Penumpang dan Jenazah Anak Balita yang Hilang akibat Kecelakaan Perahu Ditemukan
Dengan ditemukannya korban hilang, total korban meninggal dari kecelakaan perahu cepat itu menjadi lima orang.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
Proses evakuasi satu dari dua penumpang yang hilang usai kecelakaan Perahu Cepat Sinar Agung di perairan Tanjung Serai, Desa Bunga Karang, Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (5/2/2024).
PALEMBANG, KOMPAS — Penumpang atas nama Eko (21) dan Gunadi (41), serta jenazah Icha (4) yang hilang akibat kecelakaan Perahu Cepat Sinar Agung akhirnya ditemukan di perairan Tanjung Serai, Desa Bunga Karang, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (5/2/2024). Eko dan Gunadi sudah dalam kondisi meninggal.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Palembang Manca Rahwanto mengatakan, Icha ditemukan pukul 06.15 WIB, tak jauh dari lokasi kejadian, yang berjarak 100 kilometer dari Palembang. Selang tiga jam kemudian, Eko ditemukan dengan jarak 12 km dari lokasi kejadian.
Adapun Gunadi ditemukan sekitar pukul 11.00 dengan jarak lebih kurang 13 km dari lokasi kejadian. Eko dan Gunadi ditemukan dalam kondisi meninggal. Semua korban langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemakaman.
”Proses pencarian diperluas dengan radius sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian pada Minggu (4/2/2024) menjadi lebih kurang 13 kilometer dari lokasi kejadian pada Senin. Itu dilakukan karena arus air cukup deras sehingga para korban diprediksi sudah terbawa arus dari lokasi kejadian,” ujar Manca.
Dengan ditemukannya Eko dan Gunadi, korban tewas kecelakaan Perahu Cepat Sinar Agung menjadi lima orang. Sebelumnya, usai kecelakaan yang terjadi pada Minggu sekitar pukul 00.30, tiga penumpang langsung ditemukan dalam kondisi meninggal, yakni Surya (50), Winardi (40), dan Dwi Lestari (29). Empat penumpang lainnya, yaitu Trisno (35), Junarti (37), Nando (30), dan Suyoto (22), serta nakhoda perahu itu, Sudarno (40), selamat tetapi mengalami luka-luka.
Perahu Cepat Sinar Agung bertolak dari dermaga PU di kawasan Desa Bunga Karang dengan tujuan kawasan Primer 8, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, pada Minggu dini hari. Perahu cepat itu membawa rombongan pengantar jenazah Icha yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit, tak jauh dari dermaga PU.
Semua penumpang selamat, terutama Trisno sangat terpukul akibat peristiwa tersebut. Namun, mereka berusaha tabah karena semuanya sudah takdir.
Sekitar 30 menit kemudian, saat melintasi perairan Tanjung Serai, perahu cepat itu bertabrakan dengan perahu bermuatan kelapa yang dinakhodai Hardi. Perahu bermuatan kelapa itu berangkat dari arah berlawanan dari Sungai Bungin, Kecamatan Banyuasin II, Banyuasin. Kendati demikian, awak perahu bermuatan kelapa itu selamat. ”Tabrakan terjadi kemungkinan karena jarak pandang terganggu akibat hujan lebat di lokasi kejadian,” kata Manca.
Camat Lalan Jamian menyampaikan, Perahu Cepat Sinar Agung hendak membawa jenazah Icha untuk dimakamkan di kawasan Primer 8, tepatnya di Desa Karang Makmur, Lalan. Icha adalah anak dari Trisno, guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di kawasan Lalan.
Sembilan penumpang pembawa jenazah itu masih satu keluarga atau berkerabat dengan Trisno. Semua penumpang selamat, terutama Trisno sangat terpukul akibat peristiwa tersebut. ”Namun, mereka berusaha tabah karena semuanya sudah takdir,” tutur Jamian.