Sehari, Hujan Lebat Picu Belasan Kejadian Bencana di Jateng
Cuaca buruk diperkirakan masih akan melanda Jawa Tengah. Masyarakat diminta mewaspadai bencana hidrometeorologi.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hujan lebat yang terjadi sepanjang hari pada Minggu (4/2/2024) memicu munculnya belasan kejadian bencana di wilayah Jawa Tengah. Kejadian itu menyebabkan lebih dari 100 rumah terendam dan memaksa lebih dari 1.000 orang mengungsi.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, ada 18 kejadian bencana di Jateng pada Minggu pagi hingga malam. Jumlah itu terdiri dari banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kebakaran. Hampir semua bencana itu disebabkan oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun di hampir seluruh wilayah Jateng, Minggu.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Muhamad Chomsul mengatakan, banjir terjadi di Kabupaten Tegal, Klaten, Pemalang, dan Blora. Di Tegal, banjir melanda 75 rumah di empat desa di Kecamatan Margasasi. Sebanyak 1.453 orang mengungsi pada Minggu malam. Kendati demikian, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing pada Senin (5/2/2024) pagi untuk membersihkan rumah karena banjir telah surut.
Sementara itu, di Klaten, banjir dengan ketinggian 50-70 sentimeter (cm) merendam permukiman warga di tiga desa di Kecamatan Delanggu dan merendam jalan nasional Yogyakarta-Surakarta pada Minggu petang. Adapun di Pemalang, banjir terjadi di dua kecamatan, yakni Ulujami dan Bantarbolang. Di dua kecamatan itu, banjir terjadi akibat limpasan air dari Bendungan Nambo dan Sungai Comal.
”Di Blora, banjir terjadi di lima desa di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jiken, Cepu, dan Kedungtuban. Ketinggian air yang merendam wilayah itu mulai dari 30 cm hingga 50 cm. Sebanyak 50 rumah, 4 sekolah, dan 1 kantor desa terdampak dalam kejadian itu,” kata Chomsul saat dihubungi, Senin.
Tanah longsor terjadi di Kota Semarang, Kebumen, Cilacap, Kabupaten Pekalongan, dan Banyumas. Kejadian itu membuat sedikitnya 8 rumah rusak, 3 unit fasilitas umum rusak, dan 6 rumah terancam tertimpa material longsor. Jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Pekalongan-Banjarnegara juga sempat tertutup aksesnya selama beberapa jam akibat material longsor.
Chomsul menyebut, angin kencang melanda Kabupaten Tegal, Pemalang, Kota Salatiga, Boyolali, Kebumen, dan Cilacap. Angin menyebabkan pohon tumbang menimpa jalan, gudang, hingga rumah warga. Di Kabupaten Tegal, 26 rumah rusak ringan hingga sedang akibat angin kencang dan tertimpa pohon tumbang.
Prakirawan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang, Noor Jannah Indriyani, menyebut, hujan berintensitas ringan, sedang, hingga berat masih akan terjadi pada Senin pagi hingga malam. Hujan lebat disertai angin kencang dan petir diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah pegunungan, dataran tinggi, pesisir utara, dan Jateng bagian timur.
”Waspada bencana hidrometeorologi beserta dampaknya, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, pohon tumbang, dan genangan air. Hindari beraktivitas di luar rumah jika tidak mendesak,” ujar Noor.
Selain kepada masyarakat, imbauan juga disampaikan kepada pemerintah di tiap-tiap kabupaten/kota di Jateng. Kepala BPBD Jateng Bergas Catur Penanggungan meminta BPBD kabupaten/kota untuk segera mengaktivasi posko siaga darurat. Pengecekan kesiapan personel dan anggota satuan tugas juga diharapkan bisa dilakukan.
”Siaga darurat itu adalah bagian dari persiapan daerah untuk menghadapi ancaman yang sudah pasti akan hadir di depan mata. Para personel diharapkan untuk terus memantau situasi dan perkiraan cuaca dari BMKG,” ucap Bergas.
Ia menambahkan, sejak awal tahun, sudah ada 396 kejadian bencana yang terjadi di wilayahnya. Bencana yang paling banyak adalah angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Karanganyar, Cilacap, dan Jepara menjadi tiga daerah dengan angka kejadian bencana paling tinggi.