Malang-Batu Macet, Masih Ada Pilihan Wisata Lain dan Jalur Alternatif
Setiap musim libur, Malang Raya dibanjiri wisatawan. Pilihlah rute dan lokasi wisata alternatif agar terhindar kemacetan.
Menghabiskan akhir tahun di Malang Raya selalu menjadi pilihan banyak orang. Banyak tempat bisa dikunjungi di daerah berhawa sejuk pegunungan ini. Tak ayal, setiap akhir tahun, Malang Raya (sebutan untuk tiga daerah, yaitu Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang) akan disesaki oleh wisatawan dalam dan luar kota.
Kota Batu dengan beragam lokasi wisatanya masih menjadi magnet wisatawan. Namun, ada juga beberapa wisata alternatif di Malang Raya yang bisa dipilih ketika kemacetan di Kota Batu memuncak.
Lokasi favorit di Kota Batu, salah satunya, adalah Alun-alun Kota Batu. Alun-alun selalu menjadi tujuan utama karena merupakan tempat wisata gratis, tetapi dengan beberapa fasilitas.
Misalnya anak-anak bisa bermain di playground atau tempat bermain, bisa bermain air mancur, atau berfoto di beberapa spot foto yang ada. Jika ingin menikmati Kota Batu dari ketinggian, pengunjung bisa naik bianglala di sana dengan membayar tiket tersendiri.
Alun-alun Kota Batu semakin menarik minat wisatawan umum karena di sana banyak orang berjualan makanan dan minuman, serta di depannya ada masjid sehingga orang bisa beribadah saat waktunya tiba. Dengan segala ”fasilitas” menarik itu, kawasan Alun-alun Kota Batu pasti akan padat setiap musim liburan.
Baca juga: Pohon, Taman, dan Oasis Penyembuhan Warga
Di luar lokasi wisata itu, ada beberapa tempat wisata berbayar yang tetap laris dan dipenuhi pengunjung saat masa liburan. Misalnya Jatim Park, Selecta, air terjun Coban Rondo, dan kawasan wisata Paralayang.
Banyaknya jumlah wisatawan ke Malang Raya membuat jalanan di Kota Batu setiap akhir pekan, apalagi saat libur panjang seperti libur Natal dan Tahun Baru seperti saat ini, selalu macet.
Jalanan langganan macet misalnya jalur Dinoyo-Tlogomas-Jalan Dadaprejo-pertigaan Pendem Kota Batu-hingga ke Kota Batu. Jalur padat lain, misalnya, melalui Karanglo-Karangploso-pertigaan Jalan Bukit Berbunga-hingga ke Kota Batu.
Dari arah barat, yaitu jalur dari arah Pujon (Kabupaten Malang)-Kota Batu, biasanya juga padat merayap. Tak heran saat libur panjang biasanya kemacetan dari dan menuju Kota Batu selalu terjadi.
Oleh karena itu, jika ingin menghindari kemacetan, pengunjung sebaiknya memilih jalur dan lokasi wisata alternatif yang tak jauh dari Kota Batu. Sebenarnya ada jalan alternatif bisa dipilih, yaitu jalan lingkar barat Kota Batu (Jalinbar Batu).
Jalan ini biasanya belum banyak orang luar kota paham dan biasanya lebih longgar. Untuk bisa menjangkaunya, pengunjung bisa masuk melalui kawasan Dau (Kabupaten Malang) lalu masuk ke Desa Oro-oro Ombo, kemudian bisa terus ke arah beberapa tempat wisata di Kota Batu.
Baca juga : Mengalahkan Ketakutan Menikmati Ketinggian di Malang Raya
Oleh karena disiapkan sebagai jalan lingkar, jalur ini cukup besar, bahkan muat untuk dilewati bus dan truk (dua arah). Hanya saja, jalannya sedikit naik turun dengan beberapa tanjakan kecil di sejumlah titik.
Lebih menariknya lagi, di jalur yang belum banyak diketahui orang luar kota tersebut, terdapat tempat wisata alam murah meriah yang tak kalah menarik dengan Kota Batu, yaitu wisata Bumi Perkemahan Bedengan dan wisata petik jeruk Selorejo.
Meski disebut bumi perkemahan, pengunjung sebenarnya tidak harus berkemah. Wisatawan bisa sekadar duduk menikmati hijaunya hutan pinus dan bermain di jernihnya air sungai yang berasal dari mata air kawasan perbukitan di kaki Gunung Kawi.
Kebun Raya Purwodadi adalah lingkungan konservasi eks situ yang menyimpan banyak koleksi tanaman, terutama tanaman langka dari seluruh Indonesia.
