Banjir Melanda 32 Desa di Kalteng, 4.547 Orang Terdampak
Sebanyak 32 desa di tiga kabupaten di Kalimantan Tengah dilanda banjir. Ribuan warga terdampak bencana itu.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir tahunan kembali terjadi di Kalimantan Tengah selama beberapa hari terakhir. Setidaknya 4.574 orang terdampak banjir yang melanda 32 desa di tiga kabupaten di Kalteng. Di Kabupaten Kotawaringin Barat, ketinggian air mencapai 120 sentimeter sehingga warga mengungsi.
Bencana banjir terjadi hampir setiap tahun di Kalteng. Pada awal tahun ini, bencana hidrometeorologi tersebut melanda Kabupaten Kotawaringin Barat, Barito Selatan, dan Murung Raya.
Di Kotawaringin Barat, hujan lebat membuat Sungai Arut meluap. Mahuri (56), warga Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, menuturkan, banjir sudah terjadi sejak seminggu lalu. Air cepat surut, tetapi cepat juga naik.
”Sekarang ini air mulai masuk lagi ke jalan-jalan di sekitar desa. Kami sudah siap-siap sejak seminggu lalu, mulai merapikan barang elektronik sambil jaga-jaga. Apalagi hujan biasanya deras di malam hari,” kata Mahuri saat dihubungi dari Palangkaraya, Selasa (16/1/2024).
Mahuri menjelaskan, pada Kamis (11/1/2024), terdapat 10 keluarga yang terpaksa mengungsi ke salah satu masjid. Namun, mereka telah kembali ke rumah seiring banjir yang surut. ”Banjir di sini kan hampir tiap tahun dan selalu begitu, cepat surut tetapi naiknya juga cepat. Jadi, kami waspada terus,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Barat Martogi Sialagan menjelaskan, di kabupaten itu terdapat tiga kecamatan terdampak banjir, yakni Arut Selatan, Arut Utara, dan Kotawaringin Lama.
Walakin, saat ini, banjir sudah mulai surut. Namun, warga tetap diminta waspada. ”Ada yang mengungsi, yakni 10 keluarga dengan total 29 orang, tetapi saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing,” kata Martogi.
Dia menambahkan, banjir di Kotawaringin Barat terjadi karena intensitas hujan yang tinggi. ”Hujan terjadi sejak sore hingga dini hari. Proses evakuasi saat itu dilakukan malam hari,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, banjir berdampak pada 32 desa di tiga kabupaten. Di Barito Selatan, banjir melanda delapan desa di satu kecamatan.
Di Murung Raya, terdapat 13 desa di empat kecamatan yang terdampak banjir. Adapun di Kotawaringin Barat, banjir melanda 11 desa di tiga kecamatan.
Kami sudah siap-siap sejak seminggu lalu, mulai merapikan barang elektronik sambil jaga-jaga.
Total terdapat 4.547 orang dari 1.236 keluarga yang terdampak banjir. Banjir juga merendam 71 bangunan dan fasilitas publik, mulai dari puskesmas, tempat ibadah, hingga sekolah. Selain itu, banjir juga berdampak pada 1.206 rumah warga.
Kepala BPBPK Kalteng Ahmad Toyib menjelaskan, sampai saat ini, penanganan banjir masih diserahkan ke pemerintah kabupaten masing-masing. ”Kami turun (ke lokasi) jika ada permintaan back up dari kabupaten. Sejauh ini masih bisa ditangani,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Agung Sudiono, menjelaskan, pada Januari 2024, curah hujan di Kalteng tergolong tinggi, yakni mencapai 300 milimeter sampai dengan 500 milimeter.
”Curah hujan dengan kriteria tinggi ini diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya, sebagian Barito Utara bagian utara dan barat, Barito Selatan bagian selatan, dan sebagian besar Kabupaten Kapuas,” kata Agung.
Agung menambahkan, curah hujan tinggi juga diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat, Barito Utara bagian timur, Barito Selatan Bagian Utara dan sebagian kecil Barito Timur dan Kapuas bagian Selatan.
”Puncak musim hujan yang terjadi di Kalteng dibarengi dengan petir atau kilat juga angin kencang. Oleh karena itu, kepada masyarakat untuk tetap waspada dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” ujarnya.