Ratusan rumah rusak dan tiga warga terluka akibat gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 238 rumah rusak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, setelah tiga kali gempa bumi dangkal pada Minggu (31/12/2023). Tiga warga terluka dan 1.000 warga mengungsi akibat peristiwa ini.
Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, rumah yang rusak terdiri atas 100 unit rusak berat dan 138 unit rusak ringan. Rumah-rumah yang rusak itu tersebar di dua kecamatan, yakni Sumedang Utara dan Cimalaka.
”Daerah Babakan Hurip di Kecamatan Sumedang Utara yang terdampak paling parah,” kata Herman, Senin (1/1/2024).
Pihaknya memperkirakan 1.000 warga terdampak akibat kerusakan bangunan. Mereka telah dievakuasi ke tiga lokasi yang aman. ”Kami telah menyiapkan tenda darurat di tiga lokasi tersebut,” ujarnya.
Pemerintah daerah juga akan memeriksa rumah warga yang terdampak gempa. Warga yang rumahnya belum aman ditempati dievakuasi ke tenda darurat yang telah disiapkan pemerintah.
Tiga gempa bumi yang mengguncang Sumedang pada Minggu (31/12/2023) berkategori dangkal dengan kedalaman di bawah 10 kilometer.
Gempa pertama terjadi pukul 14.35 dengan kekuatan 4,1 Magnitudo. Pusat gempa 1 kilometer timur laut Sumedang dengan kedalaman 7 km. Gempa juga dirasakan di Kabupaten Garut, Kota Bandung, serta Kabupaten Subang.
Gempa selanjutnya berlangsung pukul 15.38 dengan kekuatan 3,4 Magnitudo. Lokasinya 3 km dari timur laut Sumedang dengan kedalaman gempa 6 km. Gempa ketiga pada pukul 20.34 dengan pusatnya di 2 km timur laut Sumedang dengan Magnitudo 4,8 pada kedalaman 5 km.
Pemkab Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat gempa bumi sejak Minggu malam dan membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga yang sementara mengungsi di tenda darurat.
”Diperkirakan fasilitas yang terdampak akan terus bertambah. Dilaporkan dampak gempa juga dialami warga di Sumedang Selatan,” tutur Herman.
Sebanyak 108 pasien dievakuasi ke halaman rumah sakit, sedangkan 45 pasien di bagian belakang rumah sakit.
Selain itu, 153 pasien RSUD Sumedang dievakuasi ke halaman dan bagian belakang rumah sakit. Hal ini disebabkan tiga bangunan rumah sakit mengalami keretakan dinding akibat gempa.
”Sebanyak 108 pasien dievakuasi ke halaman rumah sakit, sedangkan 45 pasien di bagian belakang rumah sakit. Sementara pelayanan di ruangan yang tak terdampak berjalan normal, " tambah Herman.
Sementara itu, Hadi Rahmat Hardjasasmita selaku Pranata Humas Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mengatakan, sebanyak empat fasilitas pendidikan dan satu fasilitas kesehatan yang terdampak di Sumedang. Jumlah warga yang mengalami luka ringan sebanyak tiga orang.
Ia mengungkapkan dampak gempa juga terjadi pada dua kecamatan Kabupaten Bandung, yakni Arjasari dan Cicalengka. Sebanyak satu fasilitas kesehatan dan satu unit rumah yang terdampak di Kabupaten Bandung.
”Kami telah berada di Sumedang pascagempa sejak Minggu malam. Kami mendirikan tenda darurat di sejumlah lokasi dan masih mendata jumlah rumah yang terdampak gempa,” ucap Hadi.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, pemicu gempa di Sumedang berasal dari sesar-sesar aktif di wilayah tersebut. Akan tetapi, ia belum bisa menyampaikan secara detail lokasi sesar yang memicu terjadinya gempa tersebut.
”Kami memprediksi bahwa ini adalah aktivitas dari sesar-sesar lokal yang ada di wilayah Sumedang. Namun, kami belum bisa menyampaikan bahwa ini dari sesar apa, tetapi yang jelas dari sesar-sesar aktif yang berada di sekitar Sumedang,” papar Rahayu.