Pilihan Penerbangan Internasional ke Lombok Terus Bertambah
Pilihan penerbangan internasional Kuala Lumpur-Lombok bertambah dengan beroperasinya maskapai AirAsia Berhad.
MATARAM, KOMPAS — Rute penerbangan internasional langsung dari dan menuju Bandara Internasional Lombok terus bertambah. Awal Februari ini, maskapai AirAsia Berhad membuka rute Kuala Lumpur-Lombok. Rute baru dan rute internasional lain dengan 34 kedatangan dan keberangkatan dalam seminggu itu diyakini bisa semakin menggairahkan pariwisata Nusa Tenggara Barat.
Penerbangan perdana AirAsia Berhad, maskapai asal Malaysia, berlangsung pada Jumat (2/2/2024). Kedatangan pesawat jenis Airbus A320 bernomor penerbangan AK320 membawa 117 penumpang.
Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Lombok Arif Haryanto saat dihubungi dari Mataram, Senin (5/2/2023), mengatakan, beroperasinya AirAsia Berhad dengan tiga penerbangan atau enam kedatangan dan keberangkatan dalam seminggu itu menambah jumlah rute penerbangan internasional di Bandara Lombok untuk rute Kuala Lumpur-Lombok (KUL-LOP).
Sebelumnya, rute tersebut telah dilayani maskapai Indonesia AirAsia dengan tujuh penerbangan seminggu dan Super Air Jet dengan tiga penerbangan seminggu.
Baca juga: Kunjungan Wisman ke Bali Turun
”Frekuensi penerbangan KUL-LOP sebelumnya ada 10 penerbangan per minggu. Dengan penambahan AirAsia Berhad, bertambah jadi 13 penerbangan per minggu atau rata-rata ada dua penerbangan setiap hari,” kata Arif.
Selain KUL-LOP, rute internasional dari Lombok juga tersedia untuk tujuan Singapura yang dilayani maskapai Scoot dengan frekuensi empat kali per minggu. Jadi, total dalam seminggu ada 17 penerbangan langsung dari Lombok ke luar negeri atau total 34 kedatangan dan keberangkatan.
Adapun rute domestik yang dilayani Bandara Lombok adalah Jakarta (CGK), Surabaya (SBY), Yogyakarta (YIA), Bali (DPS), Bima (BMU), dan Sumbawa Besar (SWQ). Rute domestik dilayani maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, Super Air Jet, dan Wings Air.
”Dari sisi pengelola bandara, kami berharap maskapai, baik domestik maupun internasional, bisa lebih banyak lagi menambah frekuensi penerbangan, membuka kembali (reaktivasi) rute yang pernah beroperasi sebelumnya, atau membuka rute-rute baru agar operasionalisasi bandara bisa lebih optimal,” kata Arif.
Baca juga: Animo Wisatawan Akhir Tahun Meningkat
Secara infrastruktur, Bandara Lombok juga siap untuk hal itu. Menurut Arif, kapasitas terminal Bandara Lombok mencapai 7 juta penumpang per tahun atau rata-rata bisa melayani 19.000 penumpang per hari.
”Tetapi, saat ini, rata-rata penumpang baru di kisaran 6.000-7.000 penumpang per hari. Artinya, dari sisi kapasitas terminal masih bisa dioptimalkan dengan makin banyaknya penerbangan dari pihak maskapai,” katanya.
Pembukaan rute baru internasional juga sekaligus melanjutkan tren pada 2023 di bandara yang dikelola PT AP 1. Menurut data AP1, sepanjang 2023, ada 460 reaktivasi dan pembukaan rute penerbangan baru.
Dari total itu, 323 merupakan reaktivasi rute domestik dan 84 rute internasional. Sementara 34 lainnya adalah pembukaan rute baru domestik dan 19 rute internasional.
Baca juga: Animo Berlibur Wisatawan Mancanegara
Kunjungan wisman
Pada 2023, Bandara Lombok mencatat sedikitnya 200.000 penumpang untuk penerbangan internasional. Jumlah itu setara dengan 9 persen dari total lebih kurang 2,3 juta penumpang.