Tiket masuk Bedengan hanya Rp 10.000 (tidak menginap) per orang dan Rp 15.000 (untuk berkemah). Jika berkemah pun, jangan khawatir, pengelola tetap menyediakan aliran listrik sehingga pengunjung yang harus mengisi daya listrik tetap terfasilitasi. Tentu, dengan membayar ongkos tertentu.
Tidak jauh dari Bedengan, ada kebun jeruk milik warga di Desa Selorejo, Dau, Kabupaten Malang. Di sana juga dijadikan semacam agrowisata petik jeruk dengan tiket masuk sekitar Rp 35.000. Di sini, pengunjung boleh mencicipi jeruk dan bisa membeli jeruk dengan jumlah yang diinginkan.
Menariknya, dua lokasi ini searah dengan Jalinbar Kota Batu sehingga tempat wisata ini bisa menjadi pilihan saat kemacetan sudah tak terbayangkan. Jika arus sangat padat, kemacetan di jalur utama Malang-Batu bisa berjam-jam.
Baca juga : Liburan Akhir Tahun dan Kuliner Wajib di Kota Malang
Kebun raya
Jika Anda dari luar kota Malang dan mengetahui bahwa arah Kota Batu macet total, Anda yang berasal dari luar kota dan sedang berada di jalan tol bisa memilih turun di pintu tol Purwodadi, Pasuruan.
Di depan pintu keluar tol, Anda bisa langsung menuju tempat wisata alternatif, yaitu Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan. Daerah ini bersebelahan dengan pintu masuk Malang dari arah Surabaya.
Kebun Raya Purwodadi adalah lingkungan konservasi eks situ yang menyimpan banyak koleksi tanaman, terutama tanaman langka dari seluruh Indonesia. Fungsi kebun raya itu adalah konservasi, penelitian, jasa lingkungan, wisata, dan edukasi.
Kebun Raya Purwodadi didirikan pada 30 Januari 1941 oleh Dr LGM Baas Becking. Luas area Kebun Raya Purwodadi 85 hektar dengan 2.000-an jenis tanaman koleksi dataran rendah kering, seperti jenis anggrek, polong-polongan, mangga, paku-pakuan, pisang, palem, tanaman obat, serta herbarium dan tanaman berbiji.
”Kalau Malang Raya sudah sangat macet, kami memilih wisata ke pinggiran, yaitu ke Kebun Raya Purwodadi. Di sini tempatnya nyaman dan segar karena banyak tumbuhan. Anak-anak pun bisa bermain bebas dan bersepeda dengan riang,” kata Hera Rahmawati (40), warga Singosari Malang, yang memilih kebun raya sebagai alternatif wisata saat liburan.
Baca juga : Perayaan Natal 2023
Kebun Raya Purwodadi memang menjadi salah satu destinasi wisata akhir tahun kali ini. Kenaikan jumlah pengunjung kebun raya terjadi sejak Sabtu, 16 Desember 2023.
Peningkatan jumlah pengunjung terus terjadi hingga seminggu kemudian. Selain warga lokal sekitar kebun raya, pengunjung juga ramai dengan rombongan wisatawan luar kota.
”Pada libur Natal dan Tahun Baru kali ini, kami menargetkan jumlah pengunjung meningkat lebih dari 50 persen. Saat ini peningkatan pengunjung sudah mencapai 35 persen. Kami perkirakan peningkatan pengunjung akan terjadi lagi pada 29-31 Desember 2023,” kata General Manager Kebun Raya Purwodadi Galendra Jaya.
Menurut Galendra, berdasarkan pengalaman libur Natal dan Tahun Baru pada tahun lalu, sinergisitas Kebun Raya Purwodadi bersama pemerintah daerah terbilang sangat baik, terutama dalam pengaturan arus pengunjung yang datang ke kebun raya.
Arus keluar masuk lokasi wisata ditata baik sehingga baik pengguna jalan maupun wisatawan tetap merasa nyaman.
Kebun Raya Purwodadi merupakan salah satu kebun raya yang dikelola oleh mitra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yaitu PT Mitra Natura Raya (bagian dari kelompok Kompas Gramedia).
Perusahaan ini merupakan pengelola empat kebun raya di Tanah Air, yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Bali, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Purwodadi.
”Kami berharap kebun raya menjadi destinasi paling diminati dibanding destinasi wisata lainnya. Untuk libur Natal dan Tahun Baru pada tahun ini diperkirakan empat kebun raya tersebut tetap menjadi magnet dengan peningkatan pengunjung sekitar 100.000 orang,” kata Zaenal Arifin, general manager corporate communication empat kebun raya.
Nah, menarik, bukan? Meski akan selalu dipadati wisatawan, berlibur di Malang Raya dan sekitarnya tetap menjadi pilihan.
Baca juga : Menghirup Aroma Senja di Kebun Raya Purwodadi