logo Kompas.id
NusantaraMalam Ini, Puncak Haul Gus Dur...
Iklan

Malam Ini, Puncak Haul Gus Dur di Cirebon Serukan Etika Demokrasi

Puncak peringatan Haul Ke-14 Gus Dur di Cirebon, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024) malam ini, bakal menyerukan soal etika.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
· 3 menit baca
Inayah Wahid, putri Gus Dur (baju hitam di tengah), bersama tokoh lintas iman berfoto dalam acara Haul Ke-13 Gus Dur  di aula Gereja Bunda Maria, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023) malam. Kegiatan yang dihadiri tokoh lintas iman dan berbagai komunitas itu untuk mengingat warisan nilai kemanusiaan dan keadilan dari Gus Dur.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Inayah Wahid, putri Gus Dur (baju hitam di tengah), bersama tokoh lintas iman berfoto dalam acara Haul Ke-13 Gus Dur di aula Gereja Bunda Maria, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023) malam. Kegiatan yang dihadiri tokoh lintas iman dan berbagai komunitas itu untuk mengingat warisan nilai kemanusiaan dan keadilan dari Gus Dur.

CIREBON, KOMPAS — Puncak peringatan Haul Ke-14 Gus Dur di Cirebon, Jawa Barat, berlangsung pada Jumat (2/2/2024) malam ini. Kegiatan yang dihadiri tokoh lintas iman ini bakal menyerukan etika demokrasi yang telah diajarkan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid.

Acara itu digelar di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon di Jalan Dewi Sartika, Sumber, pukul 18.30-23.00. Anita Wahid, putri ketiga Gus Dur, bakal menyampaikan orasi kebangsaannya. Sementara tokoh dari sejumlah agama akan memimpin doa lintas iman.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

KH Husein Muhammad, Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al Tauhid, Arjawinangun, Cirebon, juga akan membacakan puisi dengan musikalisasi oleh Tunas Gusdurian Bekasi. Selain itu, acara bakal diisi tahlil, refleksi politik anak muda, serta kesenian berokan khas pantai utara.

Baca juga: Gus Dur Sudah Mengajarkan, Saatnya Kita Meneruskannya...

Muhammad Nashrul Abdillah, Ketua Panitia Bersama Haul Ke-14 Gus Dur di Cirebon, mengatakan, kegiatan itu menjadi ajang menyerukan etika demokrasi yang diajarkan Gus Dur. ”Kami ingin mengingatkan nilai-nilai, seperti antidiskriminasi dan antipolarisasi,” ungkapnya.

Menurut Arul, sapaannya, tema etika demokrasi relevan karena kini Indonesia memasuki tahun politik. Pada 14 Februari, negeri ini akan memilih pemimpin di tingkat eksekutif dan legislatif dari pusat hingga daerah. ”Intinya, kami ingin menyerukan pemilu yang damai,” katanya.

Sebelumnya, pihaknya menggelar Forum Demokrasi bertajuk ”Jaga Cirebon, Mitigasi Potensi Pemilu 2024”. Menurut Arul, sejauh ini, Cirebon masih kondusif menjelang Pemilu 2024. Namun, polarisasi antarwarga hingga kecurangan pemilu masih mungkin terjadi.

Iklan
Inayah Wahid, putri Gus Dur, menyampaikan orasi kebudayaan dalam acara Haul Ke-13 Gus Dur di aula Gereja Bunda Maria, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023) malam. Kegiatan yang dihadiri tokoh lintas iman dan berbagai komunitas itu untuk mengingat warisan nilai kemanusiaan dan keadilan dari Gus Dur.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Inayah Wahid, putri Gus Dur, menyampaikan orasi kebudayaan dalam acara Haul Ke-13 Gus Dur di aula Gereja Bunda Maria, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023) malam. Kegiatan yang dihadiri tokoh lintas iman dan berbagai komunitas itu untuk mengingat warisan nilai kemanusiaan dan keadilan dari Gus Dur.

Itu sebabnya, Jaringan Gusdurian meluncurkan Gardu Pemilu atau Gardu.net, platform untuk melaporkan pelanggaran pemilu di berbagai daerah. Melalui platform itu, masyarakat bisa mengadukan soal hoaks, kekerasan, hingga ketidaknetralan aparatur sipil negara saat pemilu.

Hingga Jumat siang, Gardu.net menerima 62 laporan kasus dengan 36 kasus, di antaranya terkait dugaan pelanggaran pemilu dan netralitas ASN, TNI, dan polisi. Terdapat sembilan aktor dugaan pelanggaran, seperti ASN, pendukung kandidat presiden dan wakil presiden, serta pejabat publik.

Menurut Arul, Forum Demokrasi di Cirebon menghasilkan lima amanah kepada penyelenggara, pengawas, peserta pemilu, dan masyarakat. Pertama, pemilu harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, pemilu untuk mewujudkan pemerintahan yang menyejahterakan rakyat.

Yang sebenarnya harus kita cegah itu konflik yang merujuk kekerasan. (KH Marzuki Wahid)

”Pemilu 2024 juga harus dijalankan secara berkeadaban dengan komitmen penyelenggara yang damai, jujur, adil, dan bermartabat,” ujarnya. Keempat, pemilu harus mengikat perbedaan kepentingan dan keberagaman serta menjaga nilai luhur, hak, dan kemerdekaan seluruh warga.

Terakhir, pemilu sebagai konsensus untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa berdaulat dan disegani memiliki jati diri di tengah peradaban global, serta memiliki kemandirian. Gusdurian Cirebon, kata Arul, berharap, Pemilu 2024 menjadi sarana kemaslahatan, bukan sebaliknya.

KH Marzuki Wahid, Rektor Institut Studi Islam Fahmina, mengatakan, perbedaan pendapat dan pilihan politik dalam pemilu merupakan bagian demokrasi. Konflik atau pertarungan gagasan pun lazim.

”Yang sebenarnya harus kita cegah itu konflik yang merujuk kekerasan,” ucapnya.

Baca juga: Budaya Etika Berdemokrasi ala Gus Dur yang Tetap Relevan

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000