Bus Terperosok di Tol Pemalang, Dua Penumpang Tewas
Dua orang meninggal dalam kecelakaan bus di jalan tol Pemalang-Batang, Jateng. Pagar pengaman dinilai kurang aman.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Sebuah bus yang mengangkut puluhan penumpang terperosok setelah menabrak pagar pengaman jalan di Tol Pemalang- Batang, Jawa Tengah, Minggu (21/1/2024). Dalam kejadian itu, dua penumpang dilaporkan meninggal.
Kecelakaan menimpa bus PO Shantika dengan nomor polisi K-1736-CB sekitar pukul 12.30. Saat melintas di Kilometer 320+800 Jalur A, Desa Ampelgading, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang, bus trayek Jakarta-Jepara itu tiba-tiba oleng ke kiri. Bus kemudian membentur guardrail atau pagar pengaman jalan.
Setelah membentur pagar, bus terperosok ke underpass atau jalan bawah tanah di sekitar permukiman warga. Saat ditemukan warga, bus dalam posisi terbalik.
”Bus itu sedang melaju dari arah barat (Jakarta) ke timur (Semarang). Sesampainya di lokasi kejadian, pengemudi bus diduga tidak fokus saat mengemudikan kendaraannya,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng Komisaris Besar Stefanus Satake Bayu Setianto di Semarang.
Menurut Satake, bus itu mengangkut sekitar 23 orang. Dari jumlah itu, sebanyak dua penumpang dilaporkan meninggal di lokasi kejadian.
Belasan penumpang dan tiga awak bus dilaporkan selamat. Meski demikian, mereka alami luka ringan hingga berat.
Para korban telah dievakuasi oleh petugas gabungan dan dibawa ke sejumlah fasilitas layanan kesehatan terdekat. Para korban dirawat di Rumah Sakit Comal Baru di Ampelgading, Rumah Sakit Islam Al Ikhlas, Puskesmas Purwoharjo, dan Puskesmas Ampelgading.
Selain polisi dan warga setempat, petugas dari Basarnas Semarang juga turut membantu evakuasi korban dan kendaraan dalam kecelakaan itu. Menurut Kepala Kantor Basarnas Semarang Heru Suhartanto, upaya evakuasi sempat terkendala karena posisi bus terbalik.
”Setelah tim melakukan asesmen, bus akhirnya dikembalikan dalam posisi semula menggunakan crane. Akhirnya, seluruh korban bisa terevakuasi,"”ujar Heru.
Heru mengimbau masyarakat berhati-hati saat berkendara. Jika sedang lelah atau mengantuk, masyarakat disarankan beristirahat dulu. Jangan memaksakan diri berkendara karena hal itu bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Hampir semua desain pagar pengaman jalan yang ada di jalan-jalan tol belum memenuhi standar keamanan yang ideal.
Belum aman
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan mengatakan, hampir semua desain pagar pengaman jalan yang ada di jalan tol belum memenuhi standar keamanan yang ideal. Menurut Wildan, idealnya ada dua guardrail yang dipasang di pinggir-pinggir jalan tol untuk menekan fatalitas jika ada kecelakaan.
”Guardrail pertama itu yang saat ditabrak harus jebol. Guardrail itu (hendaknya) dipasang pada kondisi (yang) sisinya adalah ruang terbuka seperti di jalan tol, dimana hanya terdiri dari satu beam (lempengan besi), dan post-nya cuma ditanam," ucap Wildan.
Sementara itu, desain guardrail kedua disebut Wildan tidak boleh jebol. Lempengan besinya juga harus dobel dan post (kaki tiangnya) harus dicor sedalam satu meter.
”Jujur saya khawatir, hampir di semua ruas jalan tol yang sebelah sisinya adalah jurang semuanya menggunakan guardraill single beam dengan post hanya ditanam. Jika ada pengemudi yang lengah dan menabrak guardrail tersebut dapat dipastikan akan jebol dan meningkat fatalitasnya,” imbuh Wildan.
Wildan menambahkan, pihaknya sudah mengungkapkan kekhawatirannya itu berulang kali. Kekhawatirannya akan kondisi itu disampaikan dalam rapat-rapat dengan kepolisian, pengelola jalan tol, dan Jasa Marga.