Gunung Api Lewotobi Laki-laki di NTT Naik ke Level Siaga
Gunung api Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, naik dari level Waspada menjadi Siaga per 1 Januari 2024. Ratusan warga di dekat kaki gunung mengungsi ke sejumlah lokasi yang aman.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Kembali erupsi, gunung api Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Talibura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, naik status dari level Waspada menjadi Siaga per 1 Januari 2024. Warga Desa Duli Pali, Kecamatan Talibura, yang berada di lereng Gunung Lewotobi Laki-laki mengungsi ke sejumlah wilayah yang dinilai aman.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan dalam surat yang ditujukan kepada Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (1/1/2024), antara lain, menyebutkan, dari gunung api Lewotobi Laki-laki tampak asap. Kawah utama tertutup awan putih, kelabu, dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal. Asap ini memiliki ketinggian 100-800 meter dari puncak.
Pascaerupsi 23 Desember 2023, terlihat adanya rekahan di sebelah barat laut puncak sepanjang 160 meter. Rekahan ini mengeluarkan asap putih tebal setinggi 300 meter.
Senin (1/1/2024) terlihat pusat erupsi baru yang berasal dari rekahan di sebelah tenggara-selatan puncak Gunung Lewotobi Laki-laki. Saat ini cuaca di sekitar gunung cerah hingga hujan, angin berembus lemah sampai sedang ke arah utara, timur, tenggara, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara berkisar 19-32 derajat celsius.
”Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki serta mewaspadai terjadinya awan panas pada arah rekahan kawah. Dengan ini, tingkat aktivitas gunung dinaikkan dari Level II, Waspada, ke Level III, Siaga, terhitung 1 Januari 2024 pukul 04.00 Wita,” kata Hendra.
Hari ini sekitar 00.03 Wita, terjadi peningkatan gempa tremor menerus dengan amplitudo 7 milimeter. Terjadi letusan dengan tinggi 1.000-1.500 meter dari puncak. Kolom abu letusan berwarna putih , kelabu, hingga hitam.
Adapun potensi bahaya yang terjadi berupa erupsi eksplosif dengan jarak lontaran material erupsi lebih dari 3 km. Aktivitas erupsi yang lebih kuat dapat menyebabkan longsoran pada bagian rekahan dan terjadinya awan panas dengan jarak luncur 4 km ke arah barat laut, utara, selatan, dan tenggara.
Munculnya rekahan baru pada Senin ini menunjukkan aktivitas embusan asap kawah semakin melebar sehingga tingkat ancaman semakin meningkat.
Kegempaan yang meningkat sejak 12 Desember 2023 diikuti pula dengan gempa-gempa berkaitan dengan pergerakan fluida pada sistem hidrotermal. Kondisi ini diikuti dengan embusan yang mengindikasikan aktivitas vulkanik dangkal.
Pemerintah daerah hingga kini tetap berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung (wisatawan) diminta tidak beraktivitas apa pun dalam radius 3 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Aktivitas sekitar 4 km arah barat laut, utara, selatan, dan tenggara dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga tidak diperbolehkan.
Masyarakat takut karena sampai hari ini masih terjadi gemuruh dan letusan dari kawah gunung.
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Duli Pali, Kecamatan Talibura, Flores Timur, Francis Kromen mengatakan, Desa Duli Pali berjarak sekitar 3 km dari Gunung Lewotobi Laki-laki. Akibat erupsi Senin pagi ini, 199 keluarga mengungsi ke 33 lokasi yang dinilai aman. Mereka, antara lain, mengungsi ke Desa Bungawolo (25 keluarga), Boru (30), Hikong di perbatasan dengan Kabupaten Sikka (18), dan Desa Kringa (7).
”Di antara para pengungsi itu, ibu hamil tujuh orang, kelompok disabilitas tiga orang, lanjut usia 167 orang, anak bayi lima orang, dan penderita stroke tiga orang. (Warga) Mengamankan diri pada pukul 05.000 Wita sampai pukul 07.00 Wita, sambil membawa barang-barang berharga yang bisa diselamatkan. Masyarakat takut karena sampai hari ini masih terjadi gemuruh dan letusan dari kawah gunung,” kata Kromen.
Pengungsi membutuhkan bantuan berupa terpal (tenda), air bersih, selimut, beras, dan makanan siap saji, seperti mi instan.
Lahan pertanian warga, lanjutnya, masih aman. Meski terjadi hujan abu, itu belum menutupi tanaman yang ada. Tanaman pertanian seperti jagung dan kacang-kacangan pun masih kecil. Warga berharap segera ada hujan susulan sehingga bisa membersihkan abu vulkanik yang menyirami tanaman.
Pj Bupati Flores Timur Doris Rihi mengatakan telah mengirim sejumlah bantuan kepada pengungsi. Namun, karena tersebar di sejumlah lokasi, jumlah pengungsi perlu didata secara tepat. Bantuan yang hendak disampaikan berupa beras, mi instan, dan tandon air. ”Bantuan lain akan menyusul setelah melihat langsung kondisi pengungsi di lapangan,” katanya.