Kawasan Kota Lama Banyumas Ditata untuk Tingkatkan Pariwisata
Kawasan Kota Lama Banyumas kian cantik setelah ditata oleh Kementerian PUPR. Diharapkan, penataan ini bisa mendongkrak pariwisata.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menata kawasan Kota Lama Banyumas, Jawa Tengah. Kawasan ini digadang-gadang menjadi titik wisata baru seperti Kota Lama Semarang. Penataan kawasan yang menelan anggaran hingga Rp 13,1 miliar itu diharapkan bisa mendongkrak pariwisata di Banyumas.
”Kami di PUPR ada program untuk revitalisasi kota-kota. Di Jawa Tengah ini ada juga di Lasem, Semarang, Dieng, Ambarawa, Solo,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono saat berkunjung ke Banyumas, Senin (1/1/2024).
Basuki menyampaikan, jajarannya sedang mengecek apakah ada pembangunan yang masih perlu disempurnakan. Meski demikian, Menteri PUPR berharap adanya atraksi budaya yang bisa digelar di kawasan ini. Dalam peninjauan, Basuki dan jajarannya berkeliling menggunakan dokar. ”Kalau event-nya tidak dikembangkan, ya mung dadi ngene tok (hanya jadi begini saja),” ujarnya.
Sebagaimana dicantumkan dalam papan informasi penataan kawasan ini, pekerjaan penataan dimulai Juni 2023 hingga Desember 2023 dan menelan biaya Rp 13,1 miliar. Pekerjaan melingkupi jakur pedestrian, peningkatan jalan, peningkatan drainase, vegetasi, street furniture, dan mekanikal elektrikal.
Disebutkan pula bahwa penataan ini bermanfaat untuk meningkatkan pariwisata, ekonomi, dan seni budaya. Kemudian, meningkatkan kualitas permukiman yang aman, nyaman, dan sehat.
Camat Banyumas Oka Yudhistira Pranayudha menyampaikan, setelah bangunan fisik ini selesai dibangun, selanjutnya adalah partisipasi masyarakat untuk mengembangkan kawasan ini. Kegiatan seni budaya menjadi salah satu kekuatan daya tarik yang akan dikembangkan.
”Fisik alhamdulillah sudah terwujud. Tinggal bagaimana peran serta masyarakat agar bangunan fisik yang dibantu PUPR ini bisa optimal. Dengan kekuatan masyarakat, pemberdayaan, nanti kita atur agar tidak kumuh. Kita sudah sepakat di sini bebas parkir dan bebas PKL, kemudian akan disiapkan kegiatan-kegiatan kreatif,” papar Oka.
Di sekitar Jalan Mruyung dan Jalan Pungkuran, Banyumas, sejumlah orang banyak berlalu-lalang. Mereka juga berfoto di beberapa sudut dengan latar bangunan tua. Tersedia lampu jalan dan bangku di area pedestrian. Sejumlah pohon sudah ditanam, tapi belum cukup besar untuk menaungi dari terik matahari.
Kalau event-nya tidak dikembangkan, ya mung dadi ngene tok.
Jika berkeliling di kawasan ini, pengunjung bisa menikmati aneka kuliner, seperti kupat tahu, mi goreng, juga mi yamie. Bangunan tua yang bisa dilihat, antara lain, sebuah kelenteng dan gereja Kristen.
Jika melongok ke dalam kawasan Kantor Kecamatan Banyumas atau di sebelah utara alun-alun, terdapat Museum Wayang Banyumas dan Rumah Lengger yang menjadi tempat berlatih para seniman.