PT KAI Tambah Prosedur Pengamanan, KNKT Mulai Kumpulkan Data
PT Kereta Api Indonesia meningkatkan prosedur pengamanan pascatabrakan antara KA Turangga dan KA Commuterline Bandung Raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung. Sejalan itu, penyelidikan mulai dilakukan oleh KNKT.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA, HELENA F NABABAN, FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·5 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Prosedur pengamanan tambahan diterapkan PT KAI di petak jalan antara Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur pascatabrakan antara Kereta Api Turangga dan Kereta Api Commuterline Bandung Raya di Cicalengka, Kabupaten Bandung. Hal itu dilakukan beriringan dengan investigasi kecelakaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang diperkirakan membutuhkan waktu tiga bulan.
Pada Jumat (5/1/2024), KA Turangga bertabrakan dengan KA Commuterline Bandung Raya di Km 181+700, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pukul 06.03. Empat orang tewas, sementara 37 orang luka-luka akibat kejadian tersebut.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, di Cicalengka, Sabtu (6/1/2024), memaparkan, prosedur pengamanan tambahan itu berupa penggunaan telepon, selain pengaturan sinyal, sebelum memberangkatkan kereta. Kereta di antara Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur tidak akan berangkat sebelum dinyatakan benar-benar aman.
”Kereta dari kedua arah bakal ditahan sampai mendapat warta aman dari stasiun berikutnya. Prosedur tambahan ini dilakukan karena kami belum tahu penyebab kecelakaan,” Soerjanto.
Menurut Soerjanto, kedua lokomotif yang bertabrakan kini telah dievakuasi dan siap diambil data perjalanannya untuk keperluan penyelidikan. Selain itu, KNKT akan memeriksa para petugas di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur.
”Kami akan wawancara para petugas, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka alami. Lalu, kami cocokkan dengan logger atau catatan di Haurpugur dan Cicalengka. Kami akan menganalisis kedua keterangan itu dan mencari penyebab kecelakaan,” ujarnya.
Investigasi tersebut, ucap Soerjanto, akan menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan keamanan dalam operasional kereta di Indonesia. Insiden di Cicalengka nantinya bakal menjadi pelajaran, tanpa menentukan siapa yang bersalah.
”KNKT tidak ada kaitannya dengan sanksi. Bahkan, nama masinis tidak akan kami tulis di laporan karena kami bukan menyelidiki kesalahan orang, tetapi menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi kejadian serupa di kemudian hari,” ujarnya.
Dia berharap penyelidikan ini hanya akan memakan waktu hingga tiga bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan investigasi akan berjalan lebih lama jika menemukan permasalahan kompleks dan harus dilakukan penelitian di laboratorium.
Secara terpisah, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional 2 Ayep Hanapi menjelaskan, investigasi KNKT akan difokuskan pada sistem operasi kereta di jalur petak jalan Cicalengka-Haurpugur. Petugas di Stasiun Cicalengka yang bertugas saat insiden akan diminta keterangan.
”Seharusnya ada antrean kereta dalam sistem satu jalur. Hal ini sesuai prosedur operasi di stasiun,” ungkap Ayep.
Pengamat Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Deddy Herlambang meminta KNKT melakukan investigasi mendalam terkait insiden Cicalengka. Nantinya, hasil investigasi harus dilaporkan ke publik agar semua pihak bisa mendapatkan pemahaman yang benar.
Sementara itu, lalu lintas kereta api di Stasiun Bandung, Stasiun Cicalengka, lokasi kecelakaan, berangsur pulih. Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan, setelah 11 kereta dari rangkaian KA Turangga dan sembilan kereta dari rangkaian KA Commuterline Bandung Raya dievakuasi, tim sudah memperbaiki jalur. Perbaikan dimulai Sabtu pukul 04.13 dan selesai pukul 06.30.
Joni menambahkan, kereta sudah bisa melewati jalur lokasi kecelakaan meski kecepatan terbatas, 20 kilometer per jam. KA pertama yang melintasi petak jalan Haurpugur-Cicalengka adalah Cikuray relasi Garut-Pasar Senen. Selain itu, KA Lodaya dari Solo Balapan ke Bandung masuk Stasiun Bandung sekitar pukul 09.00 WIB.
Ke depan, Joni mengatakan, KAI masih akan memperkuat tubuh rel. Hal ini bertujuan supaya kereta api dapat beroperasi dengan kecepatan normal kembali.
Ayep Hanapi mengatakan, penguatan dilakukan dengan mengganti lebih kurang 30 bantalan beton dan penambat rel serta perbaikan geometri. ”Bantalan beton yang diganti adalah yang retak hingga hancur karena kecelakaan,” kata Ayep.
Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba menyatakan, layanan Commuterline Bandung Raya sudah kembali beroperasi mulai Sabtu siang. Pasca-insiden, perjalanan Commuterline Bandung Raya hanya sampai Stasiun Rancaekek.
”Kini, Stasiun Cicalengka sudah melayani naik-turun pengguna,” kata Purba.
Commuterline Bandung Raya 352 menjadi KA pertama yang menuju Stasiun Cicalengka. Kereta berangkat dari Stasiun Padalarang pukul 09.20 dan tiba di Stasiun Cicalengka pukul 12.43.
Di Stasiun Cicalengka, kereta lokal dengan area Bandung Raya dan kabupaten lain di Jabar mulai beroperasi Sabtu siang. Kereta pertama mengangkut 12 penumpang ke Stasiun Padalarang di Bandung Barat sekitar pukul 13.00.
Cecep Perdana (49), warga Cicalengka, mengaku cemas menggunakan kereta setelah insiden kemarin. Ia berharap PT KAI bisa meningkatkan pelayanan kereta yang aman bagi masyarakat.
”Saya sebagai pengguna kereta berharap insiden tabrakan hingga keterlambatan kereta tak terjadi lagi di Jawa Barat. Sarana transportasi ini sangat membantu bagi semua kalangan masyarakat,” harap Cecep yang Sabtu pagi hendak pergi ke Purwakarta.
Yanti (45), warga Rancaekek, menjadi salah satu penumpang yang mengalami perjalanan panjang pascainsiden tabrakan. Ia berangkat dari Kediri, Jatim, Jumat dengan KA Kahuripan sekitar pukul 17.00.
”Normalnya, saya sampai Stasiun Kiaracondong pukul 05.30. Kemarin saya tiba pukul 09.00. Telatnya lama juga,” kata Yanti.
Pemberian santunan
Sementara itu, Jasa Raharja dan PT KAI memberikan santunan bagi ahli waris korban meninggal. Pemberian santunan dilakukan di kantor pusat KAI di Kota Bandung, Sabtu pagi. Jasa Raharja memberikan santunan masing-masing Rp 50 juta.
”Untuk korban luka, kami menerbitkan jaminan biaya perawatan maksimal Rp 20 juta yang dibayarkan kepada rumah sakit tempat korban dirawat,” kata Direktur Operasional Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana.
Selain itu, PT KAI juga memberikan santunan kepada masinis Julian Dwi Setiyono sebesar Rp 87 juta dan asisten masinis Ponisam sebesar Rp 96 juta. Sedangkan pramugara Ardiansyah dan anggota sekuriti Stasiun Cimekar,Enjang Yudi mendapat masing-masing Rp 13 juta dari KAI Service.
Sekretaris Perusahaan PT KAI Raden Agus Dwinanto mengatakan sangat berduka setelah kehilangan sejumlah petugas KA. ”Kami sangat mengapresiasi jasa mereka yang telah berkontribusi terhadap perusahaan,” ucap Agus.