Temuan Kasus Tinggi, Jateng Targetkan Eliminasi TBC
Jateng menargetkan capaian eliminasi TBC pada 2028. Tak berupaya sendiri, pihak lain digandeng guna mencapai target itu.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Temuan kasus tuberkulosis di Jawa Tengah disebut sebagai salah satu yang tertinggi di Indonesia. Pemerintah setempat menyiapkan sejumlah strategi untuk mewujudkan target eliminasi TBC Jateng pada 2028, salah satunya menggandeng sejumlah pihak.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat sekitar 1.060.000 kasus TBC di Indonesia. Dari jumlah tersebut, Jateng menjadi daerah dengan beban kasus yang tergolong tinggi, sebesar 96.917 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jateng Irma Makiyah mengatakan, sepanjang 2023, pihaknya menemukan 85.071 kasus TBC. Jumlah itu lebih tinggi dari estimasi 73.856 kasus.
Temuan kasus TBC di Jateng terhitung tinggi, dari target 90 persen tercapai 115 persen. Cakupan temuan terbanyaknya ada di Kabupaten Tegal. ”Bahkan, tak hanya terbanyak di Jateng, tapi juga terbanyak di tingkat nasional,” kata Irma dalam keterangannya, Kamis (1/2/2024).
Irma menuturkan, data temuan kasus itu terkonfirmasi lewat tes cepat molekuler yang dilakukan di semua fasilitas layanan kesehatan di Jateng. Penemuan kasus itu disebut Irma amat penting. Dengan ditemukan kasus, penderita bisa diobati, kontak erat yang berpotensi tertular bisa dideteksi, dan penularan bisa dicegah.
Dalam upaya penanggulangan TBC, Pemerintah Provinsi Jateng menggandeng sejumlah pihak. Hal itu dinilai Irma perlu karena pembiayaan untuk penanggulangan TBC tergolong mahal.
”Pembiayaan penanganan TBC besar sekali, mulai dari pencarian kasus, pengiriman spesimen, kunjungan rumah, pendampingan kasus, hingga pengobatan. Kalau enggak ada lintas sektor yang membantu, kita enggak akan berhasil,” ujarnya.
Menurut Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, Pemprov Jateng menargetkan eliminasi TBC pada tahun 2028. Rencana itu dituangkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 93 tahun 2018 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC.
”TBC adalah masalah bersama dan tentu saja tidak dapat diatasi hanya oleh bidang kesehatan saja. Penanggulangan TBC perlu dilakukan secara masif, terstruktur, dan terintegrasi. Sehingga, strategi dalam implementasi RAD di Jateng melibatkan pentaheliks, yakni pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, serta masyarakat,” ucap Sumarno.
Penanggulangan TBC perlu dilakukan secara masif, terstruktur, dan terintegrasi.
Melalui Peraturan Presiden Nomo 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, Pemprov Jateng mendapatkan pendampingan kegiatan dari Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Di Jateng, ada lima kabupaten/kota yang bakal didampingi mulai tahun 2024, yakni Kota Semarang, Kota Surakarta, Kudus, Kabupaten Tegal, dan Cilacap.
Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, lanjutnya, USAID akan mendampingi lima kabupaten/kota tersebut dalam meningkatkan kemampuan menemukan kasus TBC, meningkatkan kualitas penapisan dan diagnosis TBC, meningkatkan kualitas layanan TBC, dan mengoptimalkan pencegahan TBC.
Selain itu, mereka juga akan membantu memperkuat sistem kesehatan untuk mempercepat eliminasi TBC, memperkuat kemitraan dalam mengatasi TBC dengan pemangku kepentingan dan komunitas, serta membantu riset implementasi untuk meningkatkan penanggulangan TBC.
Dalam satu tahun, diperkirakan ada sekitar 134.000 kematian akibat TBC. Artinya, setiap jam ada 15 kematian akibat TBC.
”Dalam satu tahun, diperkirakan ada sekitar 134.000 kematian akibat TBC. Artinya, setiap jam ada 15 kematian akibat TBC,” kata Imran.
Tak hanya membunuh, TBC juga disebut memberatkan penderitanya, terutama anak-anak. Secara nasional, temuan TBC anak mencapai 250 persen. Anak-anak dengan TBC rawan terkena tengkes lantaran berat badannya tak kunjung naik.
Dia menambahkan, program dari USAID tidak hanya menyasar Jateng, tetapi juga tiga provinsi lain, yakni Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Temuan kasus TBC di empat daerah itu merupakan yang tertinggi. Menyelesaikan persoalan TBC di empat daerah tersebut disebut Imran sama dengan membereskan 60-70 persoalan TBC nasional.