Abu vulkanik masih terus mengguyur permukiman penduduk yang berada dekat puncak gunung. Warga belum perlu untuk dievakuasi ke tempat yang aman.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Gunung api Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada Sabtu (23/12/2023). Status gunung yang mempunyai kembaran Gunung Lewotobi Perempuan itu kini berada pada level II atau Waspada.
Petrus Muda Kurang, Kepala Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, lewat sambungan telepon melaporkan, hingga Sabtu siang ini, abu vulkanik masih terus mengguyur desa mereka. Permukiman desa berpenduduk sekitar 1.130 jiwa itu berada paling dekat dengan puncak gunung, yakni lebih kurang 4 kilometer.
”Kami kena abu paling banyak sehingga masyarakat diminta tidak panik dan tetap mengenakan masker. Untuk sementara belum ada perintah evakuasi keluar dari kampung,” kata Petrus.
Menurut Petrus, selain menggunakan masker, masyarakat juga dilarang pergi ke kebun yang berada dekat dengan puncak gunung. Erupsi kecil itu dikhawatirkan diikuti erupsi lebih besar yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Ia menuturkan, gunung api aktif itu sering mengalami erupsi. Terakhir, erupsi terbesar yang memaksa warga harus dievakuasi terjadi pada tahun 1992. ”Kami trauma, tapi kami berusaha untuk beradaptasi. Kami selalu menunggu arahan dari pemerintah,” ucapnya.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan lewat siaran pers mengatakan, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi pada Sabtu sekitar pukul 07.14 Wita. Tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter hingga 1.500 meter di atas puncak. Adapun puncak gunung tersebut berada pada 2.584 meter di atas permukaan laut.
Data kegempaan gunung itu menunjukkan peningkatan pada periode 17 Desember hingga 23 Desember.
Data dari pos pengamatan menunjukkan, kolom erupsi berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 milimeter dengan durasi lebih kurang 24 menit.
Sebelum terjadi erupsi, data kegempaan gunung itu menunjukkan peningkatan pada periode 17 Desember hingga 23 Desember. Gempa vulkanik dalam terekam sebanyak 38 kali dan gempa vulkanik dangkal terekam 5 kali.
Gunung Lewotobi Laki-laki disebut mempunyai kembaran, yakni Gunung Lewotobi Perempuan. Dua gunung yang berjarak tidak sampai 1 kilometer itu sama-sama pernah meletus. Untuk Gunung Lewotobi Laki-laki, erupsi terakhir terjadi pada 12 Oktober 2002.
Hendra mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. Masyarakat diminta tetap tenang dengan mengikuti arahan dari pemerintah dan pihak berwenang yang terkait dengan kebencanaan.