Akhir Pelarian Perampok Bersenjata dari Meksiko di Terminal Bus Nganjuk
Pelarian licin Sicarios Valdes Roberto, perampok bersenjata asal Meksiko berakhir di Terminal Nganjuk, Jatim.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjadi tempat pelarian terakhir anggota perampok bersenjata asal Meksiko, Sicarios Valdes Roberto (27). Roberto diburu Polda Bali karena terlibat pembunuhan warga negara Turki di vila di wilayah Canggu, Bali, sepekan sebelumnya.
Roberto ditangkap di Terminal Bus Nganjuk saat mencari kendaraan yang diduga hendak menuju Surabaya, Selasa (30/1/2024) menjelang pukul 14.00 WIB. Di terminal, lebih dari enam petugas membekuk lelaki tinggi besar itu.
Terminal Bus Nganjuk merupakan terminal tipe A penghubung antara kota-kota besar di Jatim dan Jawa Tengah. Terminal yang beroperasi 24 jam ini hanya berjarak 350 meter dari Polres Nganjuk.
Keberadaannya di terminal ini menunjukkan dia sangat licin karena berhasil lolos dari berbagai pintu masuk antardaerah, termasuk Ketapang-Gilimanuk yang menghubungkan Bali dan Jawa. Untuk keluar masuk Jawa-Bali, penyeberang biasanya harus menunjukkan identitas diri, baik saat hendak menyeberang di Gilimanuk, maupun saat keluar pelabuhan di Ketapang, Banyuwangi.
Jika tidak membawanya, mereka akan diminta pulang kembali. Belum diketahui bagaimana Roberto bisa lolos dari pemeriksaan itu.
Kepala Polres Nganjuk Ajun Komisaris Besar Muhammad Chaniago kepada Kompas mengatakan, Roberto lari ke Jawa setelah berulah di Bali. Pihaknya diminta bantuan Polres Badung di Bali untuk menangkap orang bernama Sicarios Valdes Roberto. Atas permintaan, tim Polres Jombang dan Tim Polda Jatim lalu melacak jejak Roberto, salah satunya memeriksa pintu keluar-masuk Nganjuk.
Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Djuhandhani Rahardjo Puro kepada Kompas.com mengatakan, Roberto menyewa mobil dari Bali menuju Jatim. Saat di Nganjuk, dia pura-pura memesan hotel. Akan tetapi, ia lantas pergi ke terminal bus untuk lari ke Surabaya.
Siasat itu tercium tim pemburu Polda Jatim dan Polres Nganjuk. Ia diciduk di Terminal Nganjuk. Saat ini, Roberto ditahan di Bali untuk penyidikan kasus lebih lanjut.
”Tim dari Polres Nganjuk dan Polda Jatim membantu menangkap buron kasus Polda Bali itu,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Dirmanto, Jumat (2/2/2024).
Kriminolog dari Universitas Udayana, Gde Made Swardhana, mengatakan, kasus kriminalitas serius melibatkan warga negara asing, baik korban maupun pelaku, rentan memengaruhi citra Bali sebagai destinasi internasional. Oleh karena itu, menurut Swardhana, pengungkapan kasus kejahatan serius akan memberikan citra baik terhadap keamanan dan kenyamanan di Bali.
”Termasuk mengungkap asal-usul senjata api yang digunakan,” katanya.
Sebelumnya, Roberto adalah buron kasus penembakan terhadap warga negara Turki bernama Turan Mehmet (30) serta merampok Rp 30 juta dan 4.000 dollar AS atau sekitar Rp 30 juta di vila di Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung, Bali, Selasa (23/1/2024).
Roberto diyakini pemimpin komplotan perampok bersenjata yang beroperasi di Bali.
Selain Roberto, polisi juga menangkap tiga rekannya asal Meksiko yang datang ke Bali pada 12 Desember 2023. Mereka berinisial ACJ (32), MJA (24), dan DGV (36).
Kepala Polres Badung Ajun Komisaris Besar Teguh Priyo Wasono mengatakan, mereka ditangkap di sebuah vila di Ungasan, Kuta Selatan, Minggu (27/1). Polisi juga menyita barang bukti tiga sepeda motor.
Terkait kejadian ini, Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi Ngurah Rai, Badung, Gilang Danurdara mengatakan mengetatkan pengawasan di area turis di Bali.