Prihatin pada Demokrasi, Elemen Masyarakat Protes di Depan Gedung Sate
Ratusan peserta aksi menuntut pemerintah menjalankan Pemilu 2024 dengan demokratis dan jauh dari kecurangan.
BANDUNG, KOMPAS — Ratusan mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat melakukan demonstrasi terkait keprihatinan terhadap demokrasi di Indonesia. Aksi yang dilakukan di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024), diwarnai pengibaran bendera setengah tiang, pembakaran, dan upaya mendobrak gerbang gedung.
Massa mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB dari berbagai penjuru. Sebagian besar peserta aksi menggunakan jas almamater dari sejumlah universitas serta beberapa massa hadir tanpa identitas kampus. Dari dalam wilayah Gedung Sate, puluhan petugas berjaga sambil mengamati aksi para demonstran.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca juga: Seruan dari Kampus Terus Bergulir
Para peserta aksi membacakan tuntutan yang disebut sebagai Maklumat Jawa Barat. Teks yang dibacakan oleh koordinator aksi, Ilyasa Ali Husni (26), ini berisi keprihatinan sejumlah elemen masyarakat terhadap keberpihakan para penguasa dalam kontestasi Pemilihan Umum 2024.
”Kembalikan amanah konstitusi dan reformasi yang telah dibajak rezim dan kembalikan kedaulatan rakyat. Pemilu curang yang telah dilakukan berpotensi menjadi kejahatan terbesar terhadap demokrasi. Pembajakan konstitusi merupakan dosa besar yang harus dipertanggungjawabkan oleh pemerintahan hari ini,” ujarnya.
Menurut Ilyasa, massa yang berkumpul mencapai 500 orang. Aksi massa ini diawali pengibaran bendera setengah tiang lalu pembakaran ban yang mewarnai orasi dari sejumlah peserta demonstrasi. Demonstrasi mulai memanas saat sejumlah peserta aksi mendobrak pagar Gedung Sate dan ingin mencoba masuk.
Jika dengan segala sikap yang tidak netral ataupun pelanggaran terkait politik dinasti, tidak ada suatu sikap Jokowi sebagai negarawan, kami akan kembali turun ke jalan dengan lebih banyak lagi.
Namun, massa tidak bisa masuk ke dalam area gedung hingga aksi bubar sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah itu, sebagian peserta aksi berjalan menuju sejumlah titik di Kota Bandung lalu mengulangi orasi hingga lewat dari pukul 19.00. Saat ditemui di sela aksi, Ilyasa mengklaim pihaknya akan mengumpulkan massa lebih besar jika tuntutan tersebut tidak terpenuhi.
”Jika dengan segala sikap yang tidak netral ataupun pelanggaran terkait politik dinasti, tidak ada suatu sikap Jokowi sebagai negarawan, kami akan kembali turun ke jalan dengan lebih banyak lagi,” ujarnya.
Ilyasa juga menyinggung aksi yang dilakukan para sivitas akademika dari berbagai kampus yang bereaksi terkait demokrasi di Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu alasan dari berbagai elemen bergerak melancarkan aksi di depan Gedung Sate.
Sebelumnya, gelombang seruan dari para sivitas akademika juga hadir di Kota Bandung, diawali dengan Seruan Padjadjaran yang dilakukan oleh Universitas Padjadjaran, Sabtu (3/2/2024). Setelah itu, Senin berikutnya, Universitas Pendidikan Indonesia mengeluarkan Petisi Bumi Siliwangi dan Institut Teknologi Bandung juga bersuara dengan Deklarasi Akademik terkait Mencegah Kemunduran Demokrasi.
Baca juga: Sivitas Akademika UPI Ingatkan Presiden lewat Petisi Bumi Siliwangi
Dalam aksi tersebut, sejumlah guru besar menyatakan keprihatinannya terkait kondisi demokrasi dalam menyambut Pemilihan Umum 2024. Keberpihakan institusi negara hingga pelanggaran etik dari Komisi Pemilihan Umum membuat para akademisi menilai demokrasi mengalami kemunduran.
”Hukum yang seharusnya jadi pemandu justru digunakan untuk melegitimasi proses-proses kebijakan politik, ekonomi, sosial dan kebijakan lainnya yang bermasalah. Presiden dan elite politik harus menjadi contoh keteladanan dan kepatuhan terhadap hukum dan etika, bukan justru melanggarnya,” tutur Ketua Senat Akademik Unpad Profesor Ganjar Kurnia saat menyampaikan Seruan Padjadjaran.