Warga Jayapura Menunggu Matahari di Jembatan, Warga Jakarta Menunggu Pawai Dimulai
Antusiasme warga menunggu pergantian tahun mulai terlihat. Sejumlah tempat tujuan perayaan Tahun Baru di daerah mulai dipadati pengunjung.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat dari berbagai daerah antusias menyambut pergantian tahun di wilayahnya masing-masing. Di daerah, pemerintah menggelar berbagai ragam acara. Tak hanya itu, masyarakat juga memiliki caranya sendiri merayakan pergantian tahun.
Wartawan Kompas dari berbagai daerah memberikan laporan pengamatan juga informasi dari berbagai daerah di Indonesia. Reportase langsung itu bisa dilihat di laman Kompas.id, Minggu (31/12/2023).
Dari bagian timur Indonesia, warga Kota Jayapura, Papua, mulai memadati Jembatan Youtefa. Mereka menunggu matahari yang bakal tiba lebih cepat dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Meski masyarakat Jayapura mendatangi jembatan itu, aparat keamanan tetap berjaga agar lalu lintas di jembatan tidak terganggu. Mereka pun lebih cepat merayakan Tahun Baru.
Di Ambon, sebagian warga memilih wilayah Teluk Ambon, Maluku, untuk merayakan berakhirnya tahun 2023. Di sepanjang ruas pantai di teluk ini, berdiri banyak kafe yang dihuni warga, baik tua maupun muda. Tidak hanya itu, taman di bawah Jembatan Merah Putih pun ramai dikunjungi.
Sementara itu, di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, warga menghabiskan waktu di rumah untuk berkumpul bersama keluarga. Magdalena Oa Eda Tukan (30) memilih merayakan malam pergantian Tahun Baru dengan berkumpul bersama keluarga, masak dan makan bersama.
Di Nusa Tenggara Barat, kembang api sudah mulai mewarnai langit Kota Mataram sejak Minggu petang. Antusiasme warga telah terlihat sejak sore hari. Mereka menunggu di Pantai Ampenan, Kota Mataram.
Perayaan sederhana juga terlihat di beberapa tempat di Sidoarjo, Jawa Timur. Beberapa orang memilih untuk menunggu pergantian Tahun Baru dengan bakar ikan di kompleks rumah.
Perayaan sederhana terlihat pula di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sekitar 13 kilometer dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) ada Wafi (24), seorang barista di kafe bernama Kopi Raden. Ia menghabiskan malam tahun baru dengan tetap bekerja seperti biasa. Ia berharap IKN segera jadi sehingga kafe-kafe di sekitar turut merasakan dampak positifnya. Ia juga berharap ada pelatihan barista bagi warga sekitar karena jumlah kafe di sekitar IKN masih sangat sedikit.
Perayaan meriah terlihat di sekitar Jakarta. Dari pantauan Kompas di FX Sudirman, warga mulai menikmati malam bebas kendaraan bermotor atau car free night. Ada yang menikmatinya dengan jalan santai, menyaksikan pertunjukan musik, ataupun berolahraga. Malam bebas kendaraan diberlakukan karena akan ada karnaval dari Monas hingga FX Sudirman pada malam perayaan Tahun Baru.
Di Bundaran HI, pemerintah menggelar ”Malam Muda Mudi, Jakarta Kota Global”. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Andhika Permata menyampaikan makna ”Jakarta Kota Global” saat ditemui di Halte Bundaran HI, Minggu malam. Menurut dia, Jakarta akan tetap menjadi Kota Bisnis dan juga Kota Ekonomi.
”Sesuai yang dikatakan Presiden soal kota Jakarta, di mana akan bertambah banyak pergerakan orang di sini sehingga harus menjadi Kota Global,” jelas Andhika.
Pertunjukan yang menjadi bagian dari acara pergantian tahun Malam Muda Mudi, Jakarta Kota Global ini digelar empat kali, dimulai pukul 20.00. Setelah itu, water mist show digelar lagi pada pukul 21.00. Dua jam menjelang pergantian tahun, water mist akan dilengkapi pertunjukan video 3D di The Plaza dengan tema Indonesia Sendratari dan transformasi kota Jakarta.
Ribuan warga juga mendatangi Monumen Nasional (Monas). Di tempat ini, pemerintah mengadakan beberapa panggung hiburan. Sejumlah penyanyi turut menyemarakkan panggung hiburan ini, salah satunya Shabrina Leonita. Selain acara musik, juga akan ada karnaval.
Pemberangkatan karnaval dari Monas ke Bundaran HI molor. Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, yang sedianya akan memberangkatkan karnaval, ditunggu hingga pukul 21.41 belum juga datang. Karnaval sedianya berangkat pukul 21.00.
Masyarakat yang hendak merayakan Tahun Baru di kawasan Monas sebagian memilih berteduh dari hujan di Stasiun Juanda. Setelah hujan reda, mereka baru akan bergerak ke Monas.
”Kami memilih menunggu hujan reda di sini. Di dekat Monas susah cari tempat berteduh yang aman. Jadinya kami di sini dahulu,” kata Panji (48), warga Cikarang. Saat itu ia hendak merayakan Tahun Baru di Monas bersama istri dan dua anaknya.
Meski sempat hujan, masyarakat menunggu untuk bisa ke Monas. Setelah reda, warga berbondong-bondong menikmati pertunjukan di Monas sembari menunggu pergantian tahun.