Banjir terus menghantui Kalimantan Tengah, lima kabupaten terdampak. Palangkaraya kini tetapkan siaga darurat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Palangkaraya menetapkan status Siaga Darurat bencana banjir, Selasa (30/1/2024), meski banjir belum terlihat. Status tersebut berlaku lebih kurang empat bulan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Palangkaraya Hendrikus Satria Budi menyampaikan, penetapan status siaga darurat banjir ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh pihak untuk menghadapi potensi bencana banjir yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Menurut Hendrikus, keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan Stasiun Meteorologi BMKG Kota Palangkaraya. Prediksi BMKG, intensitas hujan masih tinggi hingga April mendatang.
”Kami berharap dengan status siaga darurat ini, kami juga masyarakat dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana banjir yang mungkin terjadi. Kami juga mengajak masyarakat untuk selalu mengikuti informasi dan imbauan dari pemerintah kota serta melaporkan jika ada kondisi yang membahayakan,” ucap Hendrikus.
Pada Selasa pagi, Pemerintah Kota Palangkaraya menetapkan status Siaga Darurat. Tak tanggung, status itu ditetapkan hingga April 2024 atau lebih kurang empat bulan.
Dari pantauan Kompas, debit air Sungai Rungan dan Kahayan yang mengapit ibu kota Provinsi Kalteng itu mulai naik. Namun, sejumlah daerah langganan banjir di Palangkaraya, seperti di Jalan Pelatuk, Petuk Katimpun, dan Mendawai, belum terendam banjir.
Nurlaili (56), warga Flamboyan, yang tinggal di rumah apung atau yang biasa disebut lanting, mengungkapkan, rumahnya sudah terombang-ambing lantaran arus Sungai Kahayan yang kian kencang. Biasanya saat banjir datang rumahnya yang berada di bawah dermaga bisa berpindah ke atas dermaga.
”Ini bisa banjir lagi kalau hujan terus, apalagi kalau wilayah hulu banjir di sini pasti banjir,” ucap Nurlaili.
Banjir melanda Kalimantan Tengah selama lebih kurang satu bulan. Lima kabupaten yang terdampak banjir, antara lain, Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Kapuas, dan Kabupaten Kotawaringin Barat. Di beberapa kabupaten itu banjir mulai surut, seperti di Barito Selatan dan Barito Utara.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib mengungkapkan, banjir di wilayah Barito, seperti di Murung Raya, Barito Utara, dan Barito Selatan, mulai surut. Meski demikian, beberapa akses jalan masih ada yang terendam banjir.
Banjir terjadi lantaran luapan Sungai Barito. Sungai ini melintas di dua provinsi dan empat kabupaten di Kalteng. Sungai ini bermuara di Kalimantan Selatan.
”Kami sudah mengirim bantuan ke warga yang terdampak di wilayah-wilayah tersebut,” kata Toyib di Palangkaraya.
Provinsi Kalteng telah menetapkan status Tanggap Darurat sejak 23 Januari 2024 sampai Kamis (1/2/2024) nanti. Penetapan status itu dilakukan setelah empat kabupaten telah menetapkan status Tanggap Darurat. Empat kabupaten itu, yakni Barito Utara, Barito Selatan, Kapuas, dan Kabupaten Murung Raya.
Dari data BPBPK Provinsi Kalteng, setidaknya banjir berdampak kepada 217.988 orang di 198 desa pada 26 kecamatan. Banjir juga merendam setidaknya 43.414 rumah, juga 1.680 bangunan umum, seperti puskesmas pembantu, sekolah, hingga tempat ibadah.
BPBD Kota Palangkaraya, kata Hendrikus, telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dalam penanganan bencana banjir. Di antaranya berkoordinasi dengan instansi terkait, menyiapkan posko dan pusat pengungsian, mendistribusikan bantuan logistik dan air bersih, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala.
”Semoga hingga April debit air sungai di Palangkaraya bisa normal sehingga tidak berdampak banjir di sebagian wilayah, khususnya yang selama ini kerap dilanda banjir,” kata Hendrikus.