Sumut Tersambung Tol hingga Perbatasan Aceh, Motor Ekonomi Baru Sumbagut
Tol Kuala Bingai-Tanjung Pura di Langkat, Sumut, mulai beroperasi. Ini bisa jadi motor ekonomi baru di Sumbagut.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Dengan beroperasinya jalan tol baru dari Kuala Bingai hingga Tanjung Pura, jaringan jalan tol di Sumatera Utara semakin dekat ke Aceh. Keberadaan jalan tol di Sumut dan Aceh menjadi motor ekonomi baru untuk kawasan Sumatera bagian utara atau Sumbagut.
”Jaringan jalan tol di Sumut dan Aceh yang semakin luas akan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru,” kata Executive Vice President Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Tjahjo Purnomo dalam diskusi bertema ”Bergerak dengan Karya Terbaik Membangun Negeri", di Medan, Sumatera Utara, Jumat (2/2/2024).
Tjahjo mengatakan, ruas Tol Kuala Bingai-Tanjung Pura sepanjang 19,15 kilometer telah resmi beroperasi. Jalan tol itu merupakan bagian dari Tol Binjai-Langsa sepanjang 130,6 km, yang membentang dari Sumut hingga Aceh. Dengan begitu, sudah 38,50 km Tol Binjai-Langsa yang sudah beroperasi.
Direktur Proyek Jalan Tol Binjai-Langsa PT Hutama Karya Hestu Budi Husodo menjelaskan, tol yang sudah beroperasi itu adalah ruas Binjai-Stabat sepanjang 12,30 km, Stabat-Kuala Bingai (7,05 km), dan ruas Kuala Bingai–Tanjung Pura (19,15 km).
Saat ini juga sedang dikerjakan konstruksi ruas Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 18,90 km. Konstruksi fisik ruas itu sudah selesai 84,83 persen dan pembebasan lahan 94,4 persen.
Ruas tol itu ditargetkan beroperasi pada September 2024 ini. Jika sudah beroperasi, perbatasan Aceh hanya terpaut 27,89 km dari pintu tol terakhir di Pangkalan Brandan.
Akan tetapi, sepanjang 73,2 km rencana jalan tol yang tersisa dari Pangkalan Brandan hingga Kota Langsa di Aceh masih dalam tahap perencanaan. Penentuan trase jalan tol, pembebasan lahan, dan konstruksi belum bisa dilakukan karena masih harus menunggu keputusan pembiayaan dari pemerintah.
Jalan tol yang akan dibangun itu adalah Pangkalan Brandan–Batas Sumut (27,89 km), Batas Aceh-Kuala Simpang (16,31 km), dan terakhir Kuala Simpang-Langsa (29 km). Pembangunan jalan tol ini paling cepat dimulai pada akhir 2024.
Hestu mengatakan, saat ini, Hutama Karya berfokus menyelesaikan ruas Tanjung Pura-Pangkalan Brandan. Kendala utama yang dihadapi adalah pembebasan lahan yang masih tersisa 52 bidang.
”Kami optimistis pembebasan lahan akan bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini sehingga pekerjaan konstruksi yang tersisa bisa dituntaskan,” kata Hestu.
Diminati masyarakat
Manajer Cabang Tol Binjai-Langsa dan Indrapura-Kisaran PT Hutama Karya Ari Wibowo mengatakan, minat masyarakat pada jalan tol baru cukup besar. Hal itu terlihat dari lalu lintas harian rata-rata (LHR) di Jalan Tol Binjai-Tanjung Pura yang sudah beroperasi mencapai 7.500 kendaraan per hari.
”Dengan bertambahnya ruas tol baru, kami memperkirakan LHR akan semakin meningkat,” kata Ari.
Ari menyebut, kendaraan yang datang dari Langkat dan dari arah Aceh kini sudah bisa masuk dari Gerbang Tol Tanjung Pura. Gerbang tol itu akan tersambung langsung ke sejumlah infrastruktur penting, seperti Pelabuhan Belawan, Bandara Kualanamu, dan Pelabuhan Kuala Tanjung.
Daerah sentra sawit, karet, dan pertanian, seperti Langkat, Serdang Bedagai, dan Deli Serdang, juga terhubung ke pusat hilirisasi dan industri, yakni Kawasan Industri Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun.