir di pintu keluar Tol Kertajati dan permukiman setempat sudah beberapa kali terjadi. Pada Februari 2021, misalnya, Jalan Raya Kadipaten-Jatitujuh di daerah Biyawak, yang menuju GT Tol Kertajati, terendam air setinggi 40 cm sepanjang 100 meter.
Aulia Putri Salsabila dari Humas Astra Tol Cipali mengatakan, tingginya intensitas hujan pada Minggu membuat tanggul sawah jebol dan menyebabkan genangan air. ”Akibatnya terjadi pelambatan lalu lintas di sekitar Kilometer 152 arah Jakarta,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Petugas Astra Tol Cipali berupaya menyedot air di wilayah tersebut dan membantu menangani tanggul sawah warga yang jebol. ”Saat ini, tim kami akan terus stand by (siaga) memantau kondisi lapangan,” ungkapnya.
Sebelumnya, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Bayu Satya mengatakan, intensitas hujan menengah hingga tinggi terjadi bulan ini. Curah hujan itu berkisar 100-130 milimeter per bulan sampai 300-500 mm per bulan.
”Kami mengimbau warga agar waspada dengan dampak hujan, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kilat,” ucap Bayu.