Banjir di Grobogan, Jateng, merendam ribuan rumah di 12 kecamatan. Banjir itu terjadi akibat luapan tiga sungai.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
GROBOGAN, KOMPAS — Hujan deras yang terjadi pada Senin (5/2/2024) malam hingga Selasa (6/2/2024) pagi membuat sedikitnya 2.662 unit rumah warga di 12 kecamatan di Grobogan, Jawa Tengah, terendam banjir. Sejumlah perjalanan kereta api juga sempat terhambat karena banjir turut merendam rel kereta api.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jateng melaporkan, banjir merendam sebanyak 34 desa di 12 kecamatan di Grobogan. Kecamatan yang terdampak adalah Godong, Tawangharjo, Geyer, Tegowanu, Penawangan, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Kedungjati, Tanggungharjo, Grobogan, dan Gubug.
Akibatnya, sekitar 2.662 unit rumah, 6 unit fasilitas pendidikan, 1 unit rumah ibadah, dan 1 unit kandang ternak terendam air. Lahan pertanian dengan luas sekitar 56 hektar juga tak luput dari genangan air. Tinggi genangan banjir beragam, mulai dari 10 sentimeter (cm) hingga 100 cm.
Selain merendam permukiman dan lahan pertanian, banjir juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur. Kerusakan itu menimpa talud sungai dan rabat beton di sejumlah jalan. Aksesibilitas di sejumlah ruas jalan juga sempat terputus akibat banjir, salah satunya Jalan Raya Gubug-Purwodadi.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, banjir yang terjadi di Grobogan dipicu oleh adanya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah tersebut. Hujan lantas mengakibatkan volume air di tiga daerah aliran sungai, yaitu Sungai Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang, yang berada di Grobogan meluap.
”Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk memastikan kondisi di lapangan. Evakuasi masyarakat terdampak, penyiapan dapur umum, dan distribusi logistik yang diperlukan juga kami lakukan,” kata Nana di Semarang, Selasa (6/2/2024).
Dihubungi terpisah, Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih menuturkan, pada Selasa, genangan di sejumlah lokasi relatif menyurut. Dari total 34 desa yang sempat terendam, 23 desa sudah surut. Adapun, genangan masih terdapat di sebanyak 11 desa pada Selasa siang.
”Genangan masih ada di Desa Jipang, Pengkol, Sedadi, Jono, Selo, Ngraji, dan Candisari. Selain itu, genangan di Cingkrong, Kalongan, Purwodadi, dan Asemrudung juga belum surut. Ketinggian air berkisar 10 cm-50 cm,” ucap Endang.
Puluhan petugas prasarana yang didukung dengan peralatan berat, kendaraan perawatan rel, beserta material diterjunkan ke lokasi untuk menangani banjir. Pada Selasa siang, para petugas berhasil memperbaiki salah satu jalur, yaitu jalur hilir di lokasi yang terimbas banjir.
Hingga Selasa petang, kata Endang, BPBD Grobogan masih terus menangani korban terdampak banjir di sejumlah desa. Distribusi bantuan berupa makanan, minuman, dan obat-obatan juga terus dilakukan.
Selain permukiman dan lahan pertanian, banjir juga dilaporkan sempat merendam jalur kereta api di antara Stasiun Gubug-Stasiun Karangjati di Kilometer 32+5/7 lintas Semarang-Surabaya terendam. Berdasarkan catatan PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang, lima perjalanan kereta api terganggu.
”Kami melakukan rekayasa pola operasi dengan cara berjalan memutar untuk tiga perjalanan kereta, yakni pada Kereta Api 185 Blambangan ekspres, Kereta Api 227 Blora Jaya, dan Kereta Api 231 Blora Jaya. Sementara itu, dua perjalanan kereta dibatalkan, yaitu Kereta Api 546 Kedungsepur dan Kereta Api 230 Ambarawa Ekspres,” kata Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo.
Franoto mengatakan, penumpang yang ingin membatalkan perjalannya difasilitasi dan pembayaran tiketnya dikembalikan 100 persen, di luar bea pesanan. Adapun, penumpang yang terlambat karena perjalanan keretanya harus memutar diberikan kompensasi berupa minuman, makanan ringan, dan makanan berat.
Puluhan petugas prasarana yang didukung dengan peralatan berat, kendaraan perawatan rel, beserta material diterjunkan ke lokasi untuk menangani banjir. Pada Selasa siang, para petugas berhasil memperbaiki salah satu jalur, yaitu jalur hilir di lokasi yang terimbas banjir.
”Kereta api bisa melalui lokasi tersebut dengan kecepatan terbatas. Adapun kereta api pertama yang melalui jalur tersebut dengan aman dan terkendali adalah Kereta Api Sembrani dengan rute Surabaya-Jakarta pada pukul 12.15 dan Kereta Api Argo Anggrek rute Surabaya-Jakarta Gambir pada pukul 12.55,” ucap Franoto.
Menurut Franoto, perbaikan di jalur hilir terus dilakukan agar jalur itu bisa segera dilalui dengan kecepatan normal. Sementara itu, perbaikan di jalur hulu juga masih terus dilakukan. Pada Selasa petang, jalur hulu ditargetkan bisa dilalui kereta api.