Banjir di Kalteng Meluas, Murung Raya Tanggap Darurat
Banjir di Kalimantan Tengah meluas. Salah satu kabupaten bahkan menetapkan status tanggap darurat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir di Kalimantan Tengah meluas. Sebelumnya banjir melanda tiga kabupaten, kini sudah lima kabupaten terdampak banjir. Ribuan orang terdampak banjir, sebagiannya mulai mengungsi ke rumah-rumah kerabat. Kabupaten Murung Raya pun menetapkan status tanggap darurat banjir.
Pada Kamis (18/1/2024) pagi di Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Kalteng banjir merendam rumah warga dengan ketinggian mencapai hampir 2 meter. Harianto (39), warga Desa Bajuh di Kecamatan Kapuas Tengah, mengungkapkan, banjir terjadi selama dua hari belakangan. Dirinya sudah mengungsi ke rumah-rumah kerabatnya di tempat yang lebih aman karena rumah mereka sudah terendam banjir.
”Sudah tiap tahun begini. Kami mengungsi karena khawatir banjir seperti tahun 2019 itu rumah hampir tenggelam,” kata Harianto yang dihubungi dari Palangkaraya, ibu kota Kalteng, Kamis (18/1/2024).
Harianto menjelaskan, banjir mulai merendam sejak Selasa (16/1/2024) malam. Hujan tanpa henti membuat air Sungai Kapuas meluap lalu merendam ratusan rumah di Desa Bijuh, Kapuas Tengah.
Harianto pun pada Selasa malam mencoba bertahan, tetapi memutuskan mengungsi pada Rabu pagi sampai saat ini karena air sudah hampir 2 meter. ”Kami ke mana-mana naik kelotok (perahu kayu bermotor) untuk bawa barang-barang rumah,” ujarnya.
Selain di Kapuas, banjir juga melanda Kabupaten Gunung Mas. Erpiandi, warga Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, tak bisa pergi sekolah karena akses keluar desanya tertutup banjir. Banjir sudah terjadi sejak Rabu pagi.
Siswa SMAN 2 Tewah itu juga tidak bisa keluar dari desa untuk beraktivitas seperti biasa. Hal serupa juga dirasakan seluruh masyarakat Tewah.
Tiga kabupaten
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah mencatat banjir hanya melanda di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Murung Raya, Barito Selatan, dan Kotawaringin Barat. Kini ditambah dua kabupaten lagi, yakni Kapuas dan Gunung Mas.
Dari data tersebut setidaknya 32 desa terendam banjir dengan total 4.547 orang terdampak banjir atau 1.236 keluarga. Banjir juga merendam 71 bangunan dan fasilitas publik, mulai dari puskesmas, tempat ibadah, hingga sekolah. Banjir juga merendam setidaknya 1.206 rumah penduduk.
Kepala BPBPK Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, sampai saat ini penanganan banjir masih diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing daerah. Untuk Kabupaten Murung Raya, pemerintah daerah sudah menetapkan status tanggap darurat banjir.
”Kami (BPBPK Pemprov Kalteng) pada prinsipnya memberikan bantuan sampai saat ini belum ada pemerintah kabupaten yang mengajukan permohonan bantuan kepada kami,” kata Toyib.
Toyib menambahkan, pihaknya masih terus memantau perkembangan banjir di daerah-daerah. Ia berharap banjir bisa cepat surut.
Puncak musim hujan yang terjadi di Kalteng dibarengi dengan dengan petir atau kilat dan angin kencang.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Agung Sudiono menjelaskan, curah hujan di Januari berada dalam kriteria tinggi, yakni 300 milimeter sampai dengan 500 milimeter. Hujan dengan intensitas tinggi itu bakal melanda di seluruh kabupaten dan kota di Kalteng.
”Curah hujan yang diperkirakan akan mengalami kriteria tinggi ini seperti di sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya, sebagian Barito Utara bagian utara dan barat, Barito Selatan bagian selatan, serta sebagian besar Kabupaten Kapuas,” ujarnya.
Agung menambahkan, curah hujan tinggi juga diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat, Barito Utara bagian timur, Barito Selatan bagian utara, sebagian kecil Barito Timur, dan Kapuas bagian selatan.
”Puncak musim hujan yang terjadi di Kalteng dibarengi dengan dengan petir atau kilat dan angin kencang. Oleh karena itu, kepada masyarakat untuk tetap waspada dampak yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” katanya.