Identitas Mayat Terbungkus Seprai di Cirebon Terkuak, Diduga Korban Pembunuhan
Misteri penemuan mayat yang terbungkus seprai di sungai Cirebon, Jawa Barat, mulai terkuak. Polisi belum berkomentar.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Misteri penemuan mayat yang terbungkus seprai di sungai wilayah Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai terkuak. Korban berjenis kelamin perempuan itu diduga merupakan korban pembunuhan. Polisi belum bersedia memberikan keterangan terkait kasus itu.
Jenazah korban ditemukan warga di Sungai Wanganayam, Desa Jatipura, Kecamatan Susukan, pada Rabu (10/1/2024) siang. Mayat yang terbungkus seprai dan terikat tali dari luar itu tersangkut di sampah. Lokasinya tepat di bawah jembatan kecil yang hanya muat satu mobil.
Awalnya, warga mengira itu hanya kasur atau sampah biasa. ”Kirain buangan (sampah) dari mana yang nyangkol. Enggak tahunya, (ternyata) korban. Warga langsung ramai. Ada yang telepon polisi,” ucap Lela (47), warga yang tinggal di dekat jembatan, saat ditemui di lokasi, Jumat (19/1/2024).
Video penemuan jenazah berbalut seprai itu pun tersebar di grup Whatsapp dan media sosial. Saat itu, Lela belum mengetahui identitas jenazah. Namun, katanya, polisi telah mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun dan RS Bhayangkara Indramayu.
”Saya juga ikut ke RSUD Arjawinangun. Setelah dibuka bungkusan mayatnya, kami tidak mengenali wajahnya,” ucap Kuwu (Kepala Desa) Bunder Rio Budiarto. Selain Rio, Kepala Desa Jatipura juga turut hadir. Keduanya datang karena lokasi penemuan mayat berada di perbatasan dua desa itu.
Rio tidak mengetahui apakah terdapat bekas kekerasan di tubuh korban. Namun, katanya, korban berjenis kelamin perempuan dengan usia sekitar 20 tahun. Pihaknya telah bertanya kepada sejumlah warga terkait penemuan mayat itu. Akan tetapi, warga juga tidak mengenali jenazah tersebut.
Pada Jumat (12/1/2024), katanya, polisi memakamkan jenazah di tempat pemakaman umum Desa Jatipura. Di batu nisannya terukir ”Wanita bin Rabo 10/1/2024”. Keesokan harinya, Sabtu, ia menerima laporan bahwa ada warga yang kehilangan anak dan menantunya.
”Setelah saya konfirmasi ke Pak S (yang melapor), ternyata dia kehilangan anak dan menantunya atau putus kontak sejak hari Minggu (7/1/2024). Antara pukul enam sore sudah tidak bisa dihubungi,” ungkap Rio. Atas kesepakatan keluarga, S kemudian melapor soal kehilangan dua warga itu kepada polisi.
Ketika melihat foto jenazah, menurut Rio, S cukup yakin bahwa korban adalah anaknya yang berinisial OP. Ciri-ciri anak S sama dengan jenazah tersebut. ”Berdasarkan keterangan orangtua, ada bekas kecelakaan di kakinya dan di jenazah kelihatan. Tanda lahir ada tahi lalat di wajah korban,” ujarnya.
Menurut Rio, keluarga menduga, OP adalah korban pembunuhan. Suami korban, MM, juga belum diketahui keberadaannya. Keluarga terakhir kali bertemu MM pada Minggu (7/1/2024) siang, tiga hari sebelum penemuan jenazah. Saat itu, MM menitipkan anaknya yang berusia sekitar satu tahun.
Ketika melihat foto jenazah, S cukup yakin bahwa korban adalah anaknya yang berinisial OP. Ciri-ciri anak S sama dengan jenazah tersebut.
Rio tidak mengenal lebih jauh soal MM dan OP. MM, katanya, selama ini membantu orangtuanya berdagang. Hingga kini, pihaknya juga belum mengetahui pasti keberadaan MM. ”Informasi yang berkembang belum kami dapatkan dari pihak kepolisian,” ucapnya.
Saat dimintai konfirmasi di kantornya terkait penemuan mayat yang diduga korban pembunuhan, Kepala Kepolisian Sektor Susukan Ajun Komisaris Dwi Susanto enggan berkomentar. Menurut dia, dua hari setelah temuan mayat, kasus itu ditangani oleh Kepolisian Resor Kota Cirebon.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polresta Cirebon Inspektur Satu Rusdwianto membenarkan bahwa kasus itu ditangani jajaran satuan reserse kriminal. Namun, ia belum bisa memberikan komentar. ”Nanti, saya sampaikan ke Ibu Kapolresta (Komisaris Besar Sumarni),” katanya lewat aplikasi pesan.