Stok Melimpah, Petani Malah Kekurangan Pupuk Bersubsidi
Petani yang selama ini kekurangan pupuk bersubsidi akhirnya bisa beli pupuk, tetapi nonsubsidi dengan diskon 40 persen.
CIREBON, KOMPAS — Petani di sejumlah daerah masih kekurangan pupuk bersubsidi saat musim tanam. Padahal, stok pupuk melimpah. Program diskon pupuk nonsubsidi dibuka untuk menyasar para petani.
Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, petani antusias mengikuti Gebyar Diskon Pupuk di Gudang Lini III Kedawung, Senin (5/2/2024). Kegiatan yang digelar PT Pupuk Indonesia (Persero) itu membagikan 5.000 kupon diskon 40 persen pupuk nonsubsidi untuk petani.
Setiap petani hanya boleh membeli masing-masing satu sak (ukuran 25 kg) pupuk urea dan NPK dengan harga Rp 270.000. Jumlah itu di bawah harga biasanya, Rp 450.000. Namun, angka itu masih di atas harga pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK, yakni sekitar Rp 115.000 per 2 sak.
Baca juga: Diskon Pupuk Nonsubsidi untuk Ribuan Petani di Cirebon
Muslimin (62), petani asal Desa Bakung, mengatakan, program diskon pupuk cukup membantu di tengah minimnya pupuk bersubsidi. Ia selama ini hanya bisa mengasup 2,5 kuintal pupuk untuk 2 hektar lahannya. ”Harusnya, kebutuhan pupuknya 4 kuintal per hektar,” ucapnya.
Itu sebabnya, ia membeli 50 kg pupuk nonsubsidi yang telah didiskon. Tambahan pupuk itu, lanjutnya, cukup untuk pemupukan di awal musim tanam. Ia berharap program diskon bisa berlangsung setiap masa tanam. ”Apalagi, pupuk subsidinya kan dikurangi terus,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan mengakui, kuota pupuk bersubsidi di Cirebon tahun ini tidak cukup. Dari usulan rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK, kebutuhan pupuk urea dan NPK masing-masing 27.786 ton dan 32.185 ton.
Memang, kalau bicara (masalah) pupuk, sudah jadi isu nasional. Pupuk kurang, pupuk kurang.
Namun, alokasi pupuk yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jauh dari jumlah itu. Pupuk bersubsidi jenis urea, misalnya, kuotanya hanya 14.664 ton atau 52 persen dari seharusnya, sedangkan NPK cuma 9.463 ton atau 29 persen dari kebutuhan.
Pihaknya pun telah mengajukan penambahan alokasi pupuk bersubsidi kepada Kementerian Pertanian. Ia juga mengapresiasi program diskon pupuk nonsubsidi untuk membantu petani. Tanpa pupuk, katanya, produksi pangan di Cirebon yang juga lumbung padi bisa terdampak.
”Produksi (padi) Cirebon di Jabar itu ranking 6. Dan, produksi (padi) Jabar itu ranking 2 nasional. Kalau Kabupaten Cirebon pangannya goyang, Indonesia pun goyang,” ucapnya. Produksi beras di Cirebon tahun lalu tercatat 342.846 ton atau surplus hampir 100.000 ton.
Stok melimpah
Direktur Utama PT Pupuk Kujang, anak perusahaan Pupuk Indonesia, Maryono mengakui, persoalan pupuk tidak hanya terjadi di Cirebon, tetapi juga daerah lainnya. ”Memang, kalau bicara (masalah) pupuk, sudah jadi isu nasional. Pupuk kurang, pupuk kurang,” ucapnya.
Padahal, ia mengklaim, ketersediaan pupuk di tingkat produsen justru melimpah. Di Cirebon, stoknya mencapai 460 persen dari alokasi pemerintah. ”Secara nasional, (stok) kita juga berlebih 450 persen dari kebutuhan (alokasi) pupuk bersubsidi. Jadi, petani tidak perlu risau,” ujarnya.
Baca juga: Berbenah Problem Klasik Penyaluran Pupuk
Hingga akhir Januari 2024, ketersediaan pupuk bersubsidi dan nonsubsidi secara nasional tercatat masing-masing 1.372.909 ton dan 583.978 ton. Jumlah ini setara dengan 200 persen dibandingkan dengan ketentuan minimum stok yang ditetapkan pemerintah.
Meskipun stok pupuk bersubsidi melimpah, penggunaannya harus sesuai alokasi yang sudah diatur APBN. Tahun ini, anggaran subsidi pupuk mencapai Rp 26,68 triliun. Dengan dana itu, alokasi pupuk urea dan NPK sebanyak 4,8 juta ton. Padahal, total kebutuhannya 10,7 juta ton.
”Presiden sudah mengumumkan untuk tahun ini ada tambahan alokasi dana Rp 14 T (triliun) untuk pupuk subsidi,” ucap Maryono. Pihaknya pun telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi jika pemerintah menambah kuota untuk petani.
Kegiatan (Gebyar Diskon Pupuk) ini harus selalu dilakukan. Dan, kuota pupuk bersubsidi juga ditambah.
Saat ini, Maryono mendorong petani bisa memanfaatkan diskon pupuk nonsubsidi agar memenuhi kebutuhan masa tanam sekarang. Program itu berlangsung di 42 daerah dengan kuota 5.000 kupon diskon setiap titik. Pihaknya memastikan, program diskon itu berlanjut tahun depan.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Cirebon Kuryadi mengapresiasi potongan harga pupuk dari Pupuk Indonesia. Namun, program itu belum cukup mengatasi masalah pupuk petani. ”Kegiatan ini harus selalu dilakukan. Dan, kuota pupuk bersubsidi juga ditambah,” ucapnya.
Baca juga: Berdaya ala Tani Mulus, Produksi Beras Premium hingga Bangun Kios Pupuk