Akan tetapi, secara keseluruhan, menurut data Badan Pusat Statistik NTB, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke NTB hingga November 2023 lebih dari 400.000 orang. Selain dari bandara, terdapat sejumlah pintu masuk lain menuju NTB, seperti pelabuhan di Lombok dan Sumbawa serta kapal cepat Bali-Gili.
Oleh karena itu, kehadiran rute baru internasional diyakini akan terus menggairahkan kunjungan wisman ke NTB, khususnya Lombok.
”Penambahan rute penerbangan ke Lombok ini pasti akan sangat berdampak untuk kunjungan wisatawan mancanegara ke Lombok. Termasuk ke desa kami,” kata Direktur Desa Wisata Hijau Bilebante, Lombok Tengah, Pahrul Azim.
Menurut Pahrul, saat ini, tamu dari Malaysia termasuk yang mendominasi kunjungan wisata mancanegara di Bilebante. Wisman lain berasal dari Singapura dan Jerman.
Khusus Malaysia, jumlahnya berkisar 30-40 orang per bulan. Mereka banyak mengambil paket spa, kelas memasak, dan berkeliling desa. Paket itu merupakan andalan desa wisata yang berada 15 kilometer di tenggara Mataram, ibu kota NTB itu.
”Mei mendatang, rencananya juga akan ada 40-60 wisatawan asal Malaysia yang ke desa kami. Kami tentu terus meningkatkan kualitas layanan serta berinovasi dengan tidak menghilangkan nilai dan akar budaya serta kearifan lokal di desa,” ujarnya.
Pengelola Kantin 21 Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Yuni Sulpia, juga menyampaikan keyakinan yang sama. ”Kami berharap penuh, rute baru untuk penerbangan internasional ini akan berdampak pada peningkatan kunjungan ke desa-desa wisata,” kata Yuni.
Menurut Yuni, selain lokal dan nusantara, Desa Wisata Bonjeruk juga kerap dikunjungi wisman. Mereka terutama dari Eropa, seperti Belanda, Jerman, Perancis, dan Inggris. Wisatawan datang dalam grup untuk mengikuti paket yang disediakan, mulai dari berkegiatan dengan masyarakat lokal hingga kelas memasak.
Yuni, yang juga pengajar di Politeknik Negeri Bali Kampus Lombok Barat, berharap hal itu bisa dibarengi promosi masif. Upaya itu bisa dilakukan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota melalui Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) serta pihak-pihak terkait, termasuk pelaku pariwisata.
Pengurus Asosiasi Manajer Umum Hotel Indonesia Dewan Perwakilan Daerah NTB Hadi Mawardi menambahkan, dengan semakin bertambahnya penerbangan langsung, wisatawan mancanegara tentu tidak perlu transit ke mana-mana.
”Dari penuturan banyak tamu, terutama yang datang dari Australia, mereka harus transit dulu, baru ke Lombok. Padahal, wisatawan Australia seperti saat ini termasuk yang banyak,” kata Hadi, yang juga General Manager The Gili Beach Resort, Gili Trawangan.
Menurut Hadi, Gili memang terbantu dengan masih adanya kapal cepat dari Bali. Akan tetapi, dengan terus bertambahnya penerbangan langsung ke NTB, kawasan lain tentu akan turut berdampak. Sebut saja Mandalika di Lombok Tengah dan Senggigi di Lombok Barat.
”Jadi, harapannya, penerbangan langsung dari Australia, seperti Perth dan Melbourne, ke Lombok bisa dibuka kembali. Saat dibuka dulu, dampaknya sangat terasa,” katanya.
Ditemui terpisah, Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, Senin pagi, mengatakan, pembukaan rute baru penerbangan internasional ke NTB memperlihatkan tren positif membaiknya pariwisata daerah itu.
Oleh karena itu, kata Gita, seiring makin membaiknya pariwisata, Pemerintah Provinsi NTB akan terus mengupayakan pembukaan rute penerbangan langsung internasional, termasuk rute Perth-Lombok yang sebelum pandemi pernah beroperasi